Sabtu, 21 Juli 2012

Belajar Dari Gufi


Gufi akan berulang tahun.  Dia sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahunnya. Salah satu persiapan yang dia lakukan adalah: meniup balon. Lalu, ketika Gufi, Karel, dan Klarabela sedang berbincang-bincang mengenai ulang tahun, Karel menceritakan kebiasaan yang selalu dia lakukan setiap ulang tahun: membuat daftar pencapaian terhebat. Gufi pun terinspirasi untuk membuat daftar pencapaian seperti Karel. Mendengar hal itu, Klarabela langsung menyeret Karel keluar rumah dan memprotes tindakannya. Menurutnya, ide Karel bisa merusak ulang tahun Gufi. Gufi tidak akan bisa membuat daftar pencapaiannya. Kata Klarabela, “Dia tidak punya pekerjaan, tak punya pacar, dan dia bahkan tak punya teman-teman kelas tinggi seperti diriku.” Karel juga menyahut, “Atau keahlian teknik tinggi seperti diriku! Dia tak punya pencapaian tinggi seperti kita!” Hehehe, narsis sekali mereka berdua.

Akhirnya Karel dan Klarabela pun bekerjasama untuk membuat Gufi melakukan hal hebat agar bisa dituliskan dalam daftar pencapaiannya. Pertama, Karel mengajak Gufi ke bengkelnya. Sayangnya Gufi malah mengacaukan mobil salah satu pelanggan Karel. Untungnya Karel segera melakukan perbaikan pada mobil tersebut secepat kilat. Pelanggan tersebut terkesan pada keahlian Karel lalu menawarkan order perawatan mobil-mobil di perusahaannya.

Setelah Karel gagal membuat Gufi melakukan hal hebat, giliran Klarabela berusaha membantu Gufi. Dia merancang kencan perjodohan untuk Gufi. Menurutnya, punya pacar adalah pencapaian besar. Klarabela yang aneh. Apa hebatnya punya pacar? Ah, sudahlah. Kita lanjutkan ceritanya. Ada tiga orang yang berkenalan dengan Gufi. Tidak ada yang cocok. Klarabela tetap ngotot untuk mencarikan pasangan untuk Gufi. Melihat kegigihan Klarabela, pemilik kafe kencan tempat mereka berada menganggap bahwa Klarabela cocok jadi mak comblang di kafe tersebut. Dia pun ditawari pekerjaan.

Keesokan harinya Karel dan Klarabela datang ke pesta ulang tahun Gufi. Mereka mengira Gufi akan bersedih karena tidak bisa melakukan hal hebat sementara kedua sahabatnya mendapatkan kontrak besar dan pekerjaan hebat di depan matanya. Dan ketika mereka tiba di rumah Gufi, dia baru saja hendak membacakan daftar pencapaiannya. Lalu, apa saja pencapaian yang ada di daftarnya? Kata Gufi, “Pertama, aku menolong Karel mendapatkan kontrak kerja besar, dan kemudian aku menolong Klarabela mendapat pekerjaan! Dan di atas itu, aku meniup 512 balon! Dalam satu hari! Keren, kan?”

Cerita di atas kusadur dari Album Donal Bebek edisi 1602. Bagiku cerita tersebut sangat menarik. Melihat sikap Klarabela dan Karel membuatku merasa disentil. Kadangkala memang ada manusia yang bersikap seperti mereka berdua: merasa bangga dengan pencapaiannya sendiri sehingga meremehkan orang lain yang tidak meraih apa yang mereka raih. Mereka berdua juga cenderung sok tahu. Mereka menggunakan sudut pandang mereka sendiri tentang sesuatu yang hebat, lalu berusaha membuat orang lain (dalam hal ini Gufi) merasa hebat, tapi hebatnya menurut sudut pandang mereka berdua. Padahal, masing-masing orang bisa saja memaknai kata “hebat” secara berbeda. Bisa jadi, bagi Gufi, bekerja di bengkel Karel dan punya pacar bukanlah sesuatu yang hebat dan membanggakan. Dalam hal kebahagiaan juga begitu. Sesuatu yang bisa membuat kita sangat bahagia, bia jadi bagi orang lain adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, atau sebaliknya.

Dan satu lagi yang kusuka dari cerita ini. Sifat Gufi yang memandang sisi baik dari segala hal. Dia tidak melihat kegagalannya dalam bekerja di bengkel Karel melainkan justru melihat keberhasilan Karel mendapatkan kontrak. Dia juga tidak melihat kegagalan kencan yang dirancang Klarabela melainkan justru melihat keberhasilan Klarabela yang mendapat pekerjaan. Alangkah enaknya hidup kalau berpikiran seperti itu... Eh, tapi aku punya satu pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab. Kenapa Gufi bisa bicara sedangkan Pluto tidak? Mereka bukannya sama-sama anjing? Ah, sudahlah. Lupakan.

26 komentar:

  1. betul sekali nih... melihat keberhasilan teman lebih baik daripada menunjukan kegagalannya....

    saya juga tidak tahu kenapa pluto tidak bisa bicara hehehhe?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup. Belum tentu juga teman itu merasa gagal.

      Hapus
  2. dari tiap kegagalan jadi mempunyai hikmah ya mbak, betul juga apa kata gufi tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Selalu ada hikmah (sisi positif) dari setiap kejadian.

      Hapus
  3. bloper donal bebek memang kayak gitu... ada binatang bisa bicara, sementara binatang lain tidak :D

    semua orang punya ukuran kesuksesan masing-masing :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aneh. Mestinya kalo bisa ngomong satu, ya bisa semua. Lebih aneh lagi si nenek. Bebek, kok, angon babi, sapi, dll :D
      Btw, bloper apaan?

      Yup. Kalau menurut ukuran kita belum sukses, bisa jadi menurut yang lain udah luar biasa.

      Hapus
  4. Untuk memotivasi diri kita dengan melihat keberhasilan orang lain ya mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo kasus ini kayaknya bukan memotivasi melainkan untuk lebih positive thinking dan bersyukur.

      Hapus
  5. Betul, identifikasi HEBAT beda2 :)
    Herannya ya cerita anak2 luar, sudah ditanamkan kalo punya pacar itu HEBAT. Tapi btw, pelajaran moralnya ada juga sih tapi halus begitu. Bagaimana kalo yang ditangkap anak2 pengertian bahwa punya pacar itu hebat. Dan bukan bahwa sikap Klara dan Klarabella itu salah?
    Kacau ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejauh yang saya baca selama ini, cerita Donal Bebek memang kurang cocok buat anak-anak. Ada unsur pacaran dan rebutan pacar (Donal dan Untung rebutan Desi), ada unsur materialisme berlebihan bahkan ada yang menganggapnya kapitalis (Paman Gober), ada unsur sihir (Mimi Hitam). Ini cocoknya untuk pembaca yang benar-benar sudah bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Bukan berarti saya meremehkan kemampuan anak-anak dalam menyaring, tapi mereka masih polos kayanya, jadi mudah terpengaruh.

      Hapus
  6. hiks, kalau ada yang berbicara tentang pencapaian di ulang tahun, saya jadi merasa sedih, kerena di ulang tahun saya yang kesekian kalinya ini, entah apa yang pernah saya capai :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa nggak ada? Jangan mengecilkan prestasi sendiri.

      Hapus
  7. yg sy suka dr gufi adalah sikapnya yg selalu gembira & optimis..

    BalasHapus
  8. mungkin di dunia donal bebek itu hewan2 juga ada tingkatannya, ada yang bisa ngomong dan jalan 2 kaki kyk manusia, ada yang tingkatnya memang cuman jadi hewan peliharaan aja. lah masa nanti hewan peliharaannya manusia wkwkwwk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetep aneh aja ngeliatnya ada anjing yang bisa ngomong ada yang nggak. Coba kalo dibikin peliharaannya itu manusia *eh?

      Hapus
  9. yah bener mbak, bahagia, hebat, baik atau apapun itu adalah tergantung darimana kita menilai dan melihat. dan kita sendiri tidak bisa memaksakan orang lain untuk ikut merasakan apa yang sedang kita rasa. hmm, komennya kok rada gk nyambung yaa??

    BalasHapus
  10. suka baca tulisan ini, kadang aku suka berada diposisi Karel dan Klarabela.. maksud hati ingin membantu teman, apa daya malah aku yang terbantu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, seneng dong yah, niatnya mau bantu malah terbantu :p

      Hapus
  11. Harus selalu belajar dari kegagalan :)

    BalasHapus
  12. Walt Disney emang selalu worth it cerita2nya... ^^

    BalasHapus
  13. gufi itu anjing antrofomorfis (sebutan untuk karakter binatang yang tapi dipersonifikasikan seperti manusia) sementara Pluto digambarkan sebagai anjing normal. Kurang lebih sama seperti Hello Kitty yang meskipun kucing tapi memelihara kucing bernama Charmmy Kitty

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ogituuuuuu.. Tapi, tetep aneh ya, ada yang dipersonifikasi ada yang enggak :D

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!