Gufi akan
berulang tahun. Dia sedang sibuk
mempersiapkan pesta ulang tahunnya. Salah satu persiapan yang dia lakukan
adalah: meniup balon. Lalu, ketika Gufi, Karel, dan Klarabela sedang
berbincang-bincang mengenai ulang tahun, Karel menceritakan kebiasaan yang
selalu dia lakukan setiap ulang tahun: membuat daftar pencapaian terhebat. Gufi
pun terinspirasi untuk membuat daftar pencapaian seperti Karel. Mendengar hal
itu, Klarabela langsung menyeret Karel keluar rumah dan memprotes tindakannya. Menurutnya,
ide Karel bisa merusak ulang tahun Gufi. Gufi tidak akan bisa membuat daftar
pencapaiannya. Kata Klarabela, “Dia tidak punya pekerjaan, tak punya pacar, dan
dia bahkan tak punya teman-teman kelas tinggi seperti diriku.” Karel juga
menyahut, “Atau keahlian teknik tinggi seperti diriku! Dia tak punya pencapaian
tinggi seperti kita!” Hehehe, narsis sekali mereka berdua.
Akhirnya Karel
dan Klarabela pun bekerjasama untuk membuat Gufi melakukan hal hebat agar bisa
dituliskan dalam daftar pencapaiannya. Pertama, Karel mengajak Gufi ke
bengkelnya. Sayangnya Gufi malah mengacaukan mobil salah satu pelanggan Karel. Untungnya
Karel segera melakukan perbaikan pada mobil tersebut secepat kilat. Pelanggan tersebut
terkesan pada keahlian Karel lalu menawarkan order perawatan mobil-mobil di
perusahaannya.
Setelah Karel
gagal membuat Gufi melakukan hal hebat, giliran Klarabela berusaha membantu
Gufi. Dia merancang kencan perjodohan untuk Gufi. Menurutnya, punya pacar
adalah pencapaian besar. Klarabela yang aneh. Apa hebatnya punya pacar? Ah,
sudahlah. Kita lanjutkan ceritanya. Ada tiga orang yang berkenalan dengan Gufi.
Tidak ada yang cocok. Klarabela tetap ngotot untuk mencarikan pasangan untuk
Gufi. Melihat kegigihan Klarabela, pemilik kafe kencan tempat mereka
berada menganggap bahwa Klarabela cocok jadi mak comblang di kafe tersebut. Dia
pun ditawari pekerjaan.
Keesokan harinya
Karel dan Klarabela datang ke pesta ulang tahun Gufi. Mereka mengira Gufi akan
bersedih karena tidak bisa melakukan hal hebat sementara kedua sahabatnya
mendapatkan kontrak besar dan pekerjaan hebat di depan matanya. Dan ketika mereka
tiba di rumah Gufi, dia baru saja hendak membacakan daftar pencapaiannya. Lalu,
apa saja pencapaian yang ada di daftarnya? Kata Gufi, “Pertama, aku menolong
Karel mendapatkan kontrak kerja besar, dan kemudian aku menolong Klarabela
mendapat pekerjaan! Dan di atas itu, aku meniup 512 balon! Dalam satu hari! Keren,
kan?”
Cerita di
atas kusadur dari Album Donal Bebek edisi 1602. Bagiku cerita tersebut sangat
menarik. Melihat sikap Klarabela dan Karel membuatku merasa disentil. Kadangkala
memang ada manusia yang bersikap seperti mereka berdua: merasa bangga dengan
pencapaiannya sendiri sehingga meremehkan orang lain yang tidak meraih apa yang
mereka raih. Mereka berdua juga cenderung sok tahu. Mereka menggunakan sudut
pandang mereka sendiri tentang sesuatu yang hebat, lalu berusaha membuat orang
lain (dalam hal ini Gufi) merasa hebat, tapi hebatnya menurut sudut pandang
mereka berdua. Padahal, masing-masing orang bisa saja memaknai kata “hebat”
secara berbeda. Bisa jadi, bagi Gufi, bekerja di bengkel Karel dan punya pacar
bukanlah sesuatu yang hebat dan membanggakan. Dalam hal kebahagiaan juga
begitu. Sesuatu yang bisa membuat kita sangat bahagia, bia jadi bagi orang lain
adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, atau sebaliknya.
Dan satu
lagi yang kusuka dari cerita ini. Sifat Gufi yang memandang sisi baik dari
segala hal. Dia tidak melihat kegagalannya dalam bekerja di bengkel Karel
melainkan justru melihat keberhasilan Karel mendapatkan kontrak. Dia juga tidak
melihat kegagalan kencan yang dirancang Klarabela melainkan justru melihat keberhasilan
Klarabela yang mendapat pekerjaan. Alangkah enaknya hidup kalau berpikiran
seperti itu... Eh, tapi aku punya satu pertanyaan yang sampai sekarang belum terjawab. Kenapa Gufi bisa bicara sedangkan Pluto tidak? Mereka bukannya sama-sama anjing? Ah, sudahlah. Lupakan.
betul sekali nih... melihat keberhasilan teman lebih baik daripada menunjukan kegagalannya....
BalasHapussaya juga tidak tahu kenapa pluto tidak bisa bicara hehehhe?
Yup. Belum tentu juga teman itu merasa gagal.
Hapusdari tiap kegagalan jadi mempunyai hikmah ya mbak, betul juga apa kata gufi tuh
BalasHapusIya. Selalu ada hikmah (sisi positif) dari setiap kejadian.
Hapusbloper donal bebek memang kayak gitu... ada binatang bisa bicara, sementara binatang lain tidak :D
BalasHapussemua orang punya ukuran kesuksesan masing-masing :)
Iya, aneh. Mestinya kalo bisa ngomong satu, ya bisa semua. Lebih aneh lagi si nenek. Bebek, kok, angon babi, sapi, dll :D
HapusBtw, bloper apaan?
Yup. Kalau menurut ukuran kita belum sukses, bisa jadi menurut yang lain udah luar biasa.
Untuk memotivasi diri kita dengan melihat keberhasilan orang lain ya mbak.
BalasHapusKalo kasus ini kayaknya bukan memotivasi melainkan untuk lebih positive thinking dan bersyukur.
HapusBetul, identifikasi HEBAT beda2 :)
BalasHapusHerannya ya cerita anak2 luar, sudah ditanamkan kalo punya pacar itu HEBAT. Tapi btw, pelajaran moralnya ada juga sih tapi halus begitu. Bagaimana kalo yang ditangkap anak2 pengertian bahwa punya pacar itu hebat. Dan bukan bahwa sikap Klara dan Klarabella itu salah?
Kacau ya :)
Sejauh yang saya baca selama ini, cerita Donal Bebek memang kurang cocok buat anak-anak. Ada unsur pacaran dan rebutan pacar (Donal dan Untung rebutan Desi), ada unsur materialisme berlebihan bahkan ada yang menganggapnya kapitalis (Paman Gober), ada unsur sihir (Mimi Hitam). Ini cocoknya untuk pembaca yang benar-benar sudah bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Bukan berarti saya meremehkan kemampuan anak-anak dalam menyaring, tapi mereka masih polos kayanya, jadi mudah terpengaruh.
Hapushiks, kalau ada yang berbicara tentang pencapaian di ulang tahun, saya jadi merasa sedih, kerena di ulang tahun saya yang kesekian kalinya ini, entah apa yang pernah saya capai :(
BalasHapusMasa nggak ada? Jangan mengecilkan prestasi sendiri.
Hapusyg sy suka dr gufi adalah sikapnya yg selalu gembira & optimis..
BalasHapusIya. Kaya nggak pernah sedih :D
Hapusmungkin di dunia donal bebek itu hewan2 juga ada tingkatannya, ada yang bisa ngomong dan jalan 2 kaki kyk manusia, ada yang tingkatnya memang cuman jadi hewan peliharaan aja. lah masa nanti hewan peliharaannya manusia wkwkwwk....
BalasHapusTetep aneh aja ngeliatnya ada anjing yang bisa ngomong ada yang nggak. Coba kalo dibikin peliharaannya itu manusia *eh?
Hapusyah bener mbak, bahagia, hebat, baik atau apapun itu adalah tergantung darimana kita menilai dan melihat. dan kita sendiri tidak bisa memaksakan orang lain untuk ikut merasakan apa yang sedang kita rasa. hmm, komennya kok rada gk nyambung yaa??
BalasHapusYup, tergantung sudut pandangnya.
Hapussuka baca tulisan ini, kadang aku suka berada diposisi Karel dan Klarabela.. maksud hati ingin membantu teman, apa daya malah aku yang terbantu...
BalasHapusHehehe, seneng dong yah, niatnya mau bantu malah terbantu :p
HapusHarus selalu belajar dari kegagalan :)
BalasHapusErrr, I don't think that's the point -__-'
HapusWalt Disney emang selalu worth it cerita2nya... ^^
BalasHapusGak selalu, kok :p
Hapusgufi itu anjing antrofomorfis (sebutan untuk karakter binatang yang tapi dipersonifikasikan seperti manusia) sementara Pluto digambarkan sebagai anjing normal. Kurang lebih sama seperti Hello Kitty yang meskipun kucing tapi memelihara kucing bernama Charmmy Kitty
BalasHapusOgituuuuuu.. Tapi, tetep aneh ya, ada yang dipersonifikasi ada yang enggak :D
Hapus