“Aku masih bingung, film The Seeker itu
nilai moralnya apa, sih?” tanya kawanku. Hingga saat ini, cuma dia yang pernah
bertanya nilai moral dari suatu film. Aku lupa, apakah dia pernah juga bertanya
mengenai nilai moral dari novel yang kami baca. Yang jelas, dia mengajakku
berpikir tentang pesan yang ingin disampaikan oleh seorang pencipta lewat
karya-karyanya. Sebenarnya sangat menyenangkan mencari tahu pesan yang ingin
disampaikan, entah oleh seorang penulis naskah, penulis novel, komikus, atau
apalah.
Kegiatan mencari pesan membuatku
‘membaca’ lebih dalam. Dan proses ‘membaca’ itu bisa menghasilkan pemahaman
yang berbeda-beda. Seperti film The Seeker ini. Bisa jadi, ada yang menganggap
bahwa pesan moral dari film tersebut adalah “kegelapan akan selalu dikalahkan
oleh cahaya” atau dengan kata lain “kejahatan akan selalu dikalahkan oleh
kebenaran” (hmm, agak kurang pas, sih, memasangkan kejahatan dan kebenaran). Klasik.
Tapi, ada juga yang ‘menangkap’ nilai moral lain yaitu “kekuatan terbesar ada
dalam diri kita sendiri” setelah melihat adegan ketika sang tokoh utama
menyadari kekuatan di jiwanya.
Atau ketika kita menonton Lord of The
Ring. Mungkin ada yang menangkap nilai moral klasik seperti dalam film The
Seeker tadi “kejahatan akan selalu kalah”. Namun, ada juga yang ‘mencari’ nilai
moral dengan menganalisis tokoh-tokohnya. Kenapa tugas sebesar itu justru
dilakukan oleh makhluk bernama Hobbit, yang bahkan tidak ada di daftar makhluk
dalam nyanyian para Ent? Kenapa justru dia yang berani mengambil tanggung jawab
tersebut? Kenapa bukan manusia yang katanya cerdas? Kenapa bukan Gandalf,
penyihir yang kuat dan luar biasa bijaksana? Kenapa bukan Ent yang tinggi besar?
Kenapa bukan Elf? Dari sini dia menyimpulkan bahwa pesan moral film tersebut
(atau novelnya) adalah bahwa “keberanian dan sifat kepahlawanan seseorang tidak
diukur dari fisiknya”. Frodo Baggins, seorang hobbit, berhasil menyelamatkan
Bumi Tengah sampai mendapat penghormatan dari ‘makhluk-makhluk’ lainnya. Everybody could be a hero. Seseorang
yang kelihatannya lemah pun bisa jadi pahlawan.
Satu contoh lagi. Kungfu Panda. Di antara
semua film yang pernah kutonton, film ini yang paling banyak menyampaikan pesan
moral secara eksplisit. Banyak nasihat yang disampaikan tokohnya secara
langsung, misalnya “There’s no bad news
or good news. There’s only news”. Baik buruknya suatu berita, suatu
kejadian, tergantung dari sudut pandang kita. Tapi, di samping pesan eksplisit
itu, ada juga pesan implisit. Salah satunya, kenapa tokohnya panda? Hewan
gendut, yang secara logika mestinya tidak akan bisa menguasai ilmu kungfu. Dan
ternyata dia bisa menguasai kungfu. Bahkan, dia bisa memahami maksud dari
‘kertas kosong’ yang katanya ilmu rahasia. Yah, dari segi penokohan ini
seseorang bisa menyimpulkan bahwa nilai moral film ini adalah “setiap orang
punya potensi”. Biarpun semua orang (termasuk dirinya sendiri) menganggap dia
tidak akan bisa, kalau dia berusaha dengan sungguh-sungguh, dia akan bisa. Film
ini juga mengajarkan bagi para guru untuk tidak ‘memukul rata’ semua murid.
Tidak semua murid bisa diajar dengan metode yang sama. Dan satu pesan yang
mungkin paling nyantol di pikiran sebagian besar penonton film Kungfu Panda
ini: there’s no secret ingredients.
Tidak ada resep rahasia, tidak ada resep istimewa, cukup berpikir bahwa itu
istimewa. Itu saja. Kekuatan pikiran.
Lalu, dari sekian banyak nilai moral yang
bisa didapat dari sebuah karya, mana yang sama dengan ‘tujuan’ sang pencipta
karya? Hehehe, itu jawaban yang sulit. Hanya yang menciptakan karya yang tahu
dengan jelas apa nilai moral yang ingin dia sampaikan. Sedangkan para
‘penikmat’ karya hanya bisa menebak, hanya bisa ‘membaca’, dan tentunya
‘belajar’ dari proses dan hasil ‘membaca’ tersebut.
betul sekali, kalau melihat nilai moral yang trkandung didalam sebuah novel atau film kita hanya bisa menebak-nebak. hanya sipencipta karya yang bisa tahu nilai moral apa yang dia sampaikan melalui karyanya :D
BalasHapusYup. Tapi, setidaknya kalau mereka punya 'pesan' yang mau disampaikan, karyanya bisa membuat kita berpikir.
Hapusyuk membaca lebih dalam kalo begitu Mil, agar kita mampu mendapatkan pesan tersirat tersebut. :)
BalasHapusYuk, mareee :)
Hapus