Tidak Direstui Main Gacha

Gara-gara tadi siang rekan kerjaku memamerkan gantungan kunci salah satu karakter Haikyu, aku jadi teringat gantungan kunci Haikyu-ku yang hilang. Gantungan kunci itu kudapatkan dari mesin gacha yang ada di retail mainan O*s*m* sewaktu pulang kampung bulan lalu. Sebenarnya aku sudah tertarik main gacha untuk mendapatkan mainan karakter Haikyu sewaktu ke O*s*m* di Jakarta. Namun, untuk main gacha di toko tersebut aku harus membeli koin dengan memasukkan uang kertas ke mesin pembelian. Karena ribet dan cukup mahal, aku tidak jadi main gacha.

Kemudian saat pulang kampung aku main ke salah satu mall di kota Tegal dan mampir ke O*s*m*. Ternyata untuk memainkan mesin gacha di situ tidak menggunakan koin tapi dengan melakukan pembayaran melalui QRIS. Karena penasaran, aku pun mencoba. Aku berhasil mendapatkan gantungan kunci Ryu.

Setelah mendapatkan hasil gacha, baru terlintas di pikiranku, "Main gacha ini termasuk judi bukan, ya?" Telat banget mikirnya. Dari hasil googling, aku tidak menemukan fatwa MUI terkait hukum mainan gacha tetapi banyak artikel lain yang menyebutkan kalau gacha termasuk judi. Namun, artikel lain tersebut sepertinya hanya membahas gacha di game online.

Kalau gacha haram, bagaimana nasib mainan di tanganku? Kan sudah terlanjur dibeli. Ya disimpan saja. Kan sudah terlanjur.

Setelah puas melihat-lihat mainan, aku san adikku makan di salah satu restoran di mall. Karena tasku sempit, aku tidak memasukkan mainan gachaku ke tas. Aku hanya meletakkannya di meja. Aku sudah khawatir kalau mainan hasil gachaku akan ketinggalan karena aku lupa memasukkannya ke tas. Dan benar saja. Sampai di rumah aku mengecek tasku dan tidak ada mainan itu. Saat aku menghubungi customer service restoran pun tidak direspon karena akhir pekan. Mungkin memang tidak direstui main gacha.