Sabtu, 11 Oktober 2025

Terdampar di Bandara

Penerbangan tertunda (delayed) itu biasa. Namun, tertunda sampai empat jam? Aku baru pertama kali mengalaminya hari Jumat kemarin, saat kembali dari Padang.
Pesawatku dijadwalkan berangkat pukul 13.05. Aku pun berangkat dari hotel sekitar pukul sebelas. Setelah menunggu di bandara, aku mendengar pengumuman bahwa pesawat Super Air Jet dengan nomor penerbangan sekian tujuan Jakarta mengalami keterlambatan 190 menit. Penerbangan nomor berapa tadi? Bukan pesawatku, kan? Kemudian aku pun menanyakan ke petugas. Ternyata benar, pesawat yang harusnya kunaiki -- penerbangan nomor 815 -- mengalami keterlambatan sekitar tiga jam. Yang benar sajaaa! Aku memilih penerbangan pukul satu siang agar tidak terjebak kemacetan yang kerap terjadi di Jumat sore. Kalau terlambat tiga jam, bisa-bisa aku terjebak macet yang tidak manusiawi saat perjalanan dari bandara ke kos.
Meskipun tidak boleh berandai-andai di situasi begini, mau tidak mau pikiranku dipenuhi berbagai skenario "harusnya begini" "mestinya begitu" "kalau saja tadi...". Stress.
Menjelang pukul tiga, petugas membagikan kompensasi berupa nasi ayam, air mineral, dan cemilan. Awalnya aku hanya menanyakan berapa jam lagi kami harus menunggu. Eh, ternyata sekalian diberi makanan dan cemilan. Padahal tidak berniat memotong antrean.



Kemudian muncul kabar lagi kalau penerbangan tersebut mundur lagi. Saat aku menanyakan ke petugas, katanya kemungkinan pesawat baru mendarat di Padang pukul 17.00. Jadi, aku baru bisa boarding paling cepat pukul 17.20. Aku pun menanyakan surat keterangan dari maskapai yang bisa digunakan untuk klaim asuransi keterlambatan penerbangan. Katanya kalau sudah empat jam atau lebih, bisa mengajukan klaim. Namun, salah satu syaratnya adalah surat dari maskapai. Kata petugas, surat tersebut bisa diminta di customer service. Dia juga mengatakan nanti kami akan diberi kompensasi Rp300.000. Dalam hatiku, "Kalau asuransi bisa dapat 750.000." Hehehe.




Menjelang pukul lima sore, uang kompensasi pun dibagikan. Tulisan di layar pengumuman menunjukkan kalau pesawat kami dijadwalkan berangkat pukul 16.15. Padahal seharusnya tertulis keberangkatan pukul lima sore atau lebih. Kalau tertulis 16.15, aku tidak ada bukti keterlambatan selama empat jam untuk dijadikan dasar klaim asuransi. Yasudahlah.
Setelah menerima uang kompensasi, ternyata aku tidak terlalu senang. Masih sebal karena terlambat. Ternyata kali ini uang tidak bisa mengobati kekesalanku.
Akhirnya pukul 17.30 aku berhasil mendamparkan diriku di dalam pesawat. Rasa sebalku lumayan terobati melihat matahari yang nyaris terbenam di laut. Cantik sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!