Minggu, 03 April 2016

Wanseponetaim in Pulau Banyak: Dari Pulau Ke Pulau

Lanjutan dari sini

Setelah melepas lelah semalaman di Pulau Balai, paginya kami memulai acara inti yaitu makan-makan. Eh, bukan. Paginya kami mulai mengelilingi pulau-pulau di Kepulauan Banyak dengan menggunakan kapal. Tujuan pertama adalah "Pulau" Malelo. Kenapa menggunakan tanda petik? Karena Malelo ini menurutku bukan pulau karena terlalu kecil, hehehe. Malelo ini berupa daratan berpasir putih tanpa ada tanaman sama sekali. Cuma ada sisa-sisa batang pohon dan bebatuan. Begitu melihat Malelo ini aku langsung terpikir untuk berfoto di sana dengan bola voli yang sudah digambari wajah seperti Wilson. Sayangnya kami tidak membawa bola voli jadi tidak bisa berpose sok dramatis bin tragis seperti Tom Hanks yang terdampar di pulau. Akhirnya cuma mengambil foto-foto di sana. Namun, gambarnya kurang cantik karena langitnya berawan. Kalau langitnya bersih sepertinya gambarnya akan ciamik. Eh, itu tergantung fotografernya juga sih. Kalau memang dasarnya amatir, cuaca sebagus apapun gambarnya tetap biasa-biasa saja. *nangis di pojokan*


"Pulau" Malelo

Sisa-sisa batang pohon yang sudah mati

Itu dia kapal kami

Bebatuan di Malelo

Lihat gambar di atas? Itu adalah gambar bebatuan di Malelo. Senang sekali rasanya bisa mengambil gambar makro begitu. Moto batu doang segitu senengnya? Iya. Di Malelo juga banyak kelomang (kalau aku sih lebih sering menyebutnya keong). Beberapa kali aku mencoba mengambil gambar kelomang di pasir. Tapi, mereka selalu bersembunyi di balik rumahnya. Akhirnya aku mengambil salah satu dan meletakannya di tangan. Barulah si kelomang ini menampakkan diri.

Kelomang di Malelo

Dari Malelo kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Rangit Besar. Eh, Rangit Besar atau Rangit Kecil? Anggap saja benar Rangit Besar, ya. Di pulau ini ada mercusuar yang lumayan tinggi. Kami naik ke atas mercusuar untuk melihat pemandangan sekitar. Saat menaiki tangga entah berapa kali aku berkata, "Masih jauh, ya?" Memang, umur tidak bisa berbohong. Sudah tua, jarang olahraga pula. Baru setengah perjalanan sudah heboh, "Air! Mana air?" Padahal air minum ditinggal di kapal. Dan kelelahan itu pun terbayarkan saat melihat pemandangan dari atas mercusuar. Lautnya masya Alloh. Keren! Gradasi biru muda ke biru tua, pasir putih, hijaunya vegetasi, semua berpadu jadi kombinasi yang cantik.

Pulau Rangit Besar dari kejauhan

Masih di Rangit Besar

Sayang sekali banyak sampah di Rangit Besar. Entah dibuang di situ atau dari pulau lain dan hanyut dibawa ombak ke sana

Mercusuar

Pemandangan dari atas mercusuar

Pemandangan dari atas mercusuar dari sisi yang lain. Perahu kecil itu perahu yang kami naiki

Genangan di sebelah kiri itu rawa

Melihat gradasi warna air laut, aku baru ngeh, jadi itu sebabnya kalau di peta warna biru air laut makin terang bila lautnya makin dangkal. Setelah puas menikmati pemandangan -- dan bernarsis ria tentunya -- kami pun turun dari mercusuar. Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Palambak. Aku lupa-lupa ingat, yang mana gambar Pulau Palambak. Namun, dari urutan waktu pengambilan gambar, sepertinya foto berikut adalah foto Pulau Palambak.

 

  

Di Palambak ini teman-teman turun dan mandi di laut. Awalnya aku menolak untuk turun ke air. Horor. Seumur hidup, sepertinya aku paling banter hanya nyemplung ke air setinggi lutut atau pahaku. Namun, karena dibujuk-bujuk, akhirnya aku nyemplung juga. Cuma nyemplung, lalu berjalan-jalan di air setinggi leherku. Berenang? Hahaha, aku tidak bisa berenang. Setelah nyemplung, aku diajari cara menggunakan alat snorkel untuk persiapan snorkeling di pulau selanjutnya. Coba napas dari mulut, katanya. Dan ... blup blup blup. Gagal. Aku tidak bisa bernapas dengan mulut. Ditambah panik saat memasukkan wajahku ke air. Payah. Akhirnya aku cuma main-main air saja.


Usai main air, kami ishoma di Palambak. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Asok. Sampai di Pulau Asok aku langsung terpesona dengan air yang jernih dan seakan memamerkan karang-karang di bawahnya. Satu per  satu teman-teman turun untuk snorkeling. Aku? Cukup menonton saja. Setelah yang lain sudah agak lama snorkeling, mereka pindah ke spot lain yang katanya ada ikan nemo. Aku pun diajak. Antara takut dan mupeng, akhirnya aku turun juga dari kapal. Belajar menggunakan alat snorkel lagi. Dan ... gagal lagi. Akhirnya disarankan untuk memakai kacamatanya saja lalu menahan napas saat masuk ke air. Tapiii ... ternyata ada satu masalah lagi. Saat kepalaku masuk ke air agak dalam dan aku merasakan telingaku terkena air, aku panik lagi. Takut telingaku kemasukan air. Beuh! Akhirnya aku cuma memasukkan sedikit kepalaku ke air dan tidak bisa melihat pemandangan dari jarak yang lebih dekat. Tak apalah. Oiya? Berhasil melihat nemo? Nope. Aku cuma melihat ikan lain yang berwarna putih dan bergaris hitam dan ada semburat merah jambu, entah ikan apa itu.


Pulau Asok

Ada satu kejadian mengenaskan saat di Pulau Asok. Saat aku pertama turun dari kapal, aku mengira air di tempat kami turun itu sama dangkalnya dengan di pulau-pulau sebelumnya, sekitar selutut. Aku pun dengan santai memasukkan kamera di saku celana. Dan ternyata airnya nyaris sepinggang. Aku langsung histeris. Bukan karena takut air yang dalam melainkan teringat kameraku yang terendam. Aku langsung mengeluarkan kameraku dari saku dan temanku melakukan usah penyelamatan pertama pada kebasahan terhadap kameraku. Aku? Cuma bisa pasrah dan memercayakan kameraku padanya.

Dari Pulau Asok, kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Tailana. Tailana ini bukan kotorannya Lana pacarnya Clark Kent ya. Menurut pemilik bungalow tempat kami menginap, Tailana itu artinya kotoran kelapa (dari pembuatan kopra kalau tidak salah). Rencananya kami hendak berburu sunset di sana. Namun, cuaca tidak mendukung. Mataharinya terhalang awan badai. Malamnya pun bintang cuma muncul sebentar sebelum tertutup awan gelap. Angin yang sangat kencang membuat suasana nggak syahdu blas. Kami bermalam di Tailana dan esoknya kembali ke Pulau Balai.

Setelah menikmati pemandangan di beberapa pulau tersebut, aku berpikir, "Nggak rugi menempuh perjalanan jauh ke sini. Worth it." Lalu, mau ke Pulau Banyak lagi? Err, entah ya. Stress juga memikirkan perjalanan darat dan naik ferry-nya.

4 komentar:

  1. lagi liburan panjang kah mil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, nggaak.. itu cerita jalan2 pas long weekend kemarin..

      Hapus
  2. Itu pulaunya di daerah mana mas, tempatnya sangat indah sekali tapi sayang banyak sampah, jadi ga bakalan betah lama2 soalnya banyak sampah berserakan ...

    BalasHapus
  3. bagus pantainya. panorama dan pamandangannya indah. pengen kesana jadinya..hehe

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!