![]() |
Gambar pinjam dari Goodreads |
Bagaimana mungkin Ibu bisa hilang? Begitu tanya istri Hyong-chol atau kakak ipar Chihon. Saat itulah Chihon baru menyadari satu hal yang selama ini tidak dia perhatikan. Sewaktu Hyong-chol sekolah di Seoul, Ibu selalu meminta Chihon untuk membacakan surat dari Hyong-chol keras keras dan meminta Chihon menuliskan surat balasan untuk Hyong-chol. Chihon baru menyadari bahwa Ibu memintanya melakukan semua itu karena ia tidak bisa membaca.
Chihon juga teringat kondisi Ibu belakangan ini. Ia pernah melihat Ibu pingsan di rumah. Ibu pernah mengatakan padanya bahwa Ibu kerap merasakan sakit kepala yang sangat hebat dan sering lupa ketika hendak melakukan sesuatu. Ibu tidak bisa membaca, ditambah penyakit Ibu belakangan ini, bisa jadi itu alasan Ibu tidak bisa naik kereta sendiri untuk menyusul ayah mereka.
Hyong-chol pun terkenang akan Ibu mereka. Dia teringat pada Ibu yang begitu memanjakanannya ketika Ayah tidak ada. Dia teringat pada Ibu yang memaksa tidur di dekat dinding agar bisa melindungi Hyong-chol dari angin dingin. Dia juga teringat pada janjinya pada Ibu bahwa setelah dewasa dia akan menjadi jaksa. Nyatanya dia justru bekerja di perusahaan. Apakah Ibu kecewa ketika Hyong-chol tidak menjadi jaksa?
Selain Chihon, Hyong-chol, dan kedua saudara mereka yang lain, ayah mereka pun terkenang akan Ibu. Ayah teringat pada Ibu yang seringkali memintanya melambatkan langkah ketika mereka berjalan bersama. Dan di hari ketika Ibu hilang Ayah pun berjalan seperti biasa, tanpa melambatkan langkah agar Ibu bisa menjajarinya. Ayah teringat Ibu yang belakangan sering mengeluh sakit kepala. Selama ini Ayah lebih peduli pada sakitnya sendiri hingga lupa bahwa Ibu juga bisa sakit.
Kemudian mereka membuat iklan tentang Ibu yang hilang. Beberapa orang memberitahu mereka bahwa mereka melihat orang dengan ciri-ciri seperti Ibu, pakaian yang sama seperti ketika Ibu hilang tapi ada satu yang berbeda: mereka melihat Ibu memakai sandal plastik biru. Apakah itu benar Ibu? Apakah mereka akhirnya bertemu Ibu?
Begitulah sekilas cerita dalam novel "Please, Look After Mom" atau dalam Bahasa Koreanya 엄마를 부탁해 (Eommareul Butakhae). Dalam Bahasa Indonesia sendiri judulnya menjadi Ibu Tercinta, jauh beda dengan judul dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Korea. Ketiga judul itu tertera di sampul buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini. Lengkap, ya! Atau malah berlebihan karena menyertakan judul dalam tiga bahasa? Entah. Yang jelas, sampulnya (yang versi terbitan Indonesia) menarik. Gambar latarnya daun-daun yang terlihat detail sampai ke urat-urat daunnya. Sederhana, tapi menarik. Apa karena aku suka hijau? Bisa jadi, sih... Hehehe...
Novel karya Kyung Sook Shin ini benar-benar sadis. Meskipun sudah membaca beberapa kali, aku tetap menangis saat membaca novel setebal 296 halaman ini. Novel ini tidak menggambarkan Ibu sebagai sosok yang sempurna. Namun, tetap saja karakter tokoh Ibu dalam novel ini membuat anaknya kagum dan bertanya, "Bagaimana bisa Ibu melakukan semua itu selama ini?"
Ada yang unik dari novel ini, yaitu penggunaan kata ganti yang tidak lazim dan perubahan point of view mulai dari Chihon, Hyong-chol, Ayah, sahabat Ibu, hingga Ibu sendiri. Alih-alih menggunakan kata "aku", di beberapa bagian penulis justru menggunakan kata "kau" dalam bercerita sehingga pembaca seperti sedang "dipaksa" menjadi pusat cerita dan menjadi sosok Chihon, Hyong-chol, Ayah, lalu sahabat Ibu. Dan sebagai Chihon, Hyong-chol, dan Ayah, pembaca diingatkan kembali akan masa-masa bersama Ibu dan diingatkan akan kesalahan-kesalahan mereka terhadap Ibu. Pokoknya galau!
Selain Chihon, Hyong-chol, dan kedua saudara mereka yang lain, ayah mereka pun terkenang akan Ibu. Ayah teringat pada Ibu yang seringkali memintanya melambatkan langkah ketika mereka berjalan bersama. Dan di hari ketika Ibu hilang Ayah pun berjalan seperti biasa, tanpa melambatkan langkah agar Ibu bisa menjajarinya. Ayah teringat Ibu yang belakangan sering mengeluh sakit kepala. Selama ini Ayah lebih peduli pada sakitnya sendiri hingga lupa bahwa Ibu juga bisa sakit.
Kemudian mereka membuat iklan tentang Ibu yang hilang. Beberapa orang memberitahu mereka bahwa mereka melihat orang dengan ciri-ciri seperti Ibu, pakaian yang sama seperti ketika Ibu hilang tapi ada satu yang berbeda: mereka melihat Ibu memakai sandal plastik biru. Apakah itu benar Ibu? Apakah mereka akhirnya bertemu Ibu?
Begitulah sekilas cerita dalam novel "Please, Look After Mom" atau dalam Bahasa Koreanya 엄마를 부탁해 (Eommareul Butakhae). Dalam Bahasa Indonesia sendiri judulnya menjadi Ibu Tercinta, jauh beda dengan judul dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Korea. Ketiga judul itu tertera di sampul buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini. Lengkap, ya! Atau malah berlebihan karena menyertakan judul dalam tiga bahasa? Entah. Yang jelas, sampulnya (yang versi terbitan Indonesia) menarik. Gambar latarnya daun-daun yang terlihat detail sampai ke urat-urat daunnya. Sederhana, tapi menarik. Apa karena aku suka hijau? Bisa jadi, sih... Hehehe...
Novel karya Kyung Sook Shin ini benar-benar sadis. Meskipun sudah membaca beberapa kali, aku tetap menangis saat membaca novel setebal 296 halaman ini. Novel ini tidak menggambarkan Ibu sebagai sosok yang sempurna. Namun, tetap saja karakter tokoh Ibu dalam novel ini membuat anaknya kagum dan bertanya, "Bagaimana bisa Ibu melakukan semua itu selama ini?"
Ada yang unik dari novel ini, yaitu penggunaan kata ganti yang tidak lazim dan perubahan point of view mulai dari Chihon, Hyong-chol, Ayah, sahabat Ibu, hingga Ibu sendiri. Alih-alih menggunakan kata "aku", di beberapa bagian penulis justru menggunakan kata "kau" dalam bercerita sehingga pembaca seperti sedang "dipaksa" menjadi pusat cerita dan menjadi sosok Chihon, Hyong-chol, Ayah, lalu sahabat Ibu. Dan sebagai Chihon, Hyong-chol, dan Ayah, pembaca diingatkan kembali akan masa-masa bersama Ibu dan diingatkan akan kesalahan-kesalahan mereka terhadap Ibu. Pokoknya galau!
Baru baca reviewnya aja udh galau :-)
BalasHapus*pukpuk*
Hapushaha bikin galau diwaca rika jian...
BalasHapusdadi galau kuadrat :p
HapusWah, jadi pengen punya nih
BalasHapusayo, beli :p *berasa sales*
HapusSepertinya novel dengan jalan cerita yang sangat menarik, Mbak..Disamping pemakaian bahasanya..
BalasHapusIya, jalan ceritanya menarik.
HapusHemm enak buat bergalau ria nih
BalasHapusemang galau enak?
Hapushiks... hiks... jadi kepengen baca langsung saya....
BalasHapuscari di perpus pak, siapa tahu ada :)
Hapuscerita2 korea ini kenapa ya hobi bikin galau
BalasHapusmasa? emang dah banyak baca novel Korea yak?
Hapusboleh juga kayaknya, terus terang saya gak pernah baca novel asia selama ini, boleh dicoba
BalasHapuswiiiih, gak pernah baca novel Asia. berarti ga pernah baca novel Indonesia dong? bacaannya novel Eropa ama Amrik ye?
Hapusaku malah belum pernah baca novel korea nih
BalasHapusSaya juga baru baca satu novel Korea, itu pun karena banyak yang rekomendasi dan katanya dapat penghargaan.
HapusIya, emang bener sampulnya menarik. Rata-rata novel terjemahan Gramed emang gitu, kasih judul asli dan judul terjemahannya. Etapi kalo bikin galau, gk mo beli ah. Aku kan cengeng :p
BalasHapusYatapi kalo ampe 3 bahasa kok rasanya gimanaaaaaaa gitu :D
HapusBeli aja. Bagus lho ceritanya.
jadi pengen beli, baca reviewnya aja sudah ikutan galauu..
BalasHapusjadi semakin kangen ibu..
duh, jangan galau dong...
Hapuskalau udah ada filmnya kasih tau ya mil #edisimalesbacatakutmbrebesmili
BalasHapusga boleh males, widaaa.
Hapus