![]() |
Gambar pinjam di sini |
...bahwa cinta adalah kata kerja, dan sebagai kata kerja jelas
ia membutuhkan tindakan-tindakan, bukan sekadar perasaan-perasaan.
Hari itu, tanggal tujuh, bulan tujuh, pukul tujuh, Jim dan Nayla,
kekasihnya, berjanji untuk bertemu di taman kota. Sayangnya, alih-alih bertemu
dengan kekasihnya, Jim justru mendapat berita buruk: Nayla bunuh diri. Dia
tidak mau dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya.
Ketika Jim sedang ‘menikmati’ patah hatinya di bangku taman, dia
bertemu dengan seorang lelaki yang mengaku sebagai Sang Penandai. “Akulah Sang
Penandai, yang menceritakan pertama-kali dongeng-dongeng tersebut dengan
tanganku. Menjaganya tetap abadi sepanjang masa. Dan yang lebih penting lagi,
membuat dongeng-dongeng baru yang dunia butuhkan,” begitu kata lelaki itu. Dia juga
mengatakan bahwa dia memilih Jim untuk ‘membuat’ dongeng (lebih tepatnya
menjadi aktor dalam salah satu dongeng). Katanya, “Aku ingin kau hanya
mempercayai satu kalimat saja: pecinta sejati tidak
akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya.
Hanya itu. Dan sisanya, serahkanlah kepada waktu. Biarlah waktu yang
menyelesaikan bagiannya. Maka dunia akan mendengarkan dongeng baru tentang
cinta yang indah. Jim, dunia membutuhkan dongeng tersebut. Kaulah yang akan
membuatnya.” Lalu, lelaki itu pun pergi, lenyap bersama formasi terbang ribuan
capung.
Di upacara pemakaman Nayla, lelaki itu datang lagi. Dia kembali ‘mengganggu’
Jim. Mengusik Jim yang tak kunjung punya keberanian untuk ‘menyusul’ Nayla,
bunuh diri. Dia kembali membahas dongeng yang akan ‘dijalani’ Jim. Dia menyuruh
Jim untuk ikut Armada Kota Terapung yang akan menuju Tanah Harapan. Ketika perjalanan laut terhenti tak bisa
disambung lagi, di tempat ketika Armada Kota Terapung memutar kemudi kembali ke
kota ini, di situlah kau akan menemukan ujung dongengmu. Dan lagi-lagi Sang
Penandai lenyap usai menjelaskan tentang dongeng itu.
Hingga kemudian para pembunuh bayaran Suku Beduin datang mencari Jim.
Mereka adalah pembunuh bayaran suruhan keluarga Nayla. Jim yang awalnya ingin
mati menyusul Nayla justru ketakutan ketika menyadari ‘maut’ yang mendekat.
Hingga Sang Penandai datang menyelamatkannya dan membawanya ke pelabuhan. Dan
dimulailah dongengnya.
Jim akhirnya bergabung dengan Armada Kota Terapung. Dia bertugas sebagai
kelasi di kapal terbesar dalam armada tersebut: Pedang Langit. Di sanalah dia
bertemu dengan Laksamana Ramirez – pemimpin armada – yang ternyata juga dipilih
oleh Sang Penandai untuk menjalani dongengnya. Di sana jugalah dia bertemu
dengan Pate, temannya yang kelak akan mengajarinya membaca, menulis, dan
berhitung. Dalam perjalanan menuju Tanah Harapan berbagai petualangan terjadi
dan mengubah Jim yang semula lemah, pengecut, dan murung – sampai-sampai ia
dijuluki Si Kelasi yang Menangis – menjadi sosok yang kuat, pemberani, dan
tangguh. Dalam perjalanan itu pula Jim harus berusaha mengatasi rasa
bersalahnya atas kematian Nayla.
Lalu, bagaimana kelanjutan dongengnya? Hehehe... Baca sendiri saja.
Cerita di atas adalah sekilas cerita dalam novel Kisah Sang Penandai
karya Tere Liye. Aku berhasil mendapatkannya dengan membeli secara online. Setahuku, sulit mendapatkan buku
ini di toko buku. Sepertinya novel ini tidak sepopuler novel Tere Liye yang
lain. Meskipun ide ceritanya menarik, tapi memang menurutku novel setebal 301
halaman ini tidak terlalu mengaduk-aduk perasaan. Saat membaca bagian
pertamanya aku malah su’uzhon,
mengira novel ini berisi tentang kisah cinta yang cengeng karena kisah awalnya
hampir mirip cerita Romeo dan Juliet. Ternyata dugaanku salah. Novel ini tidak
cengeng meskipun pada awalnya tokoh utamanya digambarkan sebagai seseorang yang
cengeng. Dan novel ini justru seperti ‘sindiran’ untuk kisah Romeo Juliet di
mana sang lelaki bunuh diri setelah kekasihnya bunuh diri. Seperti kalimat yang
diucapkan Sang Penandai, “...adalah kebodohan terbesar
di dunia jika kau harus membunuh dirimu saat kekasihmu pergi, entah itu
membunuh dalam artian yang sebenarnya ataupun bukan.”
Sepertinya Tere Liye ingin membuat cerita fiksi fantasi dengan setting antah berantah. Sayangnya, tidak
semuanya antah berantah. Daerah Arab dan Campa tentu saja bukan daerah
antah-berantah. Mau tidak mau ketika mendengar kata Campa yang terbayang adalah
daerah Vietnam dan sekitarnya, bukan daerah yang benar-benar baru dalam
memoriku. Sedangkan Tanah Harapan sendiri memang sebuah nama yang – seharusnya –
menggambarkan daerah yang benar-benar belum pernah kuketahui. Tapi, setelah
membaca deskripsinya, aku jadi membayangkan Tanah Harapan itu sebagai sebuah
kepulauan di daerah tropis yang bernama Indonesia.
Karakter tokoh-tokoh dalam cerita ini juga lumayan menarik. Ada Jim
yang terus dihantui masa lalu, ada Laksamana Ramirez yang bijaksana dan ahli
dalam strategi perang, dan ada Pate, kelasi berkulit hitam yang kemampuan
berpedangnya setara Kepala Pasukan. Aku paling suka tokoh Pate, terutama di
bagian menjelang akhir di mana dia mengatakan bahwa dia memang tidak dipilih Sang
Penandai untuk menjalani dongengnya tapi dia bisa membantu Jim dan Laksamana
Ramirez untuk menjalani dongeng mereka. Dia memang tidak dipilih Sang Penandai
untuk menjalani dongengnya tapi dia mengguratkan sendiri dongengnya.
Overall, novel ini lumayan menarik. Dan akhir cerita dari novel ini juga
lumayan mengejutkan dan manis.
Jadi pengen baca....
BalasHapusBeli aja, Mbak :)
Hapuskalau pengen baca aku hrs ke kampungku sana dulu nih
BalasHapusberarti punya bukunya di kampung?
Hapustere liye lagi ya, selalu menarik novelnya
BalasHapuskok kesannya saya cuma ngreview novel Tere Liye yah (>,<")
Hapussayangnya ane belum punya novel itu jee harusnya nyari dulu nih biar bisa baca novel tersebut
BalasHapuscari aja di perpus, kali aja ada :D
HapusBaca ringkasannya di sini dulu...
BalasHapussilakan :)
Hapusnunggu dipinjemin novelnya aja ah.. :p
BalasHapus*pemales*
Ngantri selanjutnya yaah...
Hapushehehehhe
@ srrriii & Ben Nafi: saya nggak mau minjemin ah :p
Hapusaaaght..!
Hapuskaka peliit... :P
hahahahah
biarin :p
Hapusaku jg mau donk dipinjemin.. hihihi..
BalasHapusPinjem di perpus gih :p
Hapusheummm,tere liye.. sukaaaa :D
Hapuswah, penggemar Tere Liye, ya?
HapusTere Liye ini penulis dari Indonesia kah?
BalasHapusYup, betul :)
Hapuswew, kirain itu cerita kamu mba ... ternyata novel yah ...
BalasHapusMana bisa aku bikin cerita kaya gitu :D
Hapusjadi "penandai" itu artinya apa yak? *dilempar kamus*
BalasHapusKata penandai dibaca seperti kata landai, pantai. Asal kata penandai dari andai, yang berarti dongeng dalam bahasa tertentu (keterangan ini bisa dilihat di footnote halaman 33 *jawaban serius
HapusAku sudah membacanya mbak, pernah aku tuliskan di sini : http://www.inspirasicoffee.com/2012/10/resensi-novel-sang-penandai-tere-liye.html.
BalasHapusyah benar sekali, awalnya cerita ini terkesan sangat cengeng dengan kematian nayla, tetapi ketika bertemu dengan perompak dan perjalanan seru di lautan, cerita berubah menjadi garang :)
Iya. Kayaknya dulu juga saya komen di postingan Mas Fifin yang membahas tentang novel itu :)
HapusAku sudah baca
BalasHapusSang Penandai ngajak Jim ke masa lalu kan? Kira2 tebal novelnya 301 halaman
bukan ke masa lalu kok..
Hapus