Kamis, 19 Januari 2012

Meracau Tentang Anak dan Orang Tua

Berapa kali kamu mendoakan orang tuamu dalam do'amu setelah sholat? Jujur, aku jarang mendo'akan mereka. Dan, ketika untuk kesekian kalinya ibuku berkata, "Makanya, kamu do'ain Ibu biar sehat, biar selamat," aku teringat betapa jarangnya aku mendo'akan Ibu. Padahal, Ibuku juga sering berkata, "Ibu selalu do'ain anak-anak Ibu, biar selamat, biar sehat," dan khusus untukku Ibu berdo'a agar aku mendapat jodoh yang baik, yang sholeh.

Kasih Ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Mungkin benar. Ibu bisa saja mengorbankan dirinya untuk anak-anaknya. Tapi, anak yang mengorbankan dirinya untuk ibunya, tak banyak. Ketika aku sakit, di pulau seberang sana mungkin Ibu tak bisa tidur memikirkan keadaan anaknya. Tapi, bila Ibu sakit, meskipun aku kepikiran, tetap saja aku bisa tidur.

How much do I love my mother? I'm not sure. One thing I'm sure about is that she loves me so much, she loves us, her daughters, so much.

Pernah mendengar berita tentang anak durhaka? Jujur, aku tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada sang anak. Ingat cerita tentang seseorang yang ingin membuang orang tuanya ke tempat jauh dan membawa orang tuanya dengan keranjang? Pada saat dia membawa orang tuanya, anaknya melihat hal itu. Lalu, anaknya meminta keranjang itu. Ketika ditanya alasannya ingin menyimpan keranjang itu dia berkata, "Kalau Ayah sudah tua nanti, aku juga akan membawa Ayah dengan keranjang itu seperti Ayah membawa Kakek." Sifat dan sikap buruk seorang anak bisa jadi adalah hasil didikan orang tuanya dan bisa saja hasil meniru sikap orang tuanya. Bila dari kecil dia tidak diajari tentang kasih sayang, tidak dididik untuk menyayangi dan menghormati orang tuanya, bisa jadi setelah besar dia menganggap orang tuanya sebagai beban. Mungkin, sang anak durhaka ini adalah produk dari orang tua yang durhaka pula. Mungkin sewaktu kecil dia merasa tidak disayangi oleh orang tuanya. Bukankah ada banyak orang tua yang begitu menyayangi anaknya tapi anaknya justru menganggap orang tuanya tak menyayanginya? Mungkin juga dia terlalu dimanjakan sewaktu kecil sehingga justru tidak menghormati orang tuanya. Ada banyak kemungkinan. Ada alasan di balik sikap dan tindakan, kan?

Bukan, aku bukannya ingin menjelek-jelekkan orang tua. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa ke'durhaka'an seorang anak bisa jadi adalah hasil dari pola asuh yang salah. Bila memang pola asuhnya sudah benar, mungkin yang bisa dijadikan kambing hitam adalah lingkungan. Bila lingkungan juga sudah baik, entah apa lagi kambing hitamnya. Bila seorang anak sejak kecil selalu disayangi, dididik dengan benar, kecil kemungkinan dia menyia-nyiakan orang tuanya. Salah satu sifat dasar manusia adalah membalas sikap baik orang lain. Seorang anak pasti akan menyayangi setiap orang yang menyayanginya dengan tulus.

Semoga aku bisa menjadi anak yang baik, berbakti, sholehah, rajin mendo'akan orang tuanya. Dan semoga kelak aku bisa menjadi ibu yang baik, yang menyayangi anak-anakku dan bisa membuat anak-anakku merasa begitu dicintai oleh ibunya (yaitu aku), yang mendidik anak-anakku dengan baik sehingga kelak mereka pun menjadi anak yang sholeh/sholehah dan berbakti. Aamiiiin...

16 komentar:

  1. Balasan
    1. Seneng deh do'aku diaminin sama Rizaldy Gema Prayudha :)

      Hapus
  2. Tidak alasan alasan untuk membenarkan kedurhakaan.. Seburuk apa pun orang tua perjuangannya tetaplah tak bisa dijumlahkan.. salam sahabatku..

    blogwalking malemmalem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan membenarkan kedurhakaan. Bukan pula menafikan pengorbanan orang tua. Cuma mencoba bersikap adil. Ada sebab ada akibat. Bila ingin anak tidak durhaka, maka jadilah orang tua yang baik yang mendidik anaknya dengan baik.

      Hapus
  3. bukan manitik beratkan pada durhakanya, tpi lebih kepada sikap kita sekarang ini, bahwa kelak sikap yang sekarang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari, akan menurun pada anak2 kita.
    Jadi, bisa jadi bahan introspeksi diri, kalua anak2 kita nanti supaya jadi anak yang taat, anak yg baik, jadi harus kembali pada diri kita sendiri dulu. Sekarang kita sudah jadi anak yg seperti itu atau belum...
    Setuju sekali, bahwa lahirnya "kedurhakaan" tidak semata berasal dari anaknya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai kelak. Bila ingin memiliki anak berbakti, jadilah anak berbakti dulu dan jadilah orang tua yang baik.

      Hapus
  4. "Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus."

    "Engkau ingin anak yang sholehah, sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu. Jangan egois begitu......masa engkau ingin anak yang sholehah hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu....tentu mereka menjadi sholehah utama karena Allah, karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan Allah."

    BalasHapus
  5. "Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda."

    "Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa? prestige? atau....mode?....atau engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya? engkau juga harus belajar, engkau juga harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca Al Quran dan berusaha mengkhatamkannya. "

    BalasHapus
  6. "Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yg mengkhawatirkanku. Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang sedang ranum."

    "Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat? Sementara engkau tahu Allah wajibkan itu untuk keselamatan dan kehormatan umat Muhammad SAW."

    BalasHapus
  7. "Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka, yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami."

    "Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu, seolah engkau tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al-Quran. Percayalah kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan."

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Wew, komentarnya panjang dan menohok.

      Intinya kalau mau memiliki anak sholeh/sholehah, jadilah orang tua yang sholeh/sholehah dan mushlih. Begitu kan?

      Hapus
  9. ibuku sudah nggak ada jadi otomatis tambah rajin mendoakan :)

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!