Rabu, 25 Januari 2012

Thanks, Dad

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningku
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu, kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini

Keriput tulang pipimu, gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia

Ayah...

Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi...
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang
Banyak menanggung beban

(Titip Rindu Buat Ayah -- Ebiet G Ade)

lirik diambil dari sini.

Barusan aku mendengar orang-orang kantor menyanyi karaoke lagu itu. Mendadak trenyuh. Ingat Abahku. Ayah, seringkali dilupakan perannya karena anak biasanya lebih dekat dengan ibu. Begitu pun Abahku, seringkali terlupakan. Padahal, banyak sekali jasa Abah padaku. Abah yang mengajariku membaca dan menulis. Abah yang mengajariku mengaji, mulai dari Iqro', Juz'amma, sampai membaca Al-Qur'an. Abah juga yang mengajariku naik sepeda. Abah yang sering mendongeng untukku di malam hari sebelum aku tidur. Abah yang mengantar aku berangkat sekolah dan menjemputku sewaktu TK dulu. Dulu, Abah sering menggendongku di pundaknya. Sekarang, entah masih kuat atau tidak Abah menggendong cucunya di pundaknya. Dulu, aku sering sekali diajak berkeliling naik sepeda, hingga berkilo-kilo jauhnya. Sekarang pun, Abah masih setia dengan sepedanya. Thanks, Dad, for teaching me to be a smart and good person. Bila aku sukses kelak, itu tentu berkat jasa Abah dan Ibu.

18 komentar:

  1. hmm.. tadi nelpon bapak.. love u dad, mom

    bw malem

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, saya malah ga pernah nelpon bapak, cuman ibu yang ditelpon

      Hapus
    2. pling kl nelfon bapak cuma klo butuh duit aja :D

      Hapus
    3. Hahaha, kalo butuh duit juga tetep Ibu yang ditelpon. Ntar Ibu yang mintain duit ke Abah :D

      Hapus
  2. cintailah orang tua-mu, sayangi dan hormatilah mereka dan mohon ampunlah atas segala salah dan khilaf pada mereka bilamana masih ada disamping-mu, sehingga penyesalan tak akan muncul saat mereka telah tiada...salam

    BalasHapus
  3. ayah sama penting perannya sama ibu, karena selama masih ada ayah, dialah tulang punggung keluarga, nice post, jadi ingat ayah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama-sama berperan besar dalam mengasuh dan mendidik anak.

      Hapus
  4. bener,,, aku juga lebih dekat dengan ibu daripada bapak.. rasanya kok lebih nyaman dengan ibu yak gitu >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hu'um, anak perempuan emang biasanya lebih dekat ke Ibu. Lebih pas buat curhat :p

      Hapus
  5. aku merasa terasing ketika membahas itu. . . dari SMA sampe kuliah sekarang jarang sekali aku menginjakan kakiku dirumah... krna aku lebih nyaman hidup sendiri dikota tetangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biarpun tinggal jauh dari orang tua, tapi kan tetap dekat di hati..

      Hapus
  6. saya jadi merasa bersalah, karena selama ini kurang begitu dekat dengan seorang Bapak... :(
    selama ini saya deketnya sama ibu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kirain kalo anak cowok deket sama bapak, ternyata deket sama ibu juga..

      Hapus
  7. Ayah...ibu...Mereka adalah org2 yg hebat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Tanpa mereka, belum tentu kita bisa 'sukses' seperti sekarang.

      Hapus
  8. Balasan
    1. Hu'um.. Dah berapa kali dengar pun tetap menyentuh hati, bikin ingat ortu.

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!