Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningku
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu, kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu, gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah...
Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi...
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang
Banyak menanggung beban
Benturan dan hempasan terpahat di keningku
Kau nampak tua dan lelah
Keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu, kadang tersengal, memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu, gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah...
Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi...
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang
Banyak menanggung beban
(Titip Rindu Buat Ayah -- Ebiet G Ade)
lirik diambil dari sini.
Barusan aku mendengar orang-orang kantor menyanyi karaoke lagu itu. Mendadak trenyuh. Ingat Abahku. Ayah, seringkali dilupakan perannya karena anak biasanya lebih dekat dengan ibu. Begitu pun Abahku, seringkali terlupakan. Padahal, banyak sekali jasa Abah padaku. Abah yang mengajariku membaca dan menulis. Abah yang mengajariku mengaji, mulai dari Iqro', Juz'amma, sampai membaca Al-Qur'an. Abah juga yang mengajariku naik sepeda. Abah yang sering mendongeng untukku di malam hari sebelum aku tidur. Abah yang mengantar aku berangkat sekolah dan menjemputku sewaktu TK dulu. Dulu, Abah sering menggendongku di pundaknya. Sekarang, entah masih kuat atau tidak Abah menggendong cucunya di pundaknya. Dulu, aku sering sekali diajak berkeliling naik sepeda, hingga berkilo-kilo jauhnya. Sekarang pun, Abah masih setia dengan sepedanya. Thanks, Dad, for teaching me to be a smart and good person. Bila aku sukses kelak, itu tentu berkat jasa Abah dan Ibu.
hmm.. tadi nelpon bapak.. love u dad, mom
BalasHapusbw malem
wah, saya malah ga pernah nelpon bapak, cuman ibu yang ditelpon
Hapuspling kl nelfon bapak cuma klo butuh duit aja :D
HapusHahaha, kalo butuh duit juga tetep Ibu yang ditelpon. Ntar Ibu yang mintain duit ke Abah :D
Hapuscintailah orang tua-mu, sayangi dan hormatilah mereka dan mohon ampunlah atas segala salah dan khilaf pada mereka bilamana masih ada disamping-mu, sehingga penyesalan tak akan muncul saat mereka telah tiada...salam
BalasHapussetuju :)
Hapusayah sama penting perannya sama ibu, karena selama masih ada ayah, dialah tulang punggung keluarga, nice post, jadi ingat ayah..
BalasHapusIya, sama-sama berperan besar dalam mengasuh dan mendidik anak.
Hapusbener,,, aku juga lebih dekat dengan ibu daripada bapak.. rasanya kok lebih nyaman dengan ibu yak gitu >.<
BalasHapusHu'um, anak perempuan emang biasanya lebih dekat ke Ibu. Lebih pas buat curhat :p
Hapusaku merasa terasing ketika membahas itu. . . dari SMA sampe kuliah sekarang jarang sekali aku menginjakan kakiku dirumah... krna aku lebih nyaman hidup sendiri dikota tetangga
BalasHapusBiarpun tinggal jauh dari orang tua, tapi kan tetap dekat di hati..
Hapussaya jadi merasa bersalah, karena selama ini kurang begitu dekat dengan seorang Bapak... :(
BalasHapusselama ini saya deketnya sama ibu
Kirain kalo anak cowok deket sama bapak, ternyata deket sama ibu juga..
HapusAyah...ibu...Mereka adalah org2 yg hebat
BalasHapusSetuju. Tanpa mereka, belum tentu kita bisa 'sukses' seperti sekarang.
Hapuslagu nya bikin mewek niiih
BalasHapus=(
Hu'um.. Dah berapa kali dengar pun tetap menyentuh hati, bikin ingat ortu.
Hapus