Sewaktu
pertama kali ditugaskan di Aceh, aku bertekad untuk menjadikan tugas ini
sebagai wisata, baik wisata alam, wisata budaya, maupun wisata kuliner. Aku
berwisata budaya dengan melihat upacara adat misalnya dalam pesta pernikahan.
Aku jadi bisa melihat dari dekat bagaimana upacara ketika dara baroe (mempelai wanita) diantar ke kediaman linto baroe (mempelai pria). Aku jadi
tahu bagaimana variasi pelaminan di Aceh. Selain itu aku juga sedikit belajar
bahasa daerah di Aceh. Sampai saat ini aku sedikit belajar Bahasa Aceh dan
Jamee (mirip dengan Bahasa Minang). Padahal di Aceh ada banyak bahasa daerah
yang lain misalnya Bahasa Gayo dan Alas. Wisata kuliner kunikmati dengan
mencicipi berbagai makanan khas Aceh, terutama kuenya. Ada kue sepit, keukara,
apam, dan yang paling ekstrim adalah makan ketan dengan kuah durian.
Kalau
wisata alam? Naaah, ini dia yang paling nendang. Aku tak menyangka alam Aceh
sangat mempesona. Biarpun pernah mendengar tentang Danau Laut Tawar, aku tidak
menyangka danaunya begitu indah.
 |
Danau Laut Tawar |
Yang
lebih tak terduga adalah pantainya. Beyond
my imagination. Selama ini aku baru mengunjungi pantai barat Aceh jadi
tidak bisa menceritakan pantai timurnya. Pantai barat Aceh sangat eksotis
karena sebagian lokasinya berdekatan dengan perbukitan. Kalau kita melakukan
perjalanan darat lewat jalan nasional di jalur barat, kita dapat menikmati
keindahan pantai-pantai tersebut terutama di wilayah Geurutee (ini masuk Aceh
Jaya atau Aceh Besar, ya?), Tapaktuan, Samadua, dan Sawang (ketiga daerah ini
merupakan kecamatan di Aceh Selatan). Biarpun medannya membuat perut serasa
dikocok-kocok, semua itu terbayarkan oleh keindahan yang dinikmati dalam
perjalanan (tentunya kalau perjalanannya bukan pada malam hari). Kalau di
Aceh Selatan pantainya berpasir putih dan berkarang. Aku terobsesi membuat foto
postwedding di sana, tapi entah kapan, hahaha! Seperti apa pemandangan pantainya? Lihat saja gambar-gambar berikut:
 |
Pantai Rindu Alam, Tapaktuan |
 |
Pemandangan dari karang di Pantai Rindu Alam |
 |
Aceh Selatan (entah tepatnya di mana, lupa) |
 |
Pemandangan Tapaktuan dari helipad |
 |
Masih di Tapaktuan |
Kalau
kita singgah di Geurutee, kita bisa menikmati indahnya pantai sambil melihat
monyet-monyet liar berebut makanan. Bagi yang tidak suka monyet, ya, abaikan
saja. Cukup nikmati pemandangan pantainya.
 |
Pemandangan di Geurutee |
 |
Masih di Geurutee, menjelang sunset |
Sayangnya
tempat-tempat wisata di pantai barat ini belum dikelola dengan cukup baik.
Ditambah lagi keberadaan hewan ternak, misalnya kambing, lembu, kerbau, yang
kadang berkeliaran di sekitar pantai. Ini tentunya mengganggu kenyamanan para
wisatawan. Pengelolaan sampah dari kedai-kedai di sekitar pantai juga perlu
dibenahi.
indahkan mbak, kampung halamana saya....
BalasHapusrindu alam kan tempatnya makan, nuansanya beda sekali kalo makan disana, adem2 gimana gitu, langsung dipinggir laut lepas kan
Yup :)
Hapuslha, perasaan backgroun blog ini di samadua ya mabk? *baru nyadar...
BalasHapusbukaaan... background blog ini gambarnya Cemara Indah, Aceh Barat Daya.
HapusSubhanallah.....itu pantainya indah-indah banget.
BalasHapusYup, memang indah pantainya..
Hapusdi sumatera ini, yang namanya pantai barat jauh lebih mempesona daripada pantai timur mb
BalasHapusowh, di provinsi lain di sumatera juga gitu?
Hapus