Barusan aku iseng mengintip blog Bang Kahar, iseng mengintip tulisannya yang dudul di zaman baheula. Dan salah satunya cerita tentang hari pertama dia kembali ke Aceh setelah lulus kuliah, dan tentu saja itu juga hari pertama aku terdampar di ujung Sumatera. Tiba-tiba aku rindu. Rindu apa? Entah. Mungkin rindu masa lalu. Masa-masa ketika aku begitu penuh keceriaan. Masa-masa gila, sinting, abnormal. Masa-masa ketika aku bisa menghadapi semua kesulitan dengan penuh optimisme.
Nyaris tiga tahun aku di sini. Waktu yang lumayan lama. Sudah begitu banyak tawa dan pastinya AIR MATA yang menghiasi hari-hariku selama perantauan. Dan, Alhamdulillah aku masih bertahan. Mesti hati ini koyak oleh segala kepedihan yang terjadi di sini, aku takkan menyerah. Meski aku harus menangis hingga mataku bengkak, aku takkan menyerah. Aku akan bertahan di sini, menghadapi semuanya, semuanya, SEMUANYA.
Aku telah melewati hampir tiga tahun, dengan satu tahun terakhir yang penuh air mata. Tapi, aku takkan menyerah. Aku telah bertahan selama ini, dan itu berarti aku bisa bertahan beberapa tahun lagi sampai takdir mendamparkanku ke tempat lain.
Aku mungkin lemah. Namun, aku punya ibu yang selalu menguatkanku dengan do'anya. Aku juga punya teman-teman yang mendampingiku ketika aku merasa lelah. Dan, yang pasti, aku punya ALLOH, tempat bergantung, tempat mengadu, tempat bersandar, tempat meminta.
Aku harus bisa bertahan. Dan bila kelak mentalku kembali tepuruk, semoga aku membaca tulisan ini dan semangatku akan kembali.
SEMANGAT MILLATI!!! Aku pasti bisa menghadapi setiap badai dalam hidup ini. Aku pasti bisa bertahan.
SEMANGAAAAAAAAAT!!!!!
semangat !!! :)
BalasHapusmira jg slalu merantau..ngerti bgt gmn perasaannya :)
@Mee:
BalasHapuswah kalo Mira mah merantaunya ampe ke luar negeri :)
tp kan sama2 merantau :)
BalasHapus@Mee: hehehe, iya deh..
BalasHapus