Kamis, 28 Maret 2013

Bliss: Novel tentang Kue dan Sihir

Foto ala kadarnya.

Toko roti Bliss. Itu adalah nama toko roti milik Albert dan Purdy Bliss yang ada di Calamity Falls. Kalau kau mengira itu adalah toko roti biasa, kau salah besar. Itu adalah toko roti yang tidak biasa. Kau tahu kenapa? Karena Albert dan Purdy Bliss membuat kue dengan menggunakan SIHIR! Rosemary, putri mereka, mengetahuinya ketika ia berumur sepuluh tahun. Rose melihat ibunya, Purdy, mencampurkan halilintar ke adonan kue sambil berkata, “Electro Correcto.” Kue tersebut kemudian diberikan pada seorang anak yang sedang sekarat karena tersambar petir. Dan setelah memakan kue itu, anak itu sembuh! Sejak saat itulah dia beberapa kali melihat orang tuanya mengatasi masalah di Calamity Falls dengan kue sihir mereka.

Hingga kemudian Albert dan Purdy harus ke luar kota dan meninggalkan Rose bersama ketiga saudaranya: Thyme atau Ty, Sage, dan Parsley atau Leigh. Sebelum mereka berdua pergi, mereka menunjukkan ruang rahasia tempat penyimpanan Bliss Cookery Booke – buku berisi resep-resep rahasia keluarga Bliss – pada keempat anak mereka. Albert menitipkan kunci ruangan tersebut pada Rose, dengan satu catatan: TIDAK BOLEH ADA SIHIR.

Tak lama setelah Albert dan Purdy meninggalkan rumah, seorang wanita cantik datang ke rumah mereka. Namanya Lily. Dia mengaku kepada Rose dan ketiga saudaranya sebagai bibi mereka, atau lebih tepatnya sebagai sepupu generasi keempat Purdy. Rose merasa ada yang aneh dengan Lily. Tapi, Ty dan Sage justru sangat menyukai Lily. Ty dan Sage bahkan beberapa kali hendak memberitahukan mengenai Bliss Cookery Booke pada Lily tapi dicegah oleh Rose. Kemudian Rose mengambil jalan tengah: mereka menyalin beberapa resep dari buku tersebut, mempelajarinya, lalu mengajarkannya pada Lily.

Sabtu, 23 Maret 2013

Life of Pi, Novel tentang Perjuangan untuk Bertahan Hidup

Si sapi dan novel Life of Pi
Memang benar, orang-orang yang kita jumpai bisa mengubah kita, kadang-kadang begitu hebat perubahan itu, sehingga kita tidak lagi sama sesudahnya, termasuk nama kita.


Nama lengkapnya Piscine Molitor Patel. Sebenarnya nama panggilannya adalah Piscine. Namun, karena kata Piscine sering dipelesetkan menjadi pissing, dia mengubah nama panggilannya menjadi Pi, sebuah konstanta bernilai 3,14.

Ayah Pi, Santosh Patel, adalah pemilik Kebun Binatang Pondicherry. Di kebun binatang itulah Pi belajar mengenai tingkah laku binatang, jarak ‘aman’ mendekati masing-masing binatang, sampai teori makhluk super-alfa. Agar binatang patuh pada manusia, manusia harus menunjukkan kepada mereka bahwa manusia adalah makhluk super-alfa, makhluk yang paling kuat, sedangkan para binatang adalah makhluk beta, gamma, dan omega. Binatang tipe omega – binatang yang status sosialnya paling rendah di antara kelompoknya – inilah yang biasanya paling patuh pada manusia.

Sayang sekali, kebun binatang tempat Pi belajar dan bermain itu harus ditutup. Situasi politik yang buruk membuat ayah Pi memutuskan untuk membawa keluarganya pindah ke Canada. Kebun binatang mereka dijual. Binatang-binatang di sana juga dijual ke kebun-kebun binatang di Amerika. Keluarga Patel (Santosh Patel, istrinya, dan kedua putranya: Ravi dan Pi) – bersama binatang-binatang dari Kebun Binatang Pondicherry – meninggalkan Madras menuju Canada pada 21 Juni 1977 menumpang kapal Tsimtsum. Mereka berlayar menyeberangi Teluk Bengal, terus ke Selat Malaka, mengitari Singapura, terus ke Manila, hingga ke Samudra Pasifik. Di sinilah bencana datang. Kapal yang mereka tumpangi tenggelam. Sebelum kapal tenggelam, beberapa awak kapal melemparkan Pi ke sekoci. Setelah itu seekor zebra melompat ke dalam sekoci tersebut.

Kamis, 21 Maret 2013

Bukan Resensi

Sampai saat ini aku tidak berani menyebut review buku di blog ini sebagai resensi. Kenapa? Karena menurutku review buku yang kutulis di blog ini belum memenuhi syarat sebagai resensi. Unsur pertama dalam penulisan resensi adalah data buku, yang terdiri atas judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit (dan cetakannya), tebal buku (atau jumlah halaman), dan kadang ada juga yang mencantumkan harga. Yang sering terlewatkan dalam review yang kubuat adalah tahun terbit. Misalnya di review buku Negeri van Oranje. Karena aku tidak menulis tahun terbitnya, ada yang menanyakan apakah buku yang kuceritakan itu buku baru atau buku lama. Aku juga beberapa kali tidak menyebutkan penerbit dari buku yang kuceritakan. Biasanya, sih, karena malas. Kalau harga? Hmmm, malas juga menyebutkan harga buku yang ku-review. Nanti orang-orang tahu betapa kayanya aku kalau melihat harga-harga buku yang ku-review. Nah, dari unsur pertama saja ada yang tidak kupenuhi. Jadi, review-ku belum bisa dikategorikan resensi.

Kamis, 14 Maret 2013

Papap, I Love You

Semua orang pasti ingin rumah tangganya berjalan dengan lancar. Begitu juga dengan Bima. Sayangnya rumah tangganya dengan Rayna tidak berjalan mulus. Bima merasa Rayna terlalu mengejar kesempurnaan. Dalam kariernya, Rayna terus mengejar posisi yang lebih tinggi. Seakan tidak pernah merasa puas. Dan kadang, dia lebih mengutamakan pekerjaan daripada Kaka, putranya. Sampai-sampai Kaka jauh lebih dekat dengan Papapnya – Bima – dibandingkan Mamanya. Selain mengejar kesempurnaan untuk dirinya, Rayna juga kerap menuntut kesempurnaan dari Bima, bahkan Kaka. Dia menuntut Bima untuk berusaha meningkatkan kariernya. Dia menuntut Kaka untuk mendapatkan nilai yang tinggi di sekolah – tentunya tinggi dalam standarnya. Kalau Bima menganggap Rayna terlalu mengejar kesempurnaan, Rayna menganggap Bima sebaliknya. Di mata Rayna, Bima adalah sosok yang terlalu mudah puas. Bima tidak memiliki cukup ambisi untuk meningkatkan kariernya. Bima juga kurang inisiatif dalam rumah tangga mereka.

Dan sesuatu yang lebih menyakitkan pun terjadi. Rayna mengaku bahwa ia berselingkuh dengan Denny, sahabat Bima. Pernikahan mereka yang sudah berjalan enam tahun pun berakhir dengan perceraian. Rayna menikah lagi – dengan Denny. Kaka tinggal bersama Rayna dan bila akhir pekan dia menginap di rumah Bima – tepatnya rumah ibu Bima. Selesaikah masalahnya? Tidak. Justru itu adalah awal dari masalah-masalah yang lain, mulai dari kecemburuan Bima ketika Kaka akrab dengan Denny, Kaka yang sulit sekali diatur oleh Rayna – tapi sebaliknya justru sangat patuh pada Bima, pertengkaran Bima dan Rayna tentang cara mendidik Kaka, sampai masalah ketika Kaka kabur dari rumah karena dimarahi Rayna.

Selasa, 12 Maret 2013

Blogger's Block

Sudah beberapa pekan aku tidak membuat tulisan baru di blog ini -- kecuali post pengumuman pemenang giveaway. Mungkin bisa dibilang aku terkena writer's block. Eh, bukan. Mungkin tepatnya blogger's block. Alasannya? Banyak. Tapi tidak ada alasan yang spesifik.

Beberapa hari pertama aku sudah memiliki ide tentang "berita dari sahabat" dan sudah menulis satu paragraf tapi kubatalkan karena berpikir, "Ngapain nulis kaya gitu?" Penyebabnya adalah ide yang hendak kutulis itu terlalu emosional. Emosional di sini bukan berarti marah-marah melainkan terlalu banyak menunjukkan perasaanku baik sedih maupun kecewa. Bagaimanapun aku mencoba menggunakan bahasa netral dalam tulisan itu, tetap saja aku merasakan emosi yang kuat dalam tulisan itu. Akhirnya tidak kulanjutkan tulisan itu.

Aku juga sempat berniat menuliskan kekecewaanku pada salah satu penyelenggara lomba yang ternyata memajukan deadline. Padahal aku sudah susah payah membuat tulisan dan mengejar deadline (yang belum dimajukan) tapi tetap saja aku terlambat. Kubatalkan menulis tentang itu karena sudah pasti akan lebih emosional dari tulisan yang kutunda sebelumnya dan berpotensi menyudutkan pihak penyelenggara lomba. Aku tidak mau dianggap menyudutkan pihak lain.

Jumat, 08 Maret 2013

Pengumuman Pemenang GA Gendu-gendu Rasa Perantau

Alhamdulillaah, akhirnya Giveaway Gendu-gendu Rasa Perantau terlaksana dengan lancar. Setelah awalnya ketar-ketir karena pesertanya hanya sedikit, ternyata pesertanya mencapai 41 blogger. Padahal di minggu pertama aku sempat menurunkan target jumlah peserta. Tadinya aku berharap peserta mencapai dua puluhan. Tapi, di beberapa hari pertama pesertanya sangat sedikit. Jadi, aku cuma berharap pesertanya mencapai minimal lima orang, sesuai jatah hadiah. Eh, ternyata lama-lama terus bertambah pesertanya.

Sebelum mengumumkan pemenang, aku ingin meminta maaf pada para peserta yang merasa tulisannya tidak dikomentari oleh penyelenggara giveaway. Sebenarnya aku sudah mengunjungi blog-nya dan membaca tulisannya tapi tidak sempat komentar karena keterbatasan waktu dalam blogwalking beberapa pekan terakhir. Dan maaf juga pada teman-teman yang meminta giveaway ini diundur. Permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi. Semoga dimaafkan, yaaa!

Lalu, siapa saja pemenang giveaway Gendu-gendu Rasa Perantau ini? Setelah mendapatkan nilai rata-rata dari penilaian kedua juri (Nurin dan Millati Indah), diperoleh lima peserta dengan nilai tertinggi. Kelima peserta tersebut adalah: