Kebiasaan antre di kota – tepatnya desa ngaku kota – Blangpidie ini
terbilang masih terbatas – kalau tidak bisa dibilang rendah. Beberapa kali
ketika aku ‘diserobot’ ketika sedang mengantre di swalayan. Dan sebalnya,
orang-orang yang menyerobot itu tidak sadar kalau perbuatannya salah dan tidak
sadar ada hawa pembunuh yang muncul dari tubuhku. Kalau suasana hatiku sedang
baik, aku diam saja. Tapi, kalau aku sedang sensitif, aku akau menunjukkan raut
wajah tidak suka. Tapi, ya, itu. Orangnya tidak sadar. Dipelototi pun acuh tak
acuh. Pernah saking sebalnya, aku mengomel ke kasirnya, “Kok, nggak antre?” Dan
si kasir hanya diam. Sepertinya dia juga tidak menganggap itu salah. Tapi, ada
juga, sih, kasir yang lumayan ‘peka’. Ketika ada orang yang menyerobot antrean,
dia tetap melayaniku lebih dulu dibandingkan si penyerobot itu. Sepertinya dia
sudah melihat wajah judesku.
Di tempat beli sarapan juga begitu. Dulu, ketika ibu penjualnya belum hafal
mukaku, beberapa kali aku ‘dilewatkan’. Meskipun aku datang lebih dulu, yang
dilayani justru orang lain. Setelah ibu itu mengenalku, aku jadi sering
didahulukan meskipun datang belakangan. Tapi, biasanya ibu itu akan bilang dulu
ke pembeli lain bahwa aku buru-buru. Sebenarnya tidak enak hati juga ‘mengambil’
giliran orang lain. Tapi, itu rejeki, masa ditolak? Hahaha... Licik! Aku
sebenarnya tak meminta didahulukan. Asal dilayani sesuai antrean, itu sudah
cukup. Tapi, ibu itu sepertinya kasihan padaku (biarpun default wajahku itu
judes, kadang wajahku terlihat memelas). Untungnya orang-orang yang ‘kudahului’
tidak menampakkan wajah marah. Sudah biasa mungkin, ya? Bisa jadi ada beberapa
pelanggan ‘istimewa’ yang kerap membuat mereka dilayani belakangan. Dan mereka
sepertinya sudah berlatih bersabar menghadapi hal semacam itu. Kalau aku yang
diperlakukan begitu, biasanya (tapi tidak selalu) aku akan langsung pergi. Iya,
pergi. Kebiasaan burukku kalau diserobot antrian sewaktu beli sarapan adalah
mutung dan langsung ‘chao’. Ini merupakan kebiasaan sejak masih sekolah. Aku
tidak peduli pada orang-orang yang memandangku aneh karena tidak jadi beli
sarapan. Aku akan pulang dengan wajah merengut sambil bersungut-sungut.
Hehehe... Kadang kalau sudah terlalu kesal, aku pun bisa mogok beli sarapan di
tempat itu. Dan ternyata ini bukan kebiasaan pribadi melainkan kebiasaan
keluarga. Belakangan, aku baru tahu kalau ibuku dan kakakku yang kedua juga
kerap memilih tidak jadi beli sarapan ketika antreannya diserobot. Kalau tidak
salah adikku juga begitu. Sebuah fakta yang menakjubkan. Halah!
Dan hari ini, ada seorang bapak yang hampir menyerobot antrean di
SPBU. Aku langsung memepetkan motor dinasku ke motor yang di depan sehingga
tidak ada celah untuk menyalip antrean. Orang itu pun tidak jadi menyerobot
antrean. Lalu ada orang lain lagi yang memberhentikan motornya di sebelahku,
berniat menyerobot antrean juga. Mungkin dipikirnya perempuan tidak akan marah
kalau diserobot seperti itu. Aku langsung memandangnya. Dia menganggukkan
kepala padaku dan nyengir. Aku langsung berkata dengan judes, “Ngapain?” Dia cuma
nyengir. Aku terus memandanginya. Dia pun akhirnya mundur. Senang sekali rasanya
berhasil menggagalkan usaha dia menyerobot antrean.
Well, aku bukanlah orang
baik hati dan penyabar yang dengan suka rela memberikan gilirannya kepada orang
lain. Aku bukan Dam – tokoh dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong – yang tersenyum
ketika diserobot saat sedang antre. Aku hanya orang yang egois dan mudah marah
ketika haknya diambil, termasuk hak untuk dilayani lebih dulu. Memang,
peraturan antre tidak bisa dilaksanakan secara saklek. Penegakan aturan yang
manusiawi, lah, istilahnya. Ada beberapa pengecualian demi alasan kemanusiaan.
Tapi, bukan berarti bisa membuat pengecualian dengan mudah, kan? Kalau memang
tidak terlalu buru-buru, tidak perlu menyerobot antrean, kan? Toh, antre di
SPBU tidak akan menghabiskan waktu sampai setengah jam. Kalau semua yang ‘mengaku’
buru-buru didahulukan, sungguh, tidak terhitung banyaknya orang yang minta
didahulukan. Kalau yang didahulukan itu ambulans yang sedang buru-buru mau ‘menjemput’
pasien lalu kehabisan bensin, bolehlah. Atau kalau di swalayan misalnya ada
seorang nenek yang mengantre, bisa, lah, didahulukan. Kalau laki-laki muda dan tidak
ada kepentingan mendesak, apa salahnya antre?
Semoga aku bisa terus belajar untuk antre, tidak menyerobot antrean,
dan tidak membiarkan orang lain seenaknya menyerobot antrean.
pernah ngalamin dan jadi kasus. itu pas keluar dari harco mangga dua tuh, sore hari pula. kan antrian motor panjangggg bener. nah itu motor datang darisegala penjuru. ada satu sisi yang tempat munculnya itu sangat mudah untuk nyempil tanpa ngantri.
BalasHapusaku udah feeling nih, jadi colek2 suami biar siaga LOL. eh itu orang belaga pilon, jadilah itu adu roda depan. akhirnya karena aku kesal, nyolot aja deh ke petugas. sialnya, dikira petugas malah aku yg nyerobot, tapi pas tak jelasin siapa yg nyerobot, baru deh petugasnya diam. sial banget! petugas kayaknya lebih permisif sama karyawan harco daripada pengunjung. jadi pengunjung disuruh berantem sendiri sama karyawan harco rebutan keluar dari parkiran. kacau gak tuh! errrr ...
Maklum, Mbak, petugasnya sama karyawan situ, kan, temenan.
HapusEmang perlu disolotin orang2 kaya gitu. Kalo dibiarin, ntar kebiasaan, jadi ngegampangin, seenaknya nyerobot. Kita juga yang makan ati keseringan diserobot.
betul itu.
Hapusaku bilang lho, klo emang mau diprioritaskan, buatkan saja 1 jalur khusus untuk karyawan, jangan nyerobot pelanggan. karena tanpa pelanggan, emangnya karyawan itu masih bisa kerja apa? abis kesel sih :D
Beuh, nyolot tingkat tinggi itu, mah. Mentang2 pelanggan :D
HapusTapi, saran jalur khusus itu boleh juga.
wah.. aku juga sering ninggalin, gak jadi beli kalau sudah keserobot.. @. well.. acuh deh kalau sudah gitu..
BalasHapuswohh.... ngerii... melototin orang yang mau nyerobot sampai mundur, hebat.... semoga bisa memberi pelajaran buat dirinya.
wah kalau jadi pejabat pemerintahan(penegak hukum), sepertinya dirimu cocok mbak.. tegas.. apalagi kalau default judes #eh..
emoh aku dadi penegak hukum. males ngurusi orang lain :D
Hapusbtw, acuh itu artinya peduli, lho, bukan cuek :)
eh iya ta mbak O.o.... berarti tak acuh :p
HapusAku pernah ngalemin yang begitu juga. Sering sih. Paling sering di supermarket. Kalo tempat beli makan atau pasar, jarang.
BalasHapusPernah suatu kali aku diserobot orang di supermarket. Padahal antriannya panjang. Masih ada dua orang lagi di depanku. Itu bapak-bapak belagak pilon trus diri-diri di sampingku gitu. Orang di belakangku udah kasak-kusuk ngeliatnya. Pasti mau nyerobot itu kan yak. Trus aku pandangi deh itu bapak-bapak, trus aku senyumin. Dia malah balik senyum. Kagak ngarti kayaknya. Trus aku bilang, "Pak, ngantri ya. Kasian lho yang ngantri di belakang. Antriannya panjang." Bilangnya manis gitu, tapi judes.
pas denger gitu dia langsung salah tingkah trus jalan ke belakang. Pas jalan ke belakang gitu, ada yang nyinyirin dia. :D
wah, saya mah gak bisa kalo manis kaya gitu. kalo lagi marah bawaannya pasang tampang judes :D
Hapusemang kadang orang2 tu kaya nggak nyadar kalo nyerobot antrean itu salah. keseringan dibiarin kayaknya.
Sama banget mbak! Sebel ama orang gak bisa antre!
BalasHapusKata temenku sih aku sabaran *songong*, tapi kalau udah part ada orang gak bisa antre, aku gak bisa sabar. Kalau aku mood negor, kutegor. Kalau gak mood ya cuma bersungut-sungut.
Pernah ya mbak *curhat*, ada event blogger gitu kan...
Antri minum kan kita, eh ada ibuk-ibuk nyela aku... dan aku gak pernah bw ke tempatnya, tapi aku ingat ama orangnya dan blognya. Ampe sekarang masih sebel :P
Eaaaa, kok, dadi podo curhat ngene?
HapusHihihi, dipikirnya cuman dia yang haus kali, Na, makanya nyerobot antrean. Trus, trus, kamu nggak bilang apa-apa sama si ibu itu?
aku gak segan menegur kalau diserobot :) apalagi kalau kasirnya diam aja langsung keluar deh gak jadi belanja
BalasHapusWow, keren! Swalayan, kan, banyak, ya, Mbak. Nggak masalah kalau nggak jadi beli di situ, bisa beli di tempat lain yang kasirnya melayani sesuai antrean.
Hapusdisini pun gitu, mil... awal aku pindah ke jambi, aku sempat culture shocking gitu, secara beda banget sama jakarta. nggak ada unggah-ungguhe blas. dimana-mana nggak ada budaya antri, nggak di swalayan, mall, apalagi pom bensin.
BalasHapusaku juga dulu selalu mangkel kalau disalip, apalagi disalip sama ISILOP,atau istri tentara yang songooongnyaaaa (berasa suaminya yang punya negara),aaarrrrgggghh... gondok banget deh, semena-mena.sekarang sih udah biasa.... aku cuma bilang ke diriku sendiri: mereka itu orang-orang yang nggak punya moral!
etapi, disini malah kalau ada modin yang isi bensin di SPBU, biasanya pada maklum dan nggak marah kalau disalip. tapi aku nggak pernah melakukannya, selain karna aku pake motor plat item, juga aku nggak mau melakukannya meskipun aku pake modin.
Aku belum pernah merhatiin modin dibolehin nyalip antrean gak. Kayaknya, sih, gak peduli platnya kalo nyalip, ya, dibiarin -____-'
HapusSip, Mbak. pertahankan prestasimu. Kita jangan ikut2an nyalip antrean, pake motor pribadi ataupun modin.
iya sih, emang banyak yang belum paham fungsi dari antre :D
BalasHapushu'um. betul :)
Hapusaku juga pernah diserobot pas lg antre di swalayan, nyebelin bgt orangnya gak ngerasa bersalah gitu udah dijudesin jg..
BalasHapustapi yah mau gemana, aku milih sabar aja deh dari pada ngambek,
atau gak ngedoain supaya tuh orang diserobot lebih parah,
kan orang yg dizolimi doa'a bakal dikabulin wekekekeke
Hehehe, iya, banyak yang nggak nyadar biarpun udah dijudesin :D
HapusMemangnya Enny mau berdoa apa?
Tampaknya aku harus belajar sama sobat Mila nih untuk tindakannya di SPBU. Biasanya sih saya menyerahkan urusannya pada Sang Maha Pencipta atau mengingatkan diri (agar tidak marah) pada hukum sebab-akibat, hehehe.
BalasHapusEh, kok, jadi hukum sebab akibat? *bingung*
Hapusbudaya antri memang susah disini..kecuali di kota2 besar kali ya..#bingung
BalasHapusdi kota besar mungkin udah biasa...
Hapushihi, dimana2 kali yah yang kayak gini. Egoisnya manusia itu benar2 terlihat di lampu merah dan kasir. ya mnurut sy juga kalo ngantri toko dan ada yg seenaknya mau nyerobot, paling bagus menegur kasirnya biar yang kayak gitu gak jadi kebiasaan.
BalasHapusbetul, kasirnya mesti tegas, biar pembeli juga nurut antre.
HapusKalau di Indonesia, hal ini mah sudah biasa bu.. Kalau di barat tinggalnya, jelas gak bakalan kayak gini.. wkakakakkk..
BalasHapusBiasa, sih, biasa. Tapi, tetep bisa diubah, kan?
HapusInilah kurangnya disiplin saat berada dalam keramaian apalagi saat antri.Maunya main serobot saja. wadaw :)
BalasHapusIya...
Hapusantri/antre itu belum membudaya di Indonesia. Coba kalau kayak di HK sini.... Yang dari Indonesia seneng nyerobot giliran, di sini harus disiplin. Mana berani nyerobot di HK? Digampar orang langsung!
BalasHapusSerius, mbak, sampe digampar?
HapusOrang-orang yang gak suka antre di sini, dikirim ke HK aja kali, ya, biar digamparin disana :D *kok, jadi nyambungnya ke situ?*
hari gini antre nggak tertib, malu tuh sama bebek. bebek aja kalau mau masuk kandang antre, masak manusia yang dibekali akal sempurna tidak antre sih. bener nggak ?
BalasHapus#salam terhangat dari Mr.DHI
Hehehe, kalah sama bebek, ya?
Hapusaku juga pernah diserobot. tapi mau kesaal, gak enak juga. orangnya lebih tua dariku. -_-
BalasHapusAku kadang tetep judes biarpun sama orang yang lebih tua :D *bad habit*
HapusKalau ngga mau diserobot, ya jangan menyerobot.
BalasHapuscuma beli 2 buah barang di minimarket,karena saking buru2nya minta tolong ma ibu2 di depan untuk mendahulukanku karena barang yang mereka beli segudang, tapi nasib ga dibolehin tuh ma mereka..
BalasHapusyah, mungkin mereka juga buru2..
Hapuseh, kayaknya mas adi pernah komen pake akun lain, ya? maaf, kehapus komennya.