Rabu, 22 Juni 2011

Imajinasi Lamaran

Kali ini aku ingin mendokumentasikan imajinasiku. Tentang apa? Melamar. Hah? Iya, kali ini aku mau menceritakan imajinasiku tentang cara-cara melamar, atau imajinasi tentang situasi bagaimana aku akan dilamar. Huahahahaha!

Sakura dan Surat Undangan
Aku pernah berharap kuliah di Jepang dan bertemu belahan jiwaku di sana. Dan aku berimajinasi dilamar di bawah pohon sakura tepat ketika hanami, ketika bunga sakura bermekaran. Dia memberikan sebuah surat undangan padaku dan berkata, "Boleh gak aku tulis nama kamu sebagai mempelai wanita?" So sweet. Iya, aku tahu, tidak usah memujiku seperti itu... (Hueks!)

Malam Tanabata
Sebagai salah satu efek keinginanku untuk kuliah di Jepang, selain ingin dilamar pada saat hanami, aku juga ingin dilamar pada malam Tanabata. Malam ketika dua bintang --yang biasanya terpisah oleh Amanogawa-- bisa bersatu meski cuma setahun sekali. Romantis sekali bila dia mengajakku menikah di malam itu. Dua hati bersatu seperti dua bintang itu. Halaaaaaaaaah...

Putus Asa
A: Eh, cumi!
B: Ape, nyet?
A: Kan, ga ada cowok yang mau ma kamu. Ga ada cewek yang mau ma aku.
B: Sooo?
A: Kita nikah aja, yuk, daripada sama-sama ga laku..
Dialog di atas adalah salah satu imajinasiku. Tapi, semoga aku tidak dilamar dengan cara itu. Seolah-olah aku ini tidak laku saja.

Cinta tapi Tidak Ikhlas
A: Kamu tahu ga? Kamu tuh ga cantik, ga seksi, ga pinter-pinter amat, judes lagi
B: (emosi) So what?
A: Tapi aku heran. Kok aku bisa suka banget sama kamu. Nikah aja, yuk!
Naaah, dialog ini yang paling kusuka.

8 komentar:

  1. bwhuahahahahhahahahhahahahaha.... millllll... aku ngakak baca cerita ini :D... klw aku pengen diramal...eh dilamar di puncak rinjani, atau di segara anakan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halah, kangelan. Dilamar di rumah aja, daripada jauh-jauh ke Rinjani. Nyampe sana malah tepar, ga sempet nglamar :D

      Hapus
    2. yang tepar kan akunya, terus yang nolongin masnya...dibangunin gitu, terus langsung dilamar masnya gitu ....hadooooohhhh, kamu memancingku ngayal tingkat dewa >,<, padahal nggak tahu siapa yang mau ngelamar :D

      Hapus
    3. Eh, itu ngayal sendiri, ya, gak pake dipancing :p

      Trus, kalo pas tepar, kan, kupingnya rada-rada, tuh. Ntar masnya mau ngelamar, Mbak Ayum dengernya 'nglempar', trus jejeritan gak mau. Piye jal? *malah ikutan ngayal*

      Hapus
  2. whuahahahhahahahhahaha.... gak banget deh yang terakhir, so desperate banget kayaknya kamuuu :P
    klw aku sih maunya dilamar di puncak rinjani, atau di segara anakan, atau di ranu kumbolo..#ngimpi siang bolong :)

    BalasHapus
  3. awal cerita imajinasinya sih co cweet banget. Endingnya bo', bikin ngakak.
    wkwkwkwk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal yang paling terakhir itu favoritku...

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!