Hari Rabu kemarin awalnya terasa seperti hari-hari biasa. Berangkat ke kantor lalu mengerjakan tugas seperti biasa. Kebetulan aku kebagian piket siang sampai sore. Di akhir waktu piket, frontliner mengajakku segera meninggalkan tempat piket. Karena tidak mau jadi orang terakhir di situ dan mengunci pintu ruangan, aku pun buru-buru mengemasi barangku.
Sampai di ruangan atas aku merasa ada yang kurang. Jaketku tidak ada. Aku mengecek di toilet dan musalla. Tidak ada. Kemungkinan terbesar tertinggal di tempat piket. Duh. Malas rasanya harus meminta kunci ke petugas.
Saat memikirkan akan pulang naik ojek daring atau naik bus Transjakarta, aku menyadari kalau kartuku ada di jaket. Untungnya aku masih memiliki kartu lain sehinggu aku masih bisa naik Transjakarta. Lumayan bisa berhemat.
Perjalanan pulang lancar tanpa hambatan. Keluar dari halte aku mampir ke beberapa tempat untuk membeli soto dan air mineral. Saat sudah hampir sampai kos, aku merogoh saku rokku. Tidak ada kunci. Setelah kuingat-ingat, sepertinya ada di jaket yang ketinggalan di kantor. Hiks. Penjaga kos pun tidak punya serep untuk kunci kamarku. Berarti aku harus kembali ke kantor.
Akhirnya aku kembali ke kantor naik ojek daring. Untungnya jalanan lancar. Sampai di kantor sudah Magrib. Petugas yang menjaga ruang kunci sedang salat. Apa aku salat dulu ya? Begitu pikirku. Baru mau jalan ke masjid kantor, aku bertemu bapak petugas kunci. Aku langsung meminta kunci tempat piket dan segera mengambil jaketku. Alhamdulillaah kuncinya memang di situ. Saat aku mengembalikan kunci, aku tidak menemukan si bapak. Waduh. Aku mulai memikirkan yang aneh-aneh. Yang tadi memberiku kunci benar manusia atau bukan, ya? Untungnya tak lama kemudian si bapak datang. Berarti tadi yang kutemui memang manusia. Alhamdulillaah.
Setelah mengembalikan kunci, aku segera pulang kembali ke kos naik ojek daring. Untungnya sampai kos masih belum Isya jadi masih sempat salat.
Ini bukan kejadian pertama kunci ketinggalan di kantor. Dua tahun yang lalu aku juga pernah ketinggalan kunci karena kunci kusimpan di tas dan tasnya kutinggal. Sekarang kunci kusimpan di saku jaket dan jaketnya kutinggal. Bisa-bisanya aku pulang tanpa memastikan kalau kunci tidak ketinggalan. Memang begonya nggak ketaker. Untung saja saat kejadian kedua kemarin cuaca cerah. Aku tidak kehujanan. Alhamdulillaah.
Yang lucu lagi dari kejadian ini, awalnya niatku mau hemat, pergi pulang naik bus, malah jadi bolak-balik naik ojek daring, hehehe. Memang kalau sudah takdirnya mengeluarkan uang ada saja jalannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!