Tadi siang aku kondangan ke acara pernikahan rekan kantorku. Tempatnya lumayan dekat, jadi rasanya tidak enak kalau tidak datang tanpa alasan yang kuat. Ditambah lagi bulan lalu aku sempat kondangan ke acara pernikahan rekan kantor yang rumahnya jauh lebih jauh. Ke yang jauh aja dateng, masa ke yang deket nggak dateng. Akhirnya kuputuskan untuk datang saja. Untungnya ada beberapa rekan kantor yang tempat tinggalnya dekat dan berniat untuk kondangan juga. Jadi ada teman berangkat.
Gara-gara kondangan ini tadi malam aku galau. Mau pakai baju apa, ya? Batik? Ada baju batik, sih. Banyak. Tapi tidak ada rok. Stok rok celanaku yang bersih sudah habis gara-gara seminggu terakhir malas sekali mencuci. Mau pakai baju brokat satu-satunya juga tetap butuh bawahan rok. Ya, sudah. Akhirnya aku memilih memakai gamis cokelat bling-bling yang kubeli sewaktu lebaran bertahun-tahun yang lalu. Gamis itu juga yang kupakai untuk kondangan ke Semarang delapan tahun yang lalu. Untungnya meskipun badanku semakin mekar gamis itu masih muat.
Paginya aku mengecek hal lain. Jilbab? Aman. Ada satu jilbab pashmina instan yang tidak terlalu kelihatan kusut. Tas? Aman. Aku punya satu tas hitam dengan pita bunga-bunga yang kubeli di flash sale aplikasi oranye. Sewaktu kucek ternyata masih waras, belum robek ataupun hancur. Sandal? Aku mengecek sandal girly berwarna cokelat yang pernah kupakai untuk kondangan dulu. Ternyata lapisan kulitnya sudah retak-retak. Tak apalah. Yang penting dibersihkan agar tidak kelihatan kotor. Selesai? Tentu tidak. Saat aku membersihkan sandal itu, sebagian solnya terlepas. Ditarik sedikit langsung lepas total solnya. Pakai apa, ya? Pakai sepatu karet sepertinya tidak cocok dengan gamisku. Sepatu yang lumayan cocok sudah robek. Aku pun mengecek sepatu kainku. Ternyata sepatuku itu sudah diserang jamur karena kusimpan di kantong plastik sekian lama. Padahal aku tahu kalau kamarku sangat lembab, tapi aku tidak pernah mengecek barang-barangku. Hiks.
Karena tidak ada sandal atau sepatu yang cocok untuk kondangan, aku pun pergi ke mall untuk membeli sepatu. Demi kondangan? Iya. Sampai di mall aku bergegas mencari sepatu atau sandal. Aku memilih dengan buru-buru karena aku cuma punya waktu kurang dari satu jam. Aku berangkat ke mall pukul sebelas lewat dan harus sudah kembali ke kos pukul dua belas untuk bersiap-siap. Sepatu pertama yang memikatku ternyata kebesaran dan tidak ada ukuran yang lebih kecil lagi. Aku kembali mencari. Aku menemukan satu lagi sepatu teplek alias flat shoes cokelat susu yang lumayan menarik. Sayangnya sepatu itu terlalu longgar. Saat aku meminta ukuran yang lebih kecil ke mbak-mbak penjaga, dia meneruskannya ke SPG merek tersebut. Ternyata lumayan lama menunggu dia menemukan sepatu itu. Aku pun melihat-lihat lagi. Ternyata ada sepatu teplek warna cokelat tua, yang sepertinya lebih cocok dipasangkan dengan gamisku. Saat kucoba, ternyata ukurannya pas. Padahal nomornya sama dengan sepatu cokelat susu tadi. Aku pun menghampiri mbak SPG yang sedang mencarikan sepatu cokelat susu tadi. Setelah diwarnai drama jatuhnya tumpukan kotak sepatu, dia menemukan sepatu itu. Aku mencobanya. Cocok. Sembari mencoba sepatu sepatu cokelat susu, aku pun menanyakan pasangan sepatu cokelat tua tadi. Ternyata masih longgar. Ya, sudah, beli yang cokelat susu saja. Si mbak SPG pun menuliskan nota untuk sepatu itu. Namun, hatiku masih ragu. Lebih ingin yang cokelat tua karena lebih cocok dengan bajuku. Aku pun meminta sepatu cokelat tua tadi dengan ukuran yang lebih kecil. Setelah dicoba, ternyata pas. Mau membatalkan yang cokelat susu rasanya tidak enak. Ya, sudah. Beli dua-duanya. Sok kaya, lo, Milo. Beli sepatu dua pasang. Padahal penghasilan pas-pasan. Hehehe. Semoga saja awet sehingga dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan aku tidak perlu keluar uang lagi untuk beli sepatu.
![]() |
Sepatu baruuu! |
Akhirnya sepatu cokelat tua kupakai untuk kondangan. Saat dipakai berjalan, kok, rasanya aneh. Semoga cuma di awal pemakaian saja rasanya aneh seperti itu. Semoga setelah ini sepatunya jadi lebih enak dipakai. Aamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!