Jumat, 28 April 2017

Drama Single I'll be There

Kupikir aku akan kapok berbelanja daring setelah pengalamanku yang kuceritakan di sini. Ternyata ... dugaanku salah. Aku masih beberapa kali berbelanja daring. Dan kali ini bukan berbelanja di toko daring lokal melainkan di toko daring di Jepang sana.

Waktu itu fans Arashi di Twitter sedang heboh tentang single terbaru mereka, I'll be there, yang sudah mulai dibuka preorder-nya. Ada yang membagikan tautan untuk pembeliannya di cdjapan.co.jp. Iseng-iseng aku mengunjungi tautan tersebut. Karena harganya tertera dalam yen, aku pun mencoba mencari web untuk mengonversi dari yen ke rupiah. Ternyata harganya lumayan mahal. Ongkos kirimnya seharga barangnya. Tapi, entah kenapa aku tetap ingin membelinya. Seolah uangku turah-turah.

Aku tidak ingat bagaimana aku bisa terpikir untuk menggunakan pembayaran dengan Virtual Card Number (VCN). Sepertinya itu hasil googling sembarangan dan muncul artikel berbelanja daring dengan VCN lalu aku pun terinspirasi. Sepertinya begitu. Aku pun mencoba mengirim sms untuk mendapatkan VCN BNI. Setelah mendapatkan VCN, aku pun memasukkan nomor tersebut ke isian nomor kartu kredit yang diminta saat melakukan pemesanan di cdjapan. Kalau nomornya diterima, berarti aku memang direstui untuk membeli. Ternyata diterima. Tanggal 10 Maret 2017, resmi kali pertamanya aku melakukan pembelian barang dari luar negeri. Dengan IMPULSIF.

Tanggal 17 April, dua hari sebelum rilis resmi, aku mendapatkan surel pemberitahuan bahwa pesananku sudah dikirimkan lewat Express Mail Service (EMS). Kupikir, semua sudah selesai setelah pesananku dikirim. Ternyata empat hari kemudian aku mendapatkan surel yang menyebutkan ada masalah dengan kartu kreditku yang katanya tidak berlaku lagi. Ya jelas. Namanya juga VCN, masa berlakunya terbatas. Kupikir pembayaran sudah selesai sewaktu pemesanan. Ternyata finalisasi pembayaran baru dilakukan saat pengiriman. Aku mendadak galau. Akhirnya kuputuskan untuk menelepon BNI Call. Aku menanyakan apakah aku bisa meminta VCN dengan nomor yang sama seperti yang sudah kugunakan untuk pemesanan tersebut. "Tidak bisa, Ibu. Itu kan virtual," lebih kurang begitu jawaban si mbak customer service. Benar juga, sih. Semoga si mbak tidak menjawab sambil ngomong dalam hati "Ndesit banget, sih, ibu satu ini!"

Akhirnya aku mengirim sms meminta VCN lagi lalu mengisikan nomor yang kuperoleh ke akunku. Awalnya nomor tersebut gagal terverifikasi. Ternyata masalahnya karena peramban (browser) yang kugunakan mengeblok pop-up yang biasanya muncul. Setelah dicoba lagi ternyata berhasil.

Sewaktu pemesanan, seingatku saldo rekeningku sudah terpotong untuk pembayaran. Dan setelah menggunakan VCN baru, saldoku terpotong lagi. Apakah terpotong dua kali? Atau yang pertama tidak jadi dipotong? Entahlah. Awalnya agak tidak rela karena memikirkan aku membayar dua kali lipat. Namun, karena sudah terlanjur memesan, ya mau bagaimana lagi. Sayang juga kalau barangnya tidak jadi dikirim padahal uangku sepertinya sudah kalong.

Dan ternyata dramanya masih belum selesai. Aku bolak-balik mengecek situs EMS untuk mengetahui keberadaan pesananku. Awalnya aku mengecek di situs EMS Jepang. Tanggal 20 April sudah sampai di Soekarno Hatta (Soetta). Kemudian aku membaca artikel yang menyebutkan kalau EMS Indonesia lebih realtime (mungkin lebih realtime status posisi paketnya kalau sudah masuk wilayah Indonesia). Kegalauan baru pun dimulai. Sejak tanggal 20 sampai 25 April status paketku masih Departure from inward OE di Soetta. Apa ada masalah dengan paketku?

Hasil pelacakan kiriman di website EMS Indonesia

Aku pun menanyakan hal tersebut ke Pos Indonesia dengan mention aku mereka di Twitter dan mengirim pesan di Facebook. Di Twitter aku cuma menanyakan kenapa paketku sudah lima hari tidak ada perubahan status. Sedangkan di Facebook entah kenapa aku mengubah redaksi pertanyaanku menjadi permintaan "Tolong dicek, dong!" Dan ternyata dampak perubahan kalimat itu lumayan besar. Jawaban yang kuperoleh di Twitter adalah "paket sedang menunggu antrian pemeriksaan dokumen oleh pihak Bea Cukai". Adapun jawaban yang kudapat di Facebook adalah "paket sudah diterima di Banda Aceh dan akan diproses untuk diteruskan ke kantor pos alamat tujuan" dan ada lampiran screenshot status paketku. Jadi, yang merespon pesanku di Facebook benar-benar mengecek. Apakah itu karena aku menambahi kata-kata "Tolong dicek, dong!"? Mungkin.


Daaan ... akhirnya paket yang kunanti-nanti tiba juga kemarin. Cuma sepuluh hari dari tanggal pengiriman, tapi galaunya membuat serasa berminggu-minggu. Aku jadi ragu mau membeli barang lagi dari luar negeri. Khawatir akan ada drama VCN lagi. Padahal masih ada barang yang menggodaku untuk membelinya. Mungkin kalau bukan preorder tidak ada drama VCN seperti kemarin. Kalau jarak antara pemesanan dan pengiriman barang kurang dari seminggu, sepertinya tidak ada masalah karena masa berlaku VCN kalau tidak salah 7x24 jam. Jadi, belanja lagi? Lihat nanti saja lah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!