Athaya, perempuan berusia 27 tahun, web designer, pencinta sepatu,
SINGLE. Yang terakhir itu yang paling penting. Single. Status yang membuat
Athaya sering diinterogasi di acara keluarga. Athaya juga (menganggap dirinya)
kurang beruntung dalam urusan percintaan karena tiap pacaran selalu putus.
Dan di saat dia merasa tidak beruntung dalam percintaan, dia justru
mendapatkan dua “cinta” sekaligus: Ibra dan Kelana. Ibra adalah seorang marketing manager di perusahaan klien
Athaya. Introvert, womanizer, dan workaholic, atau menurut pengakuannya: mencintai pekerjaan. Ibra
juga sering mengirim kue untuk Athaya alih-alih mengirim bunga. Kelana adalah
seorang penulis muda yang novel-novelnya jadi best seller. Kalau sedang sibuk menulis, Kelana akan sangat susah
dihubungi. Manda, sahabat Athaya, menyebutnya makhluk setengah demit.
Athaya dihadapkan pada dua pilihan: Ibra dengan keseriusannya untuk
berkomitmen atau Kelana dengan sikapnya yang sulit ditebak yang selalu membuat
Athaya rindu. Siapa yang akan ia pilih? Kalau mau tahu jawabannya, baca saja
novel Geek in High Heels. Hehehe....
Hal pertama yang menarik hatiku sewaktu membaca novel setebal 208
halaman ini adalah kue-kuenya. Iya, aku memang salah fokus. Tapi, mau bagaimana
lagi? Aku lebih tertarik pada kue daripada sepatu. Dan kue-kue di novel ini
kelihatannya enak. Macaroons, opera, puff
pastry, duh, semuanya bikin ngiler!
Ok. Fokus!
Tema novel karya Octa NH ini menarik. Perempuan yang tidak kunjung
menikah padahal perempuan lain seusianya sebagian besar sudah berkeluarga. Mainstream? Tunggu dulu. Ada yang
berbeda. Perempuan ini geek, lebih
tepatnya geek di bidang IT. Dan tidak
seperti geek lain yang biasanya tidak
modis, geek yang satu ini justru
sangat modis. Saking modisnya sampai-sampai dia suka menyesuaikan warna cat
kuku dengan sepatunya.
Novel ini juga mengangkat pandangan masyarakat yang sebagian besar
menganggap bahwa pekerjaan di bidang IT hanya cocok untuk laki-laki. Padahal,
kenyataannya banyak juga wanita yang bekerja di bidang tersebut (meskipun masih
tak sebanyak laki-laki), dan sukses. Orang-orang mah tahunya Bill Gates ama
Steve Jobs doang.
Bagian yang kusuka di novel terbitan Stiletto Book ini adalah ketika
Manda mengingatkan Athaya untuk berani memilih dan berani menghadapi risiko
atas pilihannya. Kalimatnya agak keras. Tapi, memang begitulah teman yang baik.
Tidak selalu mengatakan hal yang baik, tapi selalu mengatakan hal yang benar.
Sayangnya, masih banyak typo di novel ini. Di halaman 194 juga
sepertinya ada frasa yang hilang. Dan ada satu lagi: aku kurang suka desain sampulnya.
Banyak yang berpendapat bahwa desain sampulnya manis. Tapi, menurutku, kombinasi
warna hijau, pink, dan ungu menurutku mematikan. Mungkin lebih aman kalau warna
dasarnya putih, bukan hijau. Atau kalau perlu, sampulnya diganti fotoku dengan
Benedict Cumberbatch saja. Hahaha!
The last but not least,
selamat buat Mbak Octa NH atas novel debutnya. Ditunggu novel-novel lainnya.
Kovernya chicklit banget ya mil. Unyu-unyu, hihiiii
BalasHapusIyaaa :)
HapusSoal typo, itu editornya kurang teliti berarti... :3
BalasHapusKayaknya sih iya.
HapusBeneran mau nunggu novel selanjutnya? Beneraaaaan? *hugs* Tapi sebelomnya, yey proofreads dulu yak. *sodorin naskah sekardus*
BalasHapusAPAAAAAH? sekardus??? *langsung ngumpet
HapusAku suka baca chicklit biarpun udah tua :)
BalasHapusSaya sih jarang baca chicklit. Kebanyakan porsi cinta-cintaannya -_-
Hapusgak sabar juga pengen ngereview nih buku,,,
BalasHapusayo, buruan di-review :)
Hapus