Senin, 27 Januari 2014

Geek in High Heels



Athaya, perempuan berusia 27 tahun, web designer, pencinta sepatu, SINGLE. Yang terakhir itu yang paling penting. Single. Status yang membuat Athaya sering diinterogasi di acara keluarga. Athaya juga (menganggap dirinya) kurang beruntung dalam urusan percintaan karena tiap pacaran selalu putus.

Dan di saat dia merasa tidak beruntung dalam percintaan, dia justru mendapatkan dua “cinta” sekaligus: Ibra dan Kelana. Ibra adalah seorang marketing manager di perusahaan klien Athaya. Introvert, womanizer, dan workaholic, atau menurut pengakuannya: mencintai pekerjaan. Ibra juga sering mengirim kue untuk Athaya alih-alih mengirim bunga. Kelana adalah seorang penulis muda yang novel-novelnya jadi best seller. Kalau sedang sibuk menulis, Kelana akan sangat susah dihubungi. Manda, sahabat Athaya, menyebutnya makhluk setengah demit.

Athaya dihadapkan pada dua pilihan: Ibra dengan keseriusannya untuk berkomitmen atau Kelana dengan sikapnya yang sulit ditebak yang selalu membuat Athaya rindu. Siapa yang akan ia pilih? Kalau mau tahu jawabannya, baca saja novel Geek in High Heels. Hehehe....


Hal pertama yang menarik hatiku sewaktu membaca novel setebal 208 halaman ini adalah kue-kuenya. Iya, aku memang salah fokus. Tapi, mau bagaimana lagi? Aku lebih tertarik pada kue daripada sepatu. Dan kue-kue di novel ini kelihatannya enak. Macaroons, opera, puff pastry, duh, semuanya bikin ngiler!

Ok. Fokus!

Tema novel karya Octa NH ini menarik. Perempuan yang tidak kunjung menikah padahal perempuan lain seusianya sebagian besar sudah berkeluarga. Mainstream? Tunggu dulu. Ada yang berbeda. Perempuan ini geek, lebih tepatnya geek di bidang IT. Dan tidak seperti geek lain yang biasanya tidak modis, geek yang satu ini justru sangat modis. Saking modisnya sampai-sampai dia suka menyesuaikan warna cat kuku dengan sepatunya.

Novel ini juga mengangkat pandangan masyarakat yang sebagian besar menganggap bahwa pekerjaan di bidang IT hanya cocok untuk laki-laki. Padahal, kenyataannya banyak juga wanita yang bekerja di bidang tersebut (meskipun masih tak sebanyak laki-laki), dan sukses. Orang-orang mah tahunya Bill Gates ama Steve Jobs doang.

Bagian yang kusuka di novel terbitan Stiletto Book ini adalah ketika Manda mengingatkan Athaya untuk berani memilih dan berani menghadapi risiko atas pilihannya. Kalimatnya agak keras. Tapi, memang begitulah teman yang baik. Tidak selalu mengatakan hal yang baik, tapi selalu mengatakan hal yang benar.

Sayangnya, masih banyak typo di novel ini. Di halaman 194 juga sepertinya ada frasa yang hilang. Dan ada satu lagi: aku kurang suka desain sampulnya. Banyak yang berpendapat bahwa desain sampulnya manis. Tapi, menurutku, kombinasi warna hijau, pink, dan ungu menurutku mematikan. Mungkin lebih aman kalau warna dasarnya putih, bukan hijau. Atau kalau perlu, sampulnya diganti fotoku dengan Benedict Cumberbatch saja. Hahaha!

The last but not least, selamat buat Mbak Octa NH atas novel debutnya. Ditunggu novel-novel lainnya.

10 komentar:

  1. Kovernya chicklit banget ya mil. Unyu-unyu, hihiiii

    BalasHapus
  2. Soal typo, itu editornya kurang teliti berarti... :3

    BalasHapus
  3. Beneran mau nunggu novel selanjutnya? Beneraaaaan? *hugs* Tapi sebelomnya, yey proofreads dulu yak. *sodorin naskah sekardus*

    BalasHapus
  4. Aku suka baca chicklit biarpun udah tua :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sih jarang baca chicklit. Kebanyakan porsi cinta-cintaannya -_-

      Hapus
  5. gak sabar juga pengen ngereview nih buku,,,

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!