Sering wara-wiri di Facebook? Kalau sering,
mestinya pernah (atau malah sering) membaca artikel sebuah Page yang banyak
di-share oleh teman-teman kita di Facebook. Kalau artikelnya benar dan bagus,
sih, tidak apa-apa. Yang menyebalkan adalah kalau artikelnya bohong alias hoax. Misalnya artikel tentang orang
yang mengonsumsi seafood dengan jus jeruk (atau minuman lain yang mengandung
vitamin C) lalu keluar darah dari panca inderanya kemudian meninggal atau artikel
tentang orang yang mengonsumsi mie instan dan cokelat lalu keluar nanah dari panca
inderanya kemudian meninggal. Artikelnya terlihat sangat ilmiah dengan
mencantumkan nama-nama senyawa yang asing di telinga orang awam seperti diriku
dikuatkan pula dengan mencantumkan rumus ilmiahnya. Kalimat di artikelnya pun sangat
meyakinkan dan membuat pembacanya tergerak untuk menyebarkannya. Misalnya
kalimat, “Kalau kalian menganggap artikel ini penting dan kalian menyayangi
teman-teman kalian, bagikan artikel ini.”
Parahnya,
yang kerap memublikasikan artikel semacam ini di Facebook adalah Page yang
pengikutnya lumayan banyak. Kalau pengikutnya ada seribu dan semuanya
membagikan (share) artikel tersebut lalu dibaca oleh kawan-kawan mereka, berapa
banyak orang yang ‘tertipu’? Bagaimana kalau orang tersebut juga
memublikasikannya di web-nya lalu dibaca ribuan orang? Berapa orang lagi yang ‘tertipu’?
‘Penipuan’ berantai itu namanya.
Orang yang ‘tertipu’
hoax tersebut banyak dan bukan hanya
orang awam. Orang dengan pendidikan tinggi pun ada yang percaya dan membagikan
artikel hoax. Misalnya saja aku.
Biarpun (katanya) sarjana, aku tidak menguasai ilmu kimia jadi tidak tahu
tentang racun Arsenik bla bla bla yang disebutkan dalam hoax tentang seafood dan jus jeruk. Lha, wong aku kuliahnya statistik (padahal ditanya tentang statistik pun
nggak tahu). Kalau saja aku tidak
iseng ngubek-ubek Google untuk
mencari artikel lain yang menjelaskan benar tidaknya artikel seafood dan
jus jeruk tersebut, tentu aku sudah percaya kalau artikel itu benar. Untungnya
aku curiga pada gejala kematian yang sangat lebay dan mistis (keluar darah dari
panca indera). Setelah googling
ternyata hoax.
Sayangnya
tidak semua orang mengecek kebenaran suatu artikel sebelum membagikannya. Ada
orang yang begitu melihat artikel menarik langsung membagikannya. Yang lebih
parah adalah para admin Page yang (sepertinya) tidak mengecek kebenaran artikel
sebelum memublikasikannya di Page-nya. Kalau pengikut Page saja harus pintar
dalam memilah artikel mana yang benar mana yang bohong, berarti adminnya harus
lebih pintar, kan? Kalau adminnya tidak teliti memilah artikel, mana yang benar
mana yang bohong, bisa menyesatkan banyak orang.
Memang kita
dianjurkan untuk tidak jadi orang yang mudah curiga. Nggak boleh su’uzhon katanya. Tapi, tidak ada ruginya juga kalau
mengecek kebenaran mengenai berita yang sampai kepada kita sebelum kita
menyebarkannya kepada orang lain. Semoga aku juga bisa selalu mengecek lebih
dulu sebelum membagikan artikel yang kubaca. Stop spreading hoax!
Aku suka ngecek ke naturalnews.com soalnya kebanyakan artikel hoax itu datengnya dari onoh. Ini web sama yang bikin juga terang-terangan dibilang cuman buat hiburan doang. Bener apa kagaknya isi web-nya, dia sendiri kagak ngerti. T_________T
BalasHapusWah, saya malah belum pernah ngecek ke naturalnews...
Hapusaku juga akhir2 ini hati2 kalau share, kalau dirasa terlalu bombastis ga usah di share
BalasHapusHo'oh, biasanya yang bombastis emang mencurigakan.
HapusBener juga ya Mil. Harus cek and ricek dulu kebenarannya sebelum ikutan share or publish yaaa? Aku pernah juga lho berlaku serupa, karena merasa yakin and logic dengan artikel yang dishare itu, aku ikutan ngeshare deh. :D
BalasHapusApa kabar Mil? Sering hujan ga di Blang Pidie?
Alhamdulillah baik. Cuaca di Blangpidie masih ababil, Kak, kadang panas banget kadang hujan seharian.
Hapuscek and recek..itu yang selalu digembar gemborkan sebagai nasihat saat internet dengan segala kecanggihannya mulai mewabah di Indonesia, cek and recek perlu agar kita tidak tertipu oleh segala sesuatu yang berbau hoax, dan juga bisa terhindar dari penipuan internet yang marak belakangan ini :-)
BalasHapusYup, memang harus cek dan recek sebelum menyebarkan berita.
Hapusaku jadi inget kasus serupa mbak. Sering aku wara-wiri di sebuah grup FB, dan ada salah satu TS nyebarin berita bhwa ada yg mati gara2 makan kangkung. Katanya di kangkungnya ada semacam lintahnya. Hiii, untungnya belum sempet aku sharekan dimana2.
BalasHapusDibawah post si TS, udah ada penjelasan dr para ahli yg memang juga gabung sama grup itu. Si TS dibabat habis. wekeke.
Mau gabung grup itu juga nggak mbak? #promosi terselubung.
~jangan2 mbak Milo malah udah gabung. :3
Wah, yang itu emang sempet heboh. Jadi takut makan kangkung waktu itu. Sadis yang bikin hoax.
HapusAku jarang gabung di grup, kok. Paling gabung di grup temen sekolah doang.
Kalo aku emang paling males menyebar luaskan berita/ artikel yg suka ada di BBM/FB.. Apalagi yang suka ada kalimat ancaman. Iiihh udah males banget..
BalasHapusIyah, yang ada ancemannya itu malah bikin ilfil.
Hapusyang terbaru berita tentang Luwak White Coffe yang katanya mengandung babi, bener ga ya? padahal aku lagi demen2nya
BalasHapusKalo Luwak White Koffe kan katanya halal yak. Kalo ada unsur babinya masa iya LPPOM-MUI ngelolosin.
Hapusqku tuh malas baca yang share2 gitu :) kecuali share info lomba hehehe
BalasHapusHihihi, menguntungkan temen itu mah kalo share info lomba :)
HapusHati2 dalam meng-share apapun. Bahkan kadang yang terlihat baikpun belum tentu benar.
BalasHapusBetul. Kadang yang kelihatannya baik belum tentu benar. Berita bohong pun biasanya dikemas dengan menyampaikan berita baik, tapi dicampuradukkan dengan kebohongan.
Hapushehehe itulah indonesia raya
BalasHapusyang sebenarnya belum siap menerima internet. masih gumunan dan seneng heboh kalo dengan sesuatu tapi tak pernah mau croschek...
Iya, masih latah, apa-apa di-forward, di-broadcast -___-
Hapus