Rabu, 24 April 2013

Antre, Dong! (Episode 2)

Masih ingat ceritaku ketika hampir diserobot seseorang ketika mengantre di SPBU? Pernah kuceritakan di tulisan ini. Hari Kamis yang lalu aku mengalami kejadian yang sama. Di SPBU yang sama, hanya saja barisan antreannya berbeda.

Waktu kejadian yang dulu, aku berhasil mencegah orang menyalip antrean. Akan tetapi, hari Kamis yang lalu aku gagal mencegahnya. Aku sebenarnya sudah curiga karena ada orang yang mengambil posisi di sebelah kiriku, bukannya sebelah kananku (antriannya ada dua barisan). Padahal posisi di sebelah kananku lebih luas karena aku (bermaksud) memang mengantri di sebelah kiri. Aku tidak ingat waktu itu sedang memperhatikan apa. Yang jelas aku lengah. Ketika orang di depanku maju, orang  yang mengambil posisi di sebelah kiriku itu tiba-tiba menyelip di celah kecil antara motorku dan motor di depanku. Refleks aku langsung berkata padanya, "Ngapain, Bang?" Orang itu cuma menoleh dan sepertinya bingung mau menjelaskan alasannya. Langsung kulanjutkan omelanku, "Antre, dong!" Tanpa kusadari suaraku saat itu benar-benar melengking dan sepertinya terdengar sampai seluruh penjuru SPBU. Orang tadi menjawab, "Na dua boh (Ada dua buah [antrian])." Aku masih belum terima. Kujawab lagi, "Di sebelah kanan, kan, bisa!" Memang seharusnya dia antre di sebelah kanan, kan? Masa dia tidak lihat aku antre di sebelah kiri? Dia diam saja.


Setelah selesai ngomel (meskipun belum puas), aku menoleh ke arah lain. Dan aku melihat seseorang yang ternyata sedang melihat ke arahku sambil tersenyum. Aku langsung tersenyum keki. Malu. Sepertinya dia melihatku dari tadi dan itu berarti dia juga melihatku ngomel-ngomel. Kalau dia bukan orang yang kukenal, sih, tidak masalah. Sayangnya dia mengenalku. Dan kami tidak terlalu akrab. Agak malu juga 'menunjukkan' sisi garangku pada seseorang yang biasanya mengenalku sebagai orang yang tidak terlalu garang. Kalau teman akrab, sih, rata-rata sudah tahu kegaranganku. Dan ketika kami mau keluar dari SPBU dia berkata padaku, "Sabaaar." Hyaks! Maluuuuu!

Lalu, apakah aku menyesal sudah mengomel? Tidak. Biarpun gara-gara mengomel itu image-ku jadi kurang baik di mata kawanku itu, aku tidak menyesal. Aku tidak merasa melakukan sesuatu yang salah. Mungkin orang lain bisa memberikan toleransi kalau disalip antreannya. Tapi, aku bukan orang seperti itu. Biarpun kejadian ngomel itu berawal dari refleks, aku tidak menyesali refleks itu. Aku memang perlu mengatakannya. Memang harus seperti itu agar orang itu tahu bahwa menyalip antrean itu tidak boleh. Kalau memang terburu-buru -- misalnya hendak pergi ke rumah sakit -- kenapa tidak meminta izin pada orang di depannya untuk menyalip antrean? Orang lain mungkin bisa bersabar. Tapi, aku tidak. Di dunia ini yang terburu-buru bukan cuma dia. Aku juga buru-buru.

Aksi ngomel-ku itu memang tidak membuat orang itu kembali mundur ke belakang antrean. Tapi, setelah mendapat omelan dariku, semoga kelak dia berpikir beberapa kali lagi sebelum memutuskan menyalip antrean. Dan semoga kalau dia menyalip antrean lagi, dia akan diomeli lagi. Hahaha!

18 komentar:

  1. geram kalo lihat yang beginian,g mau antri main serobot sana serobot sisni......nggak salah mbk udah teriak,saya juga kadang begitu biar orang2 tau kalo dia salah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, itu sebabnya saya nggak nyesal udah ngomelin :D

      Hapus
  2. ndadak malu barang
    mesti anu ganteng plus rada naksir ya..?
    haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, ora naksir koh. mung isin karna konangan judese :D

      Hapus
  3. hihihi jadi ketauan ya bisa galak juga. Tapi gak apa-apa memang harus sedikit galak sama orang yang tidak tertib

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, biar kali lain dia nggak sembarangan nyalip antrean.

      Hapus
  4. udah di darah gitu loh....
    antri belum membudaya di Indonesiyaaahhh...

    BalasHapus
  5. saya paling sebel tuh kalau melihat ada orang yang tidak antree... tidak menghormati orang lain.... tapi kalau di omelin dirimu sih pasti langsung tobat ya..

    BalasHapus
  6. aku kok malah ser seran yang milo kepergok sama "teman" yang kurang akrab itu ya.......

    BalasHapus
  7. Ah, pencitraan itu kalo Milo lemah-lembut. Aslinya serem.:D *ditoyor*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perasaan saya nggak ngaku lemah lembut deh -______-

      Hapus
  8. Kalo aku nih Mil, kadang ikhlas aja.ha3..
    mencoba positive thinking kali2 tuh pengantri lagi buru2.
    tapi kalo serobotnya gak permisi sih laen hal kali yah

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!