Masih ingat ceritaku ketika hampir
diserobot seseorang ketika mengantre di SPBU? Pernah kuceritakan di tulisan ini. Hari Kamis yang lalu aku mengalami
kejadian yang sama. Di SPBU yang sama, hanya saja barisan antreannya berbeda.
Waktu kejadian yang dulu, aku berhasil
mencegah orang menyalip antrean. Akan tetapi, hari Kamis yang lalu aku gagal
mencegahnya. Aku sebenarnya sudah curiga karena ada orang yang mengambil posisi
di sebelah kiriku, bukannya sebelah kananku (antriannya ada dua barisan).
Padahal posisi di sebelah kananku lebih luas karena aku (bermaksud) memang
mengantri di sebelah kiri. Aku tidak ingat waktu itu sedang memperhatikan apa.
Yang jelas aku lengah. Ketika orang di depanku maju, orang yang mengambil
posisi di sebelah kiriku itu tiba-tiba menyelip di celah kecil antara motorku
dan motor di depanku. Refleks aku langsung berkata padanya, "Ngapain,
Bang?" Orang itu cuma menoleh dan sepertinya bingung mau menjelaskan
alasannya. Langsung kulanjutkan omelanku, "Antre, dong!" Tanpa
kusadari suaraku saat itu benar-benar melengking dan sepertinya terdengar
sampai seluruh penjuru SPBU. Orang tadi menjawab, "Na dua boh (Ada dua
buah [antrian])." Aku masih belum terima. Kujawab lagi, "Di sebelah
kanan, kan, bisa!" Memang seharusnya dia antre di sebelah kanan, kan? Masa
dia tidak lihat aku antre di sebelah kiri? Dia diam saja.
Setelah selesai ngomel (meskipun belum puas), aku menoleh ke arah lain. Dan aku melihat seseorang yang ternyata sedang melihat ke arahku sambil tersenyum. Aku langsung tersenyum keki. Malu. Sepertinya dia melihatku dari tadi dan itu berarti dia juga melihatku ngomel-ngomel. Kalau dia bukan orang yang kukenal, sih, tidak masalah. Sayangnya dia mengenalku. Dan kami tidak terlalu akrab. Agak malu juga 'menunjukkan' sisi garangku pada seseorang yang biasanya mengenalku sebagai orang yang tidak terlalu garang. Kalau teman akrab, sih, rata-rata sudah tahu kegaranganku. Dan ketika kami mau keluar dari SPBU dia berkata padaku, "Sabaaar." Hyaks! Maluuuuu!
Lalu, apakah aku menyesal sudah mengomel?
Tidak. Biarpun gara-gara mengomel itu image-ku jadi kurang baik di mata
kawanku itu, aku tidak menyesal. Aku tidak merasa melakukan sesuatu yang salah.
Mungkin orang lain bisa memberikan toleransi kalau disalip antreannya. Tapi,
aku bukan orang seperti itu. Biarpun kejadian ngomel itu berawal dari refleks,
aku tidak menyesali refleks itu. Aku memang perlu mengatakannya. Memang harus
seperti itu agar orang itu tahu bahwa menyalip antrean itu tidak boleh. Kalau
memang terburu-buru -- misalnya hendak pergi ke rumah sakit -- kenapa tidak
meminta izin pada orang di depannya untuk menyalip antrean? Orang lain mungkin
bisa bersabar. Tapi, aku tidak. Di dunia ini yang terburu-buru bukan cuma dia.
Aku juga buru-buru.
Aksi ngomel-ku itu memang tidak membuat
orang itu kembali mundur ke belakang antrean. Tapi, setelah mendapat omelan
dariku, semoga kelak dia berpikir beberapa kali lagi sebelum memutuskan
menyalip antrean. Dan semoga kalau dia menyalip antrean lagi, dia akan diomeli
lagi. Hahaha!
geram kalo lihat yang beginian,g mau antri main serobot sana serobot sisni......nggak salah mbk udah teriak,saya juga kadang begitu biar orang2 tau kalo dia salah :D
BalasHapusYup, itu sebabnya saya nggak nyesal udah ngomelin :D
Hapusndadak malu barang
BalasHapusmesti anu ganteng plus rada naksir ya..?
haha
hehehe, ora naksir koh. mung isin karna konangan judese :D
Hapushihihi jadi ketauan ya bisa galak juga. Tapi gak apa-apa memang harus sedikit galak sama orang yang tidak tertib
BalasHapusIya, biar kali lain dia nggak sembarangan nyalip antrean.
Hapusudah di darah gitu loh....
BalasHapusantri belum membudaya di Indonesiyaaahhh...
semoga nggak terus-menerus jadi 'budaya'.
Hapussaya paling sebel tuh kalau melihat ada orang yang tidak antree... tidak menghormati orang lain.... tapi kalau di omelin dirimu sih pasti langsung tobat ya..
BalasHapusnggak tahu tuh orangnya tobat atau nggak :D
Hapusaku kok malah ser seran yang milo kepergok sama "teman" yang kurang akrab itu ya.......
BalasHapusKok kamu yang ser seran?
Hapusiya jadi berasa nonton sinetron gitu....
HapusEeeeeeh, segitu "drama" kah tulisan ini?
HapusAh, pencitraan itu kalo Milo lemah-lembut. Aslinya serem.:D *ditoyor*
BalasHapusPerasaan saya nggak ngaku lemah lembut deh -______-
HapusKalo aku nih Mil, kadang ikhlas aja.ha3..
BalasHapusmencoba positive thinking kali2 tuh pengantri lagi buru2.
tapi kalo serobotnya gak permisi sih laen hal kali yah
Saya susah buat ikhlasinnya :D
Hapus