Pagi hari. Setelah berbincang-bincang mengenai masalah pekerjaan di rantau, kemudian membicarakan mengenai peluang pindah...
Aku: "Semoga teman-temanku yang di Aceh dapat jodoh orang Aceh, jadi aku gak punya saingan pindah ke Jawa. Kalo temen-temenku dah punya pasangan orang Aceh kan mereka pasti menetap, ga ngantri pindah."
Temanku: "Kok kamu mikirnya gitu? Mestinya kamu tuh berdoa biar dapet jodoh orang Jawa yang bisa narik kamu pulang ke Jawa."
Aku: "Kalo itu mah susah. Males"
Temanku: "Eh, nggak boleh gitu. Kalo males berarti kamu putus asa."
Aku: *bingung*
Pagi menjelang siang. Sembari sarapan temanku bercerita tentang temannya yang terkena lupus. Tapi yang menjadi fokusku bukanlah temannya karena dia tidak terlalu menekankan mengenai hal itu. Yang berkali-kali dia tekankan adalah nasihat kawannya yang lebih kurang begini, "Kalian tuh mestinya bersyukur. Masalah kalian tuh gak ada apa-apanya. Kalian sedih karena belum ketemu jodoh, kami malah sama sekali udah gak kepikiran masalah jodoh. Yang kami pikirin cuma gimana caranya kami bisa sembuh."
Aku jadi berpikir bahwa dia sedang menasihatiku agar aku (dan juga dia) tetap bersyukur meskipun belum bertemu jodoh. Aku jadi bingung. Apa aku terlihat tidak bersyukur karena aku belum menikah? Hmm, sepertinya aku tidak seperti itu. Aku cuma mengatakan bahwa aku malas memikirkan mengenai pernikahan. Apakah itu terdengar seperti kalimat orang yang tidak bersyukur? I didn't blame destiny. I didn't blame God.
Kalau aku dianggap tidak bersyukur dalam masalah pekerjaan, mungkin kadang-kadang memang begitu. Aku kadang mengeluh karena pekerjaan yang kadang terlalu menyita waktu dan tenaga. Tapi, kalau masalah jodoh? Aku berusaha untuk tidak terlihat desperate. Tapi, kenapa dia menganggapku desperate? I'm fine, dude! I'm totally fine :)
I see, I in this case...apapun jawaban saya, biasanya ujung2nya tetap di judge pilih-2? even in complicated situation,saya berusaha bahwa menikah bukan sekedar mengganti status...
BalasHapusSalam kenal...
@ Ririe Khayan:
BalasHapusHu'um, ujung2nya dibilang pilih2 padahal saya sama sekali ga dikasih pilihan :D
Salam kenal :)
Halo millati, mampir dan tertarik baca ini.. :) Dari kata malas itu sih mmg menunjukkan rada2 putus asa, tp yg sy tangkep you are choosing to be an easy-going-person for this case.. Salam kenal, thanks for stoping by :)
BalasHapus@ Dian Eka:
BalasHapusSalam kenal juga :)