I'm too lazy to write a new post but I have to post it, before I lost all my will to post this. I don't want this post to get postponed for almost two years like Wanseponetaim in Ternate. So, I'm gonna post another post of wanseponetaim. It's once upon a time, by the way, but I want to make it sounds less keminggris so I write it as wanseponetaim.
Oke. Sudah cukup keminggrisnya.
Pekan lalu aku pergi ke Makassar bersama rekan kantorku. Ke mana saja di Makassar? Cuma berkeliling di pantai Losari dekat hotel. Berburu foto senja dengan latar belakang Masjid 99 Kubah. Salat di situ? Nggak. Memotret masjidnya dari jauh saja. Di sekitar pantai Losari juga ada masjid apung yang bernama Masjid Amirul Mukminin. Namun, yang lebih terlihat estetis (halah, estetis) adalah Masjid 99 Kubah jadi masjid itu yang lebih banyak kupotret.
 |
Bangunan kecil berkubah biru itu Masjid Amirul Mukminin |
 |
Masjid Amirul Mukminin dan Masjid 99 Kubah |
.jpg) |
Masjid 99 Kubah dari pelataran Masjid Amirul Mukminin |
 |
Masjid 99 Kubah (sepertinya dari tulisan Pantai Losari) |
Besok siang menjelang sorenya kami pergi ke Museum La Galigo. Nama yang tidak asing bagiku karena semasa kuliah aku sering mendengar ringkasan kisah I La Galigo di radio. Museum yang ada di dalam kompleks Benteng Rotterdam ini memiliki dua lantai. Isinya? Ya, seperti museum pada umumnya. Banyak benda peninggalan sejarah, seperti alat berburu pada zaman prasejarah, replika berbagai perahu/kapal, alat bertani, mahkota dan aksesoris raja, replika rumah adat, pakaian adat, naskah Sureq La Galigo, dan sebagainya. Sayangnya aku tidak memotret naskah Sureq La Galigo yang dipajang di museum. Jadi, yang bisa kupamerkan hanya foto seadanya.
wuih bagusnya....sayang ga ada foto Kak Millati...hehehe
BalasHapusMakasih. Seneng deh dipuji fotonya bagus :)
HapusFoto saya nggak boleh dipajang, merusak pemandangan :D