Jumat, 11 Maret 2022

Pengalaman Kursus Bahasa Jepang

Sekitar dua puluh tahun lalu, sewaktu masih SMA (iya, aku setua itu), aku ingin sekali kursus bahasa asing. Saat itu drama Taiwan, Jepang, dan Korea sedang populer sehingga banyak yang berminat belajar bahasa Mandarin, Jepang, dan Korea. Di samping SMA-ku juga mulai ada lembaga kursus ketiga bahasa itu. Makin besarlah keinginanku untuk ikut kursus. Sayangnya tidak ada alokasi dana untuk kursus. Lha wong alokasi dana untuk bimbingan belajar saja tidak ada. Jadilah aku hanya bisa belajar dari buku.

Bertahun-tahun kemudian, aku sudah bekerja. Sudah ada dana, dong! Namun, aku bekerja di ujung Sumatera di kabupaten yang tidak ada lembaga kursus bahasa Jepang atau Korea. Ya, sudah. Masih belum rezeki.

Tahun 2014 aku berkesempatan untuk kuliah lagi di Jakarta. Dari tempat kuliah ke tempat kursus tinggal ngesot. Sayangnya aku baru ingat tentang tempat kursus itu setelah pendaftaran ditutup. Aku baru bisa mendaftar pada term selanjutnya. Term selanjutnya daftar? NGGAK. Otakku sudah dikudeta pikiran tentang tugas kuliah.

Akhirnya keinginan untuk kursus pun terkubur. Sampai akhirnya tahun lalu salah satu rekan kerjaku mengajakku untuk kursus bahasa Jepang. Sebenarnya aku ragu, takutnya cuma semangat di awal, setelah itu angot-angotan. Namun, sepertinya tidak ada ruginya mencoba. Lumayan juga untuk menambah pengalaman. Selama ini, kan, aku hanya belajar dengan mengerjakan kuis di renshuu.org dan menonton acara ragam yang dibawakan Arashi.

Aku pun mendaftar kursus bahasa Jepang. Saat mendaftar aku iseng mencoba tes penempatan. Dari hasil tes penempatan aku dimasukkan ke kelas Jepang Dasar 6. Wow, langsung 6! Jadi pengen sombong. Ya, gimana, ya... Udah lulus JLPT N5 gitu loh. Cuma N5 aja suombooong! Yang lain lulus N1 aja nggak belagu kaya kamu, Milo.

Ternyata langsung masuk ke Jepang Dasar 6 ini menimbulkan drama juga. Drama buku. Saat petugas mengirimkan buku yang akan kami gunakan, ternyata yang dikirimkan tidak lengkap. Aku hanya mendapat buku Kanji 2 dan tidak mendapatkan buku kosa kata dan tata bahasa. Sepertinya buku itu diberikan pada murid baru saat masuk ke Dasar 1. Berhubung aku masuk kelas Dasar 6, sepertinya petugas mengira aku murid yang melanjutkan dari tingkat sebelumnya. Mereka tidak tahu kalau aku murid baru yang belum mendapatkan buku apapun. Akibatnya, di hari pertama kursus aku membaca daftar kosa kata dari foto yang dikirimkan sensei. Untungnya setelah berkomunikasi lewat email, petugas mengirimkan buku yang kurang.

Kursus dimulai tanggal 29 Mei 2021 dan selesai tanggal 21 Agustus 2021 (UAS). Dari awal sampai akhir term kursus dilakukan secara daring (online). Kegiatan belajar mengajar dilakukan menggunakan zoom dan google meet. Kami belajar setiap hari Sabtu, dua sesi, masing-masing sesi ada dua jam. Mblenger. Tadinya kupikir aku masih sanggup belajar berlama-lama. Ternyata jenuh juga. Selain jenuh, aku juga lumayan stress kalau diberi tugas, dan diminta membacakannya saat pelajaran. Kalau sekadar diberi tugas dan diminta mengumpulkannya ke sensei, sih, tidak masalah. Membacakannya di kelas daring? Ini lumayan membuat deg-degan. Akhirnya hari Sabtu tidak lagi menjadi hari favoritku. Padahal, dulu aku suka sekali hari Sabtu karena aku bisa bersantai. Gara-gara kursus jadi tidak santai.

Meskipun membuat stress, kursus bahasa Jepang lumayan efektif membantuku belajar tata bahasa. Aku tipe orang yang sering ragu. Aku butuh orang untuk ditanyai saat aku ragu tentang bagaimana menerapkan tata bahasa dalam kalimat yang kubuat. Dengan kursus ini aku jadi bisa bertanya ke para sensei. Selain itu, penjelasan sensei lebih mudah dicerna dibandingkan penjelasan di buku. Namun, tetap saja aku deg-degan setiap hari Sabtu. Dan itu tidak menyenangkan. Jadi, aku memutuskan untuk tidak mengikuti kursus di term selanjutnya. Satu term doang? Iya. Yang penting sudah dapat pengalaman, hehehe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!