Aku banyak menceritakan pengalaman jalan-jalanku selama ini di blog. Namun, masih ada beberapa yang tidak kuceritakan, sebagian karena foto-foto yang kuambil terlalu jelek, sebagian karena aku malas menceritakannya (meskipun tempatnya tidak mengecewakan), sebagian karena gagal. Gagal kenapa? Biasanya sih karena tidak bisa masuk ke tempat yang kukunjungi.
Pengalaman gagal masuk tempat wisata yang terakhir (kok dari yang terakhir dulu, sih?) adalah perjalanan ke Benteng Vastenburg di Solo bersama adikku. Sudah datang ke sana berpanas-panas ria, ternyata bentengnya ditutup. Sepertinya tidak pernah dibuka untuk umum. Setelah berkeliling, kami tetap tidak menemukan pintu masuk lain. Memang yang tadi itu pintu masuknya, dan tidak dibuka. Pantas saja foto yang bertaburan di google hanya foto pintu masuknya saja.
Beberapa jam sebelumnya kami juga gagal ke Taman Sriwedari. Sampai, sih, ke tamannya. Bisa masuk juga. Namun, tidak ada yang bisa dilihat karena sedang direnovasi. Yang terlihat cuma papan seng yang menutupi sebagian besar lokasi taman yang sedang direnovasi. Dibela-belain jalan jauh, ternyata sedang direhab.
Sehari sebelumnya, aku juga gagal mengunjungi keraton di Yogyakarta. Kenapa? Karena aku datang siang hari selepas salat Jumat padahal pada hari Jumat keraton hanya buka sampai waktu salat Jumat. Kalau tidak salah begitu penjelasan penjaga keraton. Untungnya hari itu aku sudah berhasil berkunjung ke destinasi lain, yaitu DeMata, jadi tidak terlalu kecewa.
Pekan sebelumnya, aku dan dua rekan kantorku jalan-jalan ke Benteng Victoria di Ambon yang menurut peta google lokasinya tidak jauh dari hotel tempat kami menginap. Setelah sampai di sana, ternyata benteng tersebut masuk kompleks militer jadi kami tidak bisa masuk. Kenapa di google ada foto yang menunjukkan beberapa orang mengunjungi benteng tersebut? Kata rekanku, "Mungkin itu studi tour, jadi udah dapet ijin masuk." Mungkin.
Setelah gagal masuk benteng, kami berjalan lagi ke Gong Perdamaian. Daaan ... tutup. Ternyata Gong Perdamaian ini baru dibuka sore hari. Jadinya cuma bisa memotret gongnya dari jauh. Dan setelah dicek, gambarnya buram. Yasudahlah.
Ngomong-ngomong soal gagal masuk tempat wisata karena belum masuk jam operasional, aku juga pernah mengalaminya sewaktu ke PLTD Apung di Banda Aceh. Aku datang sebelum waktu salat Jumat dan tempat tersebut baru buka setelah salat Jumat. Beda, ya, dengan keraton Yogyakarta yang justru dibuka pagi sampai waktu salat Jumat.
Ternyata banyak juga daftar tempat yang gagal kukunjungi. Kecewa nggak kalau gagal jalan-jalan ke tempat wisata? Kecewa, lah. Namun, ada hikmahnya juga. Jadi tahu waktu operasional tempat-tempat wisata. Jadi belajar juga bahwa kalau mau berkunjung harus mengecek waktu operasionalnya. Jadi tahu untuk tidak berharap banyak kalau berkunjung ke benteng. Soalnya tembok doang, hehehe. Khusus yang perjalanan ke Solo, sih, ada hikmah lain: jadi punya pengalaman naik naik kereta Jogja-Solo. Naik Prameks doang seneng? Gitu doang seneng? Yep. Pengalaman baru sewaktu mbolang itu menyenangkan.
Sayang banget ya, benteng tapi gak dibuka untuk umum. Padahal pastinya banyak catatan bersejarah atau hal bersejarah yang bisa dijadikan pelajaran, minimal untuk dikenang.
BalasHapusIya. Kalau dibuka kan bisa menambah wawasan pengunjung ya.
Hapusiya sayang banget ya.. salah satu antisipasinya adalah dengan mencari informasi terlebih dahulu tempat wisata tersebut, apakah tempat wisata itu masih buka atau buka jam berapa dan sekaligus informasi lengkap yang update lainnya
BalasHapusIya, harus cek dulu waktu bukanya biar nggak rugi waktu kalau sudah datang jauh-jauh
HapusAku sekarang kalau jalan-jalan trus ngga sempet ke tempat yang aku pengen datengin mikirnya, ah gampang, tinggal ke sini lagi kapan-kapan... hahaha, sok-sokan padahal duit terbatas
BalasHapusKalo aku duit terbatas dan waktu terbatas. Aku pengen cutiiiii...
Hapus