Beberapa waktu lalu, ada capture status Facebook yang membuat heboh. Padahal kasus ini sudah beberapa minggu yang lalu. Tapi gara-gara ada
blogger yang membahas lagi aku jadi tergoda membahasnya. Sekaligus mengalihkan pikiranku dari KA, hehehe ...
Status ditulis seorang perempuan yang sedang berjalan-jalan di mall lalu melihat papah muda yang ganteng banget sedang menyuapi anaknya sementara si mamah muda sedang memilih-milih baju dan si mbak ini merasa ingin membisikkan pada si papah muda, "Mas dalam Islam poligami itu dibolehkan, lho." Semacam itulah. Sewaktu melihat salah seorang seleb Facebook membagikan capture status itu, aku cuma tertawa. Sebagai sesama lajang, aku menganggap tulisan si mbak itu hanya lucu-lucuan. Dia hanya mengutarakan keinginannya untuk memiliki suami seperti si papah-muda-ganteng-banget itu. Itu yang kutangkap dari status tersebut. Dan setelah melihat komentar-komentar yang bertebaran di foto yang dibagi sang seleb, aku agak kaget dan ingin berkata, "Ini emak-emak baper-baper amat yak!" Sebagian amat emosi karena merasa takut suaminya digoda wanita di mall. Oke, ini wajar. Sebagian seolah menganggap si mbak ini menuduh mamah-muda-yang-milih-milih-baju sebagai istri yang menelantarkan suami dan anak di mall sehingga si mbak menyarankan kepada si papah-muda-ganteng-banget, "Mas cari istri lain aja. Sama saya juga boleh." Mereka bersikap defensif dengan berkomentar "dia nggak tahu kalo mamah muda itu sehari-hari sibuk ngurus rumah dan anak, wajar sekali-kali ke mall milih-milih baju dan anak disuapin suami". Padahal kan yaaa, tidak ada kalimat si mbak yang mengatakan bahwa dia menyalahkan sikap si mamah muda. Entah kenapa para emak-emak langsung merasa dituduh. Kalau seseorang merasa disalahkan dan disudutkan, bisa jadi dia merasa ada yang salah dengan tindakannya. Kalau emak-emak yang pede berbagi tugas dengan suami, yakin bahwa keputusannya dengan suami itu yang terbaik, sepertinya tidak akan terlalu peduli ketika ada yang menuduhnya "menelantarkan keluarga", apalagi merasa tersinggung dengan status yang sama sekali tidak menuduh.
Dan ada satu komentar seorang emak yang super sadis. Dia menuduh bahwa orang yang setuju dengan status si mbak ada beberapa golongan, salah duanya yaitu perempuan tua dan lajang yang tidak menarik sehingga perlu merebut suami orang, perempuan yang tidak terlalu peduli pada suami. Lebih kurang seperti itu kategori yang dia sebutkan. Tega euy! Yah, meskipun aku tidak pro pada status si mbak, tuduhan si emak ini benar-benar kezzaaam. Situ kagak belajar statistik dan data mining sih mbak. Klasifikasi itu nggak sesederhana itu. Perlu banyak variabel. Hihi, jadi sok, deh. Maklum lah yaaa.. Sebagai lajang di usia late twenty dengan penampilan tidak menarik seperti tuduhan pertama, aku merasa tidak berminat merebut suami orang. Sorry ye mak. Eyke biar kata nggak cakep juga tetep songong. Ah, malah aku yang jadi ikutan baper.
Memang membahas poligami itu rawan perdebatan. Ada emak-emak yang langsung menentang padahal poligami itu dibolehkan. Ada bapak-bapak yang langsung mendukung dengan alasan sunnah padahal mah yaaa sunnah yang lain belum tentu mau melaksanakannya. Kalau kata Fauzhil Adhim di twitter-nya, sih, lebih baik menghindari bercanda mengenai poligami kalau hanya sekadar lucu-lucuan. Bercandaan seperti itu cenderung merendahkan syariat.
Oh, iya. Aku jadi penasaran dengan hukum meng-capture status seseorang lalu menyebarluaskannya. Boleh atau tidak? Kasihan juga dengan si mbak. Sepertinya banyak yang mem-bully. Kalau statusnya dibuat public, berarti salah si mbak juga, sih. Untuk hal-hal yang kontroversial kadang ada baiknya disimpan untuk diri sendiri. Tidak perlu di-share di dunia maya kalau tidak siap dengan reaksi negatif yang akan timbul. Namun, kalau statusnya sebenarnya dibuat terbatas hanya untuk teman-temannya, berarti ada temannya yang tega sampai menyebarluaskannya. Seperti teman yang dicurhati lalu menyebarluaskan curhatan temannya itu. Ah, entahlah.
Langsung kebawa emosi hihihi. Iya sih kalo dipikir bisa juga maksud si mbaknya itu karena liat bapak2 cakep care lagi sama anaknya maka dia mau jadi istri keduanya. Bukan maksud nyalahin istrinya.
BalasHapusSaya sih nangkepnya gitu. Dia gak memojokkan si mamah muda.
HapusLha mil, tulisanmu kontradiktif berarti. tadi katamu status si mbak itu hanya buat lucu-lucuan, tapi di tulisanmu di paragraf selanjutnya mengutip kalimat '...lebih baik menghindari bercanda mengenai poligami kalau hanya sekadar lucu-lucuan karena cenderung merendahkan syariat.'
BalasHapusHeheee... *piiiis :D
memang cuma lucu2an. itu cara saya dalam menanggapi tulisan si mbak. biar ga usah baper. kalo kutipan itu, ya nyambungin twit nya fauzhil adhim, kalo becanda soal poligami, ya kecenderungannya gitu. ya semacam pengingat diri sendiri biar gak becanda kaya si mbak itu. btw, kalo mau offense, offense aja. kalo pake "piiis" sama emot ":D" malah aneh..
HapusAda juga yang sebel sama ceweknya karena memang penentang poligami heheee. Memang sih semua itu kayaknya sesuai keadaan hati dan perasaan ya mbaa jadi maksudnya bisa beda-beda :)
BalasHapusiya. tergantung perasaan. mungkin para emak2 itu lelah di rumah seharian, jadi liat status gitu doang langsung bertanduk semua :D
HapusKalau mengcapture, terus diupload, mending me tuon orangnya deh. Ngga bakal ngerasa salah kalau ada apa2. :)
BalasHapusmention doang ya? kalo yang punya status nggak mau statusnya disebarluaskan gimana?
Hapuskemaren sekilas lihat tuh status dishare digrup fesbuk. Gak terlalu tak gagas juga sih mbak. Ternyata itu lagi jadi hits tha? Baru tahu.
BalasHapusplot twist: yang dikira papah-muda-ganteng-banget sama si mbak yang apdet status, ternyata adalah baby sitter si bayi. XD *apaini?*
Oia, kalimat si mbak yang Poligami dibolehkan dalam Islam itu, menurutku kog multitafsir banget. Memangnya si papah-ganteng-banget itu seorang Muslim juga? Aku jadi bingung. tambahin skrinsyut status si mbak-yang-bilang-poligami-dibolehkan-dalam-Islam itu donk mbak. Biar lebih paham. :v
Udah lama sih hits nya. Karna ada yang mengungkit lagi aku jadi tergoda membahas di blog.
Hapusada baby sitter ganteng gitu???
mungkin dia liat mamah-muda-yang-milih-baju itu pake jilbab?
emoh ah, aku males pasang skrinsyut nya :p
Data yang disampaikan oleh mbak yang pasang status tidak mencukupi. Tidak bisa mengambil kesimpulan. Emoh juga mengira-ngira itu mamah-muda-yang-milih-baju pake jilbab ato nggak. Kalo kasus ini mo dibawa SARA juga bisa. Mo contoh mbak? Ternyata si-mamah-muda-yang-milih-baju pake atribut tertentu yang menunjukkan dia non muslim. Nah, si mbak promosi, kalo di Islam boleh lah poligami. Terus apa hubungannya coba?
HapusAu ah. Data yang tersedia tidak mencukupi. Kesimpulan tidak bisa diambil. Terlalu banyak kemungkinan yang bisa terjadi, dan memikirkan kemungkinan2 tersebut tidak akan membawa pengaruh baik bagi kesehatan mental serta pikiran.
Hash, ini ngomongin apa coba? Ga enak banget jadi goldar AB ternyata... :'v
yaudahsih nggak usah dibikin kesimpulan. ribet amat yak goldar AB :D
Hapus