Rabu, 05 Maret 2014

Suka Tidak Suka

Rasa tidak suka pada seseorang itu kadang membuatku kurang rasional. Ada seseorang yang tidak kusukai. Dia ini suka sekali menyanyi dengan suara kencang. Biasanya dia menyanyi lagu dangdut dengan cengkok yang lebay. Suaranya bagus, sih. Cengkoknya juga bagus. Tapi, cara menyanyinya lebay. Dan dia sering menyanyi di kamar mandi. Yang itu artinya dia akan menghabiskan waktu lebih lama karena acara mandinya diselingi karaoke. Makin parahlah rasa tidak sukaku padanya. Dan ketika aku mendengarnya mengaji, entah mengapa aku merasa kalau "lagu"-nya (qiro'ah-nya) seperti cengkok dangdut. Entah memang qiro'ah-nya yang seperti itu, atau memang aku yang terlalu tidak suka padanya sehingga dia mengaji pun terdengar seperti menyanyi dangdut.

Tidak suka di sini belum tentu benci, ya. Ada orang yang tidak kubenci, tapi tetap saja sikap ataupun perkataannya sering membuatku berpikir, "Apaan, sih?" Temanku pernah mengirimkan sms panjang padaku yang isinya menceritakan keadaan yang dia lihat saat itu. Dan yang terpikir saat itu adalah: ini sms apa cerpen? Memang, sih, bahasanya seperti menulis cerpen. Puitis. Tapi, tetap saja aneh kalau mengingat reaksiku yang berlebihan. Kalau dia membuat status Facebook pun kadang aku berpikir "sok puitis banget, sih!" Padahal, kalau orang lain yang membuat status serupa, aku biasa-biasa saja. Untungnya aku tidak berkomentar kejam di statusnya. Cukup nggrundel dalam hati.

Kadang rasa suka dan tidak suka juga membuatku bertindak "kurang adil". Misalnya dalam membuat cover publikasi kecamatan. Sebenarnya aku tidak berniat membeda-bedakan antara satu kecamatan dengan yang lain. Tapi, kalau diperhatikan, publikasi kecamatan yang KSK-nya sering membuatku kesal cover-nya tidak sebagus cover publikasi yang KSK-nya (menurutku) tidak menyebalkan. Biasanya juga KSK yang menyebalkan ini, kubuatkan cover publikasinya paling akhir. Untungnya, tahun lalu cover publikasi kubuat seragam (meskipun tidak sama persis), jadi tidak jauh berbeda antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya. Kalau jelek, ya, jelek semua, hehehe.

Inginnya, sih, aku tidak merasa tidak suka pada seseorang tanpa alasan yang jelas. Tapi, adaaa saja orang yang tidak kusukai tanpa alasan yang jelas. Inginnya juga aku bisa bersikap adil baik terhadap orang yang kusukai maupun yang tidak kusukai. Tapi, kadang alam bawah sadar menuntunku untuk mengistimewakan orang yang kusukai. Semoga aku tidak sampai berbuat zholim pada orang yang tidak kusukai.

8 komentar:

  1. lhah...aku kadang ya gitu kok

    BalasHapus
  2. semoga dijauhkan dari perbuatan dzolim

    BalasHapus
  3. semoga semuanya baik baik saja yaa..

    BalasHapus
  4. aamiin.

    kalo aku ketemu yg suka lebay, aku malah sering cekikikan dhewe mbak. Lucu, geli, dan pengen ngakak, karena mereka mengingatkanku pada masa-masa lampau. Aku dulu suka lebay. Sekarang keknya juga masih suka lebay, tapi tarafnya udah beda sih.

    betewe, kenapa alam bawah sadar dibawa-bawa mbak? hihi. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah itu! kalo orang lain yang lebay, aku juga kadang inget diri sendiri. tapi, kalo orang tertentu yang lebay, rasanya kesel, sebel, pokoke aneh lah.

      kasian kalo alam bawah sadar nggak dibawa. masa ditinggal terus. *apasih

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!