Selasa, 26 November 2024

Menengok Aceh

Bulan lalu aku berkesempatan untuk perjalanan dinas ke Aceh. Akhirnya ke Aceh lagi setelah 6 tahun meninggalkan provinsi tersebut. Dan sepertinya itu menjadi perjalanan dinas paling eventful. Banyak kejadian yang mewarnai, mulai dari sebelum berangkat sampai pulang.

Peristiwa pertama yang kualami adalah sakit sehari sebelum berangkat. Sabtu malam telinga kananku mulai sakit. Sepertinya karena sering dikorek dengan cotton bud. Paginya telingaku seperti tersumbat. Aku lupa, entah Sabtu malam atau Minggu pagi, aku menetesi telingaku dengan tetes telinga yang biasanya dipakai untuk membersihkan telinga. Yang jelas, usahaku itu tidak berpengaruh. Telingaku tetap tersumbat. Mau ke klinik, malas karena jauh, kadang antre panjang, dan dokternya sepertinya bukan spesialis. Akhirnya aku iseng berobat melalui satu aplikasi. Baru kali itu aku berobat menggunakan aplikasi daring. Ternyata mahal, hehehe. Tapi lumayan, lah, menambah pengalaman berobat. Aku diberi resep obat dan vitamin. Berhubung vitaminnya muahaaal, yang kutebus hanya obatnya. Itu pun sudah mahal. Dan sebagaimana lazimnya obat, tentu tidak bisa langsung sembuh setelah satu kali minum. Minggu malam baru minum obat, mana mungkin Senin sudah sembuh? Memangnya sulap? Akhirnya di hari Senin aku naik pesawat dengan hati yang ketar-ketir. Kalau nanti sewaktu terbang telingaku tidak kuat menahan tekanan udara bagaimana? Aku sampai nazar membelikan makanan untuk orang ruangan kalau bisa berangkat dan pulang dengan selamat dan tidak terjadi masalah dengan telingaku. Akhirnya aku memang bisa pulang dengan selamat, meskipun telinga tetap nyut-nyutan sewaktu terbang. Dan sewaktu di Aceh aku harus berkomunikasi dengan telinga yang budeg sebelah. Di hari kedua di Aceh pun aku sempat berpikir untuk ke dokter di sana. Namun, lagi-lagi aku malas. Akhirnya kutahan sampai pulang, lalu berobat di dokter kantor.

Peristiwa kedua adalah kehabisan baju. Aku dengan pedenya hanya membawa baju ganti untuk dua hari. Untuk baju ganti di hari ketiga, aku berencana membeli kaos Piyoh, sekalian membeli kaos untuk oleh-oleh. Sampai di Banda Aceh, aku baru tahu kalau sudah tidak ada toko kaos tersebut di Banda Aceh. Aku sempat cemas kalau di hari ketiga masih harus ke kantor provinsi. Mau pakai baju apa? Baju lain sudah bau asem. Mau pakai kaos yang kupakai untuk tidur lebih tidak mungkin. Masa ke kantor pakai kaos? Untungnya di hari ketiga aku tidak perlu ke kantor. Lalu, pulang ke Jakarta tanpa ganti baju? Tetap ganti baju. Di hari Selasa akhirnya aku membeli kaos juga meskipun bukan merek yang kucari.

Peristiwa ketiga adalah peristiwa paling memalukan. Ini terjadi di bandara. Sebelum pergi ke bandara aku sudah menyadari kalau aku kehabisan pulsa di ponsel yang kugunakan untuk mobile banking. Bodohnya, aku terus menunda untuk mengisi pulsa. Sampai akhirnya aku harus membayar makanan di bandara. Aku menggunakan aplikasi Ovo di ponselku yang satunya. Ternyata saldonya kurang. Ya sudah. Kukeluarkan ponsel yang ada mobile banking-nya. Tentu saja tidak bisa digunakan. Tanpa pulsa, bagaimana mau membuka aplikasi mobile banking? Akhirnya rekanku yang membayar dengan uang tunai. Setelah itu aku baru sadar. Di ponselku yang ada Ovo-nya, ada aplikasi Gojek yang BARU SAJA KU-TOP UP. Kenapa tadi tidak pakai itu saja? Benar-benar memalukan. Aku memang tidak boleh panik. Kalau sudah panik, kebodohanku semakin menjadi.

Selain ketiga kejadian rusuh itu, perjalananku menengok Aceh berjalan lancar. Aku bertemu dengan rekan-rekan seangkatan yang ternyata masih mengingatku.

Masjid Baiturrahman yang makin cantik

2 komentar:

  1. Ya ampun, perjalanan yang penuh tantangan ya .... soal telinga, saya pernah tersumbat aja, gak sakit, gak sampai berhari2 juga tapi rasanya cukup tersiksa, apalagi kalau sampai berdenyut, berhari2 pula .... in syaa Allah jadi penggugur dosa ya Mil, sakitnya. Sembuhnya kapan? Semoga tidak terulang lagi sakit demikian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiiin.
      Seminggu setelah itu udah sembuh. Tapi ini kambuh lagi, hehehe

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!