Pernahkah tiba-tiba di kepalamu terlintas pertanyaan remeh tapi aneh? Aku sering. Salah satunya tentang kata. Beberapa bulan lalu tiba-tiba saja aku berpikir, "Kata paser itu dari bahasa apa, ya?" Apa itu paser? Aku menyebut jangka (compass) dengan nama paser. Seperti ini bendanya
 |
Gambar pinjam dari wikipedia |
Aku tidak ingat siapa yang pertama kali mengajarkan kata itu padaku. Mungkin kakakku. Aku juga tidak ingat apakah teman-temanku menggunakan kata itu. Yang jelas aku merasa kalau tidak banyak orang yang kukenal yang menggunakan kata itu. Lalu terpikir pertanyaan, "Kata paser itu dari bahasa apa?" Entah kenapa aku curiga kalau kata itu dari bahasa asing. Kenapa bukan bahasa Jawa? Padahal yang menggunakan kata itu adalah keluargaku yang jelas-jelas penutur bahasa Jawa. Namun, mengingat banyak kosa kata dalam bahas Jawa yang merupakan serapan dari bahasa asing, aku pun curiga kata itu juga serapan dari bahasa asing. Dan ternyata benar. Kata paser berasal dari bahasa Belanda yaitu dari kata passer yang artinya jangka. Ternyata selama ini aku menggunakan bahasa asing tanpa kusadari!
Kalau dipikir-pikir, kecurigaanku sepertinya disebabkan oleh pengalaman. Banyak kosa kata yang kukira kosa kata dari bahasa daerah rupanya justru kata serapan dari bahasa asing. Dulu aku menyebut bus kecil angkutan umum di kotaku dengan sebutan kol atau elep. Ternyata dua kata itu berasal dari merek colt dan elf. Dulu, sewaktu di Blangpidie, aku mendengar orang menyebut mesin keruk (mini excavator) dengan sebutan beko. Apakah itu dari bahasa Aceh? Bukan saudara-saudara! Itu dari kata backhoe. Seniorku pernah menuliskan beberapa kata yang diserap dari bahasa Belanda, salah satunya adalah blangwir. Aku merasa kata blangwir terdengar sangat Betawi. Eh, rupanya serapan dari kata brandweer, yang merupakan sebutan untuk pemadam kebakaran. Salah satu nama alat transportasi yang menurutku terdengar sangat Jawa, yaitu sepur, ternyata juga serapan. Kata sepur, yang dalam bahasa Jawa berarti kereta api, ternyata berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata spoor yang artinya lintasan kereta.
Kalau dipikir-pikir (lagi), banyak sekali kosa kata dalam bahasa Indonesia maupun bahasa daerah yang ternyata merupakan kata serapan dari bahasa asing. Seharusnya aku tidak kaget, ya. Nama-nama hari dalam bahasa Indonesia saja serapan dari bahasa Arab dan Portugis, kan?