Jumat, 15 Januari 2016

2015-ku

Rasanya baru beberapa bulan yang lalu aku membuat tulisan 2014-ku. Sekarang sudah masuk tahun 2016. Berarti sudah waktunya mendokumentasikan kedudulan-kedudulan di tahun 2015 sebelum kenangan itu menguap seiring otakku yang makin susah mengingat.


Liburan
Yeah! Aku membuka tahun 2015 dengan liburan setelah dihantui deadline tugas selama akhir tahun. Liburan di mana? Di rumah. Hahaha! Liburan di rumah sambil membuang-buang pulsa untuk download berbagai series, mulai dari The Librarians, Constantine, A to Z, sampai Selfie.

Kuliah Horror
Setelah liburan, saatnya masuk kuliah lagi. Semester dua, konon katanya semester yang paling melelahkan. Dan ternyata memang benar. Tugas kelompok di semester dua mengerikan. Ditambah tugas perorangan MPPI yang membuat lelah mental kaum-tak-kreatif-dan-miskin-ide sepertiku. Sampai kumpul kelompok pun kadang sulit.
     Besok kumpul MIK yuk! 
     Nggak bisa. Besok mau ngumpul ngerjain PSSI. 
     Ngerjain PITI kapan? 
     Ntar ya, habis ngumpulin tugas 2 MPPI. 
Bisa dibayangkan betapa semrawutnya otakku. Dan pada salah satu mata kuliah itu, salah satu sifat asliku terlihat. Aku yang selama semester pertama berusaha tidak terlihat garang (meskipun mustahil terlihat manis, setidaknya terlihat jinak lah), jadi terlihat judes dan nyolot ketika berhadapan dengan dosen yang terkenal killer. Hancur sudah image "tidak galak" yang kuusahakan selama ini. Pupus sudah harapan mendapat jodoh di MTI. Ups!

Keranjingan Dorama
Setelah beberapa series kesukaanku tamat, aku jadi tidak tertarik lagi pada west series. Terutama setelah The Mentalist tamat. Mendadak series lain, misalnya The Scorpion, jadi kurang greget. Akhirnya aku pun beralih menonton dorama detektif. Berawal dari menonton Galilleo, berlanjut menonton dorama-dorama berbau detektif lain seperti Kagi no Kakatta Heya, Otenki Oneesan dan Biblia Koshodou no Jiken Tenchou. Dan akhirnya bosan dengan tema detektif. Apalagi setelah terlalu sering menonton dorama detektif dengan satu musuh utama yang super duper evil yang memengaruhi orang lain untuk berbuat jahat, misalnya di Tantei Gakuen Q, Kindaichi, dan Hidarime Tantei Eye. Lama-lama aneh dengan ide cerita yang antagonisnya sebegitu jahat. Jadilah aku beralih pada dorama dengan genre lain: slice of life, family, yah yang sederhana begitu lah. Sederhana tapi menguras air mata. Sampai saat ini favoritku masih Ashita Mama ga Inai, Wakamonotachi, dan Soredemo Ikite Yuku.

Undangan
Selama tahun 2015 kemarin, ada beberapa temanku yang menikah. Sebagian memberitahuku jauh sebelum acara. And it means a lot to me. Setelah pernah merasa being left out karena "teman"ku tidak mengabariku tentang pernikahannya lebih awal, aku jadi tidak terlalu berharap mendapat kabar awal kalau temanku (yang lain) akan menikah. Dan mendapat kabar bahagia seperti itu membuatku merasa menjadi "teman yang layak untuk berbagi kebahagiaan". Dan itu ... mengharukan. Meskipun akhirnya aku tidak bisa menghadiri pernikahan mereka, setidaknya sempat mendoakan.

Karya Akhir
Memori paling mengerikan di tahun 2015 adalah karya akhir (KA). Berbagai advanced stupid kulakukan, seperti yang kuceritakan di sini. Dan ternyata kedudulan masih berlanjut ketika deadline pengumpulan berkas softcopy sebelum sidang. Aku sudah merasa tenang karena sudah mengunggah berkasku. Namun, masih ada yang perlu kutambahkan. Salah satu yang kutambahkan adalah keterangan normalisasi data. Saat itu kutambahkan tabel yang membandingkan sebelum dan sesudah normalisasi. Di tabel itu ada kolom berisi jumlah missing value. Saat melihatnya aku langsung stress. Kenapa ada 30-an missing value? Mestinya tidak ada missing value. Ternyata, yang seharusnya aku mengelompokkan data berdasarkan kabupaten/kota tahun 2011, aku justru mengelompokkannya menggunakan kabupaten/kota tahun 2008. Terpaksa mengolah ulang. Drama pun berlanjut sampai pengumpulan berkas hardcopy lalu sidang. Bagaimana rasanya sidang? Hahaha, lebih baik dilupakan saja semua yang terjadi saat sidang. Lupakan! Lupakan! Saatnya mengamnesiakan diri sebagian.

Dan ... sidang itulah yang menutup tahun 2015-ku. Sebenarnya sidangku bukan di hari terakhir 2015 melainkan masih tanggal 30 Desember. Tapi, karena hari setelahnya tidak terlalu berkesan, anggap saja itu memori terakhir tahun 2015. Memori yang harus dilupakan. Dan kata teman-temanku, lulus sidang itulah pencapaian terbesar kami di tahun 2015.

Semoga tahun 2016 aku bisa lebih tenang dalam menghadapi masalah. Kalau tenang, sebenarnya aku bisa menyelesaikan masalah dengan baik. Masalahnya aku terlalu mudah panik. Semoga di tahun 2016 aku tidak mudah panik, tidak mudah putus asa, tidak perlu lembur di kantor. Dan semoga bisa pindah ke Jawa. Please, aminkan doa terakhir itu. Kalau soal jodoh? Ummm.. Berhubung ikhtiar mencari jodoh belum maksimal (sebenarnya memang tidak ada ikhtiar sih), jadi tidak berani terlalu berharap bertemu jodoh tahun ini.

10 komentar:

  1. yah semoga Allah beri yang terbaik :)

    BalasHapus
  2. kuliah horor sama nonton film horor
    lebih horor mana tante?

    BalasHapus
  3. aku pun keranjingan dorama sampai sekarang mbak, gpp lanjutkan aja *eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi, sekarang capek nonton dorama, enakan nonton film :p

      Hapus
  4. semoga dimudahkan segala urusan di tahun ini ya, mba mil. semangat.

    BalasHapus
  5. Semoga dimudahkan dan dilancarkan semua urusannya, ya, Mbak. Biar tidak ada horor-hororan lagi. Hehehe

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!