Biasanya aku adalah orang yang pemilih dalam membeli buku. Biasanya aku membeli buku yang bisa 'membangun', atau setidaknya bukan buku yang 'merusak' mentalku (dalam standarku sendiri, tentunya). Bukannya sok atau bagaimana. Tapi, aku selalu menganggap bahwa kelak buku yang kumiliki akan kuwariskan pada orang lain, misalnya anak atau keponakanku. Jadi, selain mencari buku yang baik untukku sendiri, aku juga mencari buku yang baik bagi pewarisnya nanti. Masa iya aku akan mewariskan buku yang bisa membuat mereka menye-menye, cengeng, labil, berpikiran pendek, dan sebagainya.
Itu sebabnya dulu aku jarang iseng membeli buku yang aneh-aneh. Tapi, setelah bekerja, aku mulai iseng. Beberapa kali aku membeli buku hanya karena melihat sampulnya yang cantik atau hanya berdasarkan dugaan "kayaknya bagus, deh". Tapi, selama ini buku-buku yang dibeli secara impulsif itu masih dalam kadar aman alias tidak berpotensi merusak mental pembacanya. Misalnya Bliss, Born Under Million Shadows, dan Sang Penerjemah. Dan tanggal 17 lalu aku kembali bertindak impulsif. Akibatnya? Fatal! Aku membeli sebuah buku karya penulis Korea yang bergenre romance (jangan tanya apa judulnya). Iya, emang nggak gue banget! Aku memang tidak terlalu suka romance. Tapi, membaca tulisan di bagian belakang buku aku jadi tertarik. Buku itu bercerita tentang seorang wanita yang ingin bercerai dengan suaminya. Menarik, kan? Ditambah lagi sampulnya cantik, warna-warni. Lalu, apakah isinya secantik sampulnya? Sayangnya tidak. Isinya horror! Bukan horror yang hantu-hantuan melainkan 'horror' yang lainnya. Di awal cerita memang menarik. Ada bau-bau romantisnya. Tapi, kemudian ada adegan dewasanya. Tentu saja aku kaget. Kupikir ini cerita konflik rumah tangga yang hanya menceritakan masalah perasaan tanpa adegan begituan. Ternyataaa...
Memangnya kenapa kalau ada adegan dewasanya? Yah, sebuah tulisan, kan, bisa mempengaruhi pembacanya. Mungkin ada yang berpendapat kalau orang yang sudah dewasa seumuranku boleh-boleh saja membaca buku seperti itu. Fine. Masalahnya adalah kalau kelak ada orang lain yang membaca buku itu dan terpengaruh. Aku kena dosa berantai, dong! Lalu, harus kuapakan bukunya? Dibuang? Sayang, bok! Mahal. Disimpan? Bahaya kalau nanti ada yang membaca. Tuh, kan, jadi galau.
Gara-gara kejadian itu, aku jadi bertekad untuk tidak impulsif lagi dalam membeli buku. Kalau nanti aku ke toko buku lagi, buku yang kubeli harus buku yang sudah kubaca resensinya, atau buku yang pernah direkomendasikan kawan, atau buku yang aku tahu penulisnya tidak mungkin menulis hal-hal horror begitu, atau buku yang sudah kuintip isinya (ini berarti aku harus mencari buku yang sudah dibuka dulu segelnya untuk mengintip isinya baru nanti membeli yang masih disegel, hehehe!). Pokoknya mulai sekarang tidak boleh sembarangan membeli buku lagi.
kalo saya kadang baca resensinya dulu,kalo nggak asal comot hehe
BalasHapusIya, saya juga kadang baca resensinya dulu. Tapi, kalo lagi iseng, gak pernah baca resensi pun diambil :D
Hapusdosa warisan itu tidak ada kok
BalasHapusyang aku pernah denger malah begini
saat ada orang yang butuh pertolongan
bila tidak ditolong dia akan mati, namun bila ditolong dia bisa bikin banyak kematian
katanya kita tetap wajib menolongnya. masalah kemudian dia banyak bikin dosa, itu urusan dia sendiri dengan tuhannya...
bukan dosa warisan, kang. ini maksudnya dosa berantai. kita bikin satu orang berbuat dosa, dan ngaruh ke orang lain juga, berarti kita kena dosanya juga kan...
HapusSetuju saya mbak..
BalasHapusdan saya juga pernah salah beli, akhirnya saya jual lagi :D
kalo yang ini mah nggak bisa saya jual lagi -_-
HapusApa judul bukunya Mil? :D
BalasHapushaiyah, Kak Eky malah nanya judulnya -_-
HapusAku juga pernah salah beli buku 'horor' yang begituan mbak.... hasilnya harus cepat-cepat aku sembunyikan takut kalau ada yang minjam :D Jadinya merasa rugi ya, mahal-mahal malah bikin galau. Hahaha.
BalasHapusIya, berasa rugi banget -_-
HapusMalah jadi penasaran kan sob xixixi
BalasHapusjangan-jangan langsung hunting di toko buku nih :p
Hapustoko buku di tempatku masih biasa.
HapusPaling yang ada buku pelajaran sekolah kak. Bagaimana kalau bukunya dikirim ke saya aja hehehe
-_-
HapusKalau gue beli novel, biasanya yah karna penulisnya atau ceritanya.... Jarang terpengaruh sama kavernya... Seringkali yang kavernya jelek, ceritanya malah bagus...
BalasHapusada juga sih yang cover nya jelek tapi isinya bagus..
Hapusbakar aja mil hehehehe piiisssss
BalasHapusanarkis :p
HapusBukunya bisa dikirim ke saya saja Mbak :D
BalasHapuswaduh, nanti dibaca sama cucunya Pak Mars gawat loh!
Hapussimpen aja, siapa tau suatu saat bisa jd referensi *ditimpuk novel adegan dewasa*
BalasHapusih, maunyaaa, pengen ditimpuk buku 'itu' ya :p
HapusUdah dijadikan GA aja... Siapa tahu, ada yang berminat baca2 buku kayak gitu.... Hehehe... COntohnya aku... Kalau bikin GA, hadiahnya itu, aku ikutan deh pasti... :D
HapusMaunyaaaaa :p
HapusLebih baik disimpan bila ragu dengan hal seperti itu.
BalasHapusiya, ini juga mau saya simpen.
Hapussaya juga pernah salah beli buku, tapi bukan isi yang 'horor' gitu. Beli buku, tapi gak sesuai sama bayangan yg ada di kepala :)
BalasHapusbiasanya ketipu sama judul ya :D
Hapus