Selasa, 19 November 2024

Mau Himmel Aja

Setelah mengalami patah hati yang dicicil selama setahunan di 2010-2011, aku tidak pernah lagi benar-benar menjatuhkan hatiku. Paling hanya sekadar suka tapi tidak pernah sepenuh hati. Alasan awalnya takut patah hati, lalu ditambah kehidupan yang terlalu berantakan sehingga hatiku tidak punya kapasitas menyukai seseorang dengan sepenuh hati.

Hingga akhirnya tahun lalu hatiku remuk karena perkataan seseorang. Perkataannya membuatku berpikir bahwa peluangku mendapatkan jodoh sudah sulit, apalagi jodoh yang sesuai kriteriaku.
Entah apa yang terjadi di kepalaku saat itu sampai aku memutuskan untuk menyukai seseorang lagi. Apakah karena harapanku sudah pupus sehingga aku memutuskan sekalian saja jatuh cinta? Toh jatuh cinta ataupun tidak ujung-ujungnya tetap kecewa dan tidak bertemu jodoh. Mungkin begitu. Apakah karena merasa tua dan tiba-tiba ingin merasakan jatuh cinta yang berwarna-warni seperti waktu muda? Mungkin juga. Entahlah. Aku tidak paham jalan pikiranku sendiri.

Dengan konyolnya aku mulai menyukai seseorang, yang secara logika hampir tidak mungkin kudapatkan. Bukan karena dia terlalu baik untukku. Aku juga baik, kok. Hanya saja dunia kami berbeda (bukan beda dimensi, lho!).

Mau tahu yang lebih konyol? Aku memupuk perasaanku. Dan aku makin gila. Bisa-bisanya aku memutuskan untuk jatuh cinta habis-habisan, untuk terakhir kalinya. Kalau akhirnya patah hati, ya patah hati habis-habisan. Setelah itu selesai.

Setahun berlalu. Setahun yang menyenangkan. Menyukai seseorang secara diam-diam (semoga benar tidak ada yang tahu) seperti masa muda dulu. Hingga dua bulan terakhir aku seperti diingatkan kalau dia memang tidak akan kumiliki. Dia tidak akan memilihku menjadi pasangannya. Perasaanku mulai berantakan. Yang tadinya sesumbar siap untuk patah hati habis-habisan ternyata tidak kuat menahan patah hati. Aku lupa kalau patah hati rasanya SANGAAAT tidak menyenangkan. Mau ikhlas tapi tidak bisa. Mau merelakan tapi hatiku ngeyel.

Huh. Memang cari penyakit. Sudah bagus hatiku aman dengan fangirling Arashi dan karakter anime. Malah sok-sokan jatuh cinta.

Ya, Allah, capek. Aku kapok. Aku mau naksir Himmel sama karakter anime lain aja.

4 komentar:

  1. Sabarr, mba mill. Aku juga ngalami patah hati tahun ini. Haha. Rasanya nano2. Tapi kok ya jadi mikir kalo ga berani jatuh cinta lagi, lalu kapan mau nikahnya. Akhirnya ya udah biarin aja deh mulai kenal2 orang baru lagi. Walo cuma jadi temen dl

    Semoga mb milla juga menemukan orang yang terbaik untuk menjalani hidup bersama nanti. Uhuy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, samaan kita :D
      Tapi kayanya aku kapok deh :D

      Hapus
  2. saya pernah mengalaminya. kesalahan saya adalah saya tidak mampu/malu mengungkapkannya. Mungkin waktu itu kondisi ekonomi saya yang dari keluarga biasa saja dan masih bersekolah padahal saya tahu dia menyukai saya. sampai akhirnya orang yang saya sukai itu dilamar orang lain bahkan sampai menikah. Saya sangat menyesal waktu itu. Posisi saya sudah mulai bekerja setelah lulus kuliah. Padahal waktu itu dia sering memberi kode agar saya dapat mengungkapkan perasaannya. Saya menyukai dia sejak SMP dan dia mulai menyukai saya sejak SMA. Kesalahan terbesar saya...Setelah itu ketika sudah jatuh cinta kepada seseorang, saya berani mengungkapkannya sampai akhirnya menikah.

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!