Nggak ada istilah salah ngomong. Yang ada salah mikir. Karena salah mikir akibatnya omongannya juga salah.
Begitu kira-kira yang dikatakan oleh salah dua dosen (satu dosen tamu dan satu dosen tuan rumah *eh, dosen tuan rumah?). Sebagai orang yang sering salah ngomong, keseleo lidah, tidak fokus, ngobrol random dengan tema lompat-lompat dari tema A ke F lalu ke C pindah ke M dan ujug-ujug membahas Z, aku jadi berpikir, "Se-random dan seberantakan apakah isi pikiranku?" Jangan-jangan isi pikiranku sudah seperti benang kusut yang tidak bisa diuraikan lagi. Mungkin aku jarang mengobrol sehingga kemampuanku dalam berkomunikasi secara lisan memang bisa dibilang parah. Atau kemampuanku yang parah dalam berbicara yang menyebabkan aku jarang mengobrol? Ealah, malah jadi seperti ayam dan telur.
Memang separah apa, sih? Yah, seperti yang kuceritakan tadi. Kadang aku keseleo lidah. Mau mengucapkan satu kata tapi tidak bisa-bisa. Belibet, istilahnya. Kadang juga mau berbicara tentang suatu hal tapi bingung memulainya. Kebiasaanku yang sulit untuk fokus juga turut andil menambah kekacauan kemampuanku dalam berkomunikasi. Habis mengobrol tentang sungai, lalu mengobrol masalah kemampuan berenang, ujug-ujug malah nyambung ke masalah jodoh. Selain random, kadang perkataan yang kuucapkan juga kesannya tidak seru. Jadi, yaaa ... agak garing kalau mengobrol denganku, terutama kalau belum akrab. Kalau sudah akrab biasanya sudah agak ekspresif jadi obrolanku nggak garing-garing amat. Semoga.
Mungkin itu sebabnya aku lebih nyaman berkomunikasi secara tertulis, baik lewat sms, e-mail, maupun chat. Lewat blog juga. Kalau ada salah-salah kata, masih bisa dicek sebelum tekan tombol send. Kalau mau menyampaikan sesuatu juga bisa dipikir-pikir dulu sebelum mengetik. Itu enaknya berkomunikasi lewat tulisan. Namun, masalah ke-random-an tetap muncul baik dalam komunikasi lisan maupun tertulis. Contohnya tulisan di blog ini. Memang dasar pikiran penulisnya sudah random, tulisannya pun random.
walau random tapi mash enak dibaca kok :)
BalasHapusAlhamdulillaah
HapusIya, ya. Soal kalau sudah salah ucap susah ditarik lagi omongan itu, ya. :D
BalasHapusbetul, susah buat diralat.
Hapuskalo kamu random, lha aku apa mbak?
BalasHapus-_-
kamu kan nggak random. bukannya kalo mau nulis pake riset segala macem dulu?
Hapuslha aku seringnya ngomong doang tanpa mikir kepiye, yu..? :D
BalasHapuswah, gawat itu!
HapusKayaknya komen sebelumnya tadi nggak masuk, jadi aku tulis ulang ya, Mil. Kalo ternyata masuk, mohon yang satu di-delete aja, hehehe..
BalasHapusBerdasarkan pengalamanku sebagai sesama randomer, Mil, mengeluarkan pikiran lewat tulisan itu ngebantu banget menata ulang pikiran kita. Ntar lama-lama ngobrol pun bisa teratur. Diterusin aja bikin postingan randomnya ^^
hehe, masalahnya nulis random pun kadang males :D
Hapustapi kadang banyak orang yang kalo ngomong ga pke mikir, makanya salah hehee
BalasHapusbisa jadi :D
Hapus