Hari ini aku menonton film Rurouni Kenshin: The Legend
Ends di Blitz Grand Indonesia. Dengan siapa? Sendirian, dooong! Aku berangkat
dari Otista dengan bus TransJakarta ke Harmoni. Seperti biasa, bus jurusan
PGC-Harmoni kalau sedang ditunggu-tunggu malah tidak muncul-muncul. Begitu
muncul, penuh. Aku pun tidak bisa naik. Saking senewennya, aku pun ngomel di
Twitter sambil mention Twitter @BLUTransJakarta. Eh, baru saja nge-twit,
muncullah bus PGC-Harmoni yang gandeng dan lega, meskipun tetap saja aku tidak dapat
tempat duduk. Sepertinya kali lain aku perlu nge-twit untuk summon bus
TransJakarta.
Setelah sampai di Harmoni aku lanjut naik bis jurusan
Blok M. Sebelumnya aku pernah turun di halte Tosari dan kali ini aku ingin
iseng turun di halte Sarinah. Dan ternyata ... jauuuh! Aku harus berjalan kaki
jauh untuk ke GI. Tapi ada hikmahnya jalan kaki jauh. Aku jadi bisa melihat
orang demonstrasi. Ada yang konvoi yang diikuti beberapa mobil polisi. Seru euy! Maklum,
aku termasuk anak baik-baik (pencitraan) yang tidak pernah ikutan demo
besar-besaran, jadi penasaran melihat demo.
Setelah berjalan agak jauh, aku pun sampai di GI.
Pintu masuk yang kulihat adalah pintu masuk East Mall padahal Blitz ada di West
Mall. Tapi, berhubung aku bingung, aku tetap masuk ke situ dan membuntuti orang
lain yang juga masuk ke situ. Ternyata mereka mau naik lift. Aku ikut-ikutan
naik lift. Di lantai satu, aku keluar dan ngucluk seperti anak hilang. Sewaktu
melihat papan petunjuk arah yang ada tulisan West Mall, aku pun mengikuti
arahnya. Dan tahu-tahu aku sudah di West Mall. Aku tahu aku sudah di West Mall
karena ada papan petunjuk yang menunjukkan lift untuk menuju cinema alias
bioskop. Awalnya aku bingung karena setahuku dari East Mall ke West Mall harus
menyeberang jalan dulu. Setelah dipikir-pikir baru sadar kalau aku hanya perlu
menyeberang kalau lewat lantai bawah (kalau tidak salah Lower Ground) sedangkan
kalau lewat lantai atas bangunannya kan sudah tersambung. Pokoknya begitu, lah.
Sampai di Blitz aku langsung memesan tiket. Waktu itu
masih belum banyak yang memesan tiket jadi masih banyak kursi kosong dan si
mbak yang melayani pembelian tiket pun memilihkan kursi best view. Oh, ya. Aku
baru tahu kalau di Blitz di GI ada musholla-nya juga. Biarpun sempit, tapi
lumayan nyaman. Mukenanya juga banyak. Iya, ini OOT.
Film dibuka dengan adegan Kenshin kecil yang
menguburkan banyak mayat. Saat itu orang-yang-kelak-menjadi-gurunya menanyakan
siapa namanya. Dia pun menjawab, “Shinta.” Orang-yang-kelak-menjadi-gurunya itu
berkata bahwa mulai saat itu namanya “Kenshin”. Ternyata itu adegan di mimpi
Kenshin yang pingsan setelah terjun demi menolong Kaoru. Rupanya setelah terjun
ke laut, Kenshin terdampar dan ditolong oleh gurunya. Setelah siuman, Kenshin
pun berniat mencari Kaoru. Tapi, gurunya – Hiko Seijuro – mengatakan bahwa itu
percuma karena tiga hari sudah berlalu dan tidak ada yang bisa bertahan hidup
di lautan selama tiga hari.
Kenshin kemudian meminta gurunya mengajari jurus
terbaik agar bisa mengalahkan Makoto Shishio. Daaan ... aku lupa kenapa mereka
ujug-ujug berduel. Sepertinya untuk menentukan apakah Kenshin pantas diajari
jurus terbaik. Atau mungkin juga gurunya ingin menguji apa yang bisa dilakukan
Kenshin dengan pedang bodohnya (sakabatou) dan prinsipnya yang menganggap bahwa
pedang bukan untuk membunuh melainkan untuk melindungi. Entahlah. Yang jelas
Masaharu Fukuyama – yang memerankan guru Kenshin – di sini terlihat keren. Nggak
nyangka Taketo yang playboy bisa jadi samurai keren. Halah! Si guru itu juga
menyuruh Kenshin memikirkan kekurangannya agar dia bisa mempelajari jurus
terbaik. Tapi, Kenshin tidak bisa menemukan kekurangannya. Setelah kembali
berduel (lagi) dengan gurunya, Kenshin bertarung dengan lebih baik ketika dia
berpikir bahwa dia tidak boleh mati. Gurunya pun memberitahu bahwa itulah
rahasianya: keinginan untuk tetap hidup. Dia menasihati Kenshin bahwa “nyawamu
sama berharganya dengan nyawa orang lain”. Mengorbankan nyawa demi melindungi
orang lain hanya akan membuat orang yang dilindungi sedih. Intinya mah lo boleh
ngelindungin orang lain tapi lo juga kudu tetep idup. Gitu kali yak? Dan kata
si guru lagi, “Don't throw your life away for nothing” alias jangan menyia-nyiakan
hidupmu (jangan tanya Bahasa Jepangnya bagaimana). Yah, kira-kira begitulah
ceritanya. Gitu doang? Iye, gitu doang. Gue males ceritain ampe kelar.
Entah kenapa menonton film ketiga ini tidak sepuas
ketika menonton film kedua. Mungkin karena aku berharap menonton pertarungan
satu lawan satu antara Kenshin dan Shishio. Tapi, ternyata Kenshin dibantu
Sanosuke, Saito, dan Aoshi. Keroyokan. Cemen (ini mah ngajak berantem fans
Kenshin). Bikin film keempat. Tambahin musuh baru: Enishi. Tarung satu lawan
satu kaya di manga! Hihihi, seenaknya request film keempat. Macam kakek kau aja
yang bikin film!
Kalau soal scoring, teuteup ya ... bikin battle-nya
berasa heboh, terutama kalau Kenshin sedang melawan orang banyak. Wuih! Musik
itu dari film pertama sampai film ketiga dipakai terus, dan tetep pas sih untuk
adegan battle.
Eh, eh, eh, kembali ke film. Ada adegan yang aneh
menurutku. Sewaktu Kenshin kembali ke dojo, dia ditawari teh oleh Megumi tapi
menolak karena dia harus melanjutkan perjalanan untuk menemui Shishio. Kemudian
Megumi mengambilkan baju yang sering dipakai Kenshin (yang warna merah ituuu).
Dan ... Kenshin sempat-sempatnya ganti baju lalu memberi salam ke dojo. Nggak
sempat minum teh tapi sempat ganti baju. Kok bisa? Apakah minum teh di Jepang
makan waktu jauuuh lebih lama dibanding ganti baju? Kalau aku minum teh sih
tinggal glek glek glek. Dan di akhir film Kenshin memberikan Kaoru daun
(sepertinya daun maple yang warnanya sudah memerah). Maseee, di mana-mana cowok
ngasih kembang ke ceweknya. Kok situ malah ngasih daun? Masih mending ngajak
momiji. Ah, jadi rewel, deh. Yah, biarpun banyak protesnya, aku tetap suka
trilogi Rurouni Kenshin ini. Tetap cinta sama Takeru Sato. Siap-siap cari
bajakannya buat menonton ulang, hehehe.
Oh, ya. Gara-gara menonton ini aku jadi menemukan tipe
orang yang paling menyebalkan (sampai saat ini) saat menonton di bioskop. Orang
itu adalah cowok yang datang dengan pasangannya dan mencoba membuat pasangannya
terkesan dengan menjelaskan jalan cerita. Dan betenya, pasangan itu duduk di
sebelahku. Sewaktu adegan Sanosuke bertarung dia bilang, "Itu mereka sama
gaya bertarungnya." Dia beberapa kali bercerita ini begini, begitu. Dan
saat menonton adegan di akhir cerita si cewek sepertinya terkesan dengan ending-nya
dan dia pun bilang, "Iya, itu mereka nantinya nikah." Berisik. Kalau
mau membuat pasangan terkesan kan bisa menunggu sampai film selesai. Ceritanya
sewaktu makan berdua kek, jalan berdua kek. Mau cerita sampai mulut berbusa
juga terserah. Silakan mau pamer pengetahuanmu tentang cerita Kenshin dari
manga, anime, ataupun OVA-nya. Silakan ceritakan pertarungan Kenshin melawan
Shishio yang di manga. Silakan ceritakan tentang pertarungan Kenshin lawan
Enishi. Silakan ceritakan tentang Tomoe. Hihi, aku malah jadi ingin lebih pamer
ke dia dan berkata, "Ape aje sih yang lo tau soal Rurouni Kenshin? Gue
lebih tau!" Padahal aku juga membaca manga dan menonton animenya cuma
setengah-setengah. Ah, sudahlah.
Udah gak di Aceh lagi ya Mil?
BalasHapusIya, Kak. Lagi gak di Aceh. Sementara lagi di Jakarta.
Hapuswah seru juga resensinya nih. Hmmmm nonton filmnya nda ya
BalasHapusitu mah bukan resensi yak. cuma cerita doang pas nonton kaya gimana.
Hapusga ngajak2 yaaaa :(
BalasHapusGimana mau ngajaknya coba..
HapusDengan siapa? sendiri dooonggg! Jebleb tersindir nih aku yang pernah bikin tulisan bahwa gak PD bgt kalau nonton sendiri, hihihi..
BalasHapusBioskop khusus film jepang gitu ada ya Mil? Ga tau aku.. Ga gaol nih :D
Emang lebih seru sih kalo ada temen nonton. Tapi, kalo udah pengen mah nonton sendirian juga dijabanin. Demiiii...
HapusBukan bioskop khusus film Jepang sih. Kayanya semua film yang diputer di 21 diputer juga Blitz. Tapi, bioskop itu juga dapet lisensi buat menayangkan film Jepang. Aku juga baru tahu belakangan gegara pengen nonton Kenshin.
yups, aku jg biasa ngucluk kesana kemari sendiri.. kecuali nonton di bioskop.. sekalinya mau nekat nonton sendirian eh di sebelah pasangan yg mesra bnget.. kalau beda jenis sih bs dimaklumi lha ini sejenis haha.. kapok :p
Hapusjadiii, sebelahan ama sepasang cowok? err.. horor.
HapusUdah selesai UTS nya mbak? :v
BalasHapusByuuuuhhh, mbak Milo penggemar setia Kenshin ya? *yaiyalah, udah ketahuan dari Profil picturenya keleus*.Aku aja belum nonton film yang pertama lho. Nggak nanya dink ya.
Melihat pemeran Sanosuke aja jadi agak bete karena kupikir Sanosuke versi film nggak sekeren versi anime! T_T Tapi nanti kalo nemu versi donlotan paling juga diembat buat nonton #edisi pelit gak mau buang kuota buat donlot film. :v
Nggak pernah ikut demo besar-besaran, tapi jangan2 ikut demo kecil-kecilan?! Sama aja donk mbak. :p Pas masih jadi mahasiswa semester awal, aku juga seneng kalo diajak demo. Tapi demo yang kuikuti bukan demo rusuh donk. Cuma macam munashoroh gitu kok. Damai, adem-ayem. Saking damainya (dimulai dg jalan pelan-pelan kayak longmarch), sampe belang-belang nih kulit. Kenapa demonya harus dilakukan di siang bolong sih ya? XD
Huahaha, itu ngucluk sendirian di dalam mall? Kalo aku pasti tersesat! Soalnya jarang nge-mall *ndeso* Ngebolang sendiri kadang ada enaknya, kadang ada nggak enaknya. Dulu itu pernah ngucluk ke salah satu objek wisata di kotaku, rencananya buat liputan bikin tugas berita feature sejarah. Perginya pas hari Sabtu. Hari yang sangat tidak pas untuk pergi ke sebuah objek wisata seorang diri. Jadilah waktu itu mirip banget kayak orang ilang.
Enaknya, bisa menikmati me time only sepuas-puasnya tanpa ada yang mengganggu. Gak enaknya, beneran kayak orang hilang, karena Waktu jalan dilihatin orang lain -khususnya orang yang lagi jualan di area objek wisata- dg ekspresi gimanaaaa gitu. Akukan jadi risih :v
Kembali ke Kenshin. Aku lupa cerita rinci Samurai X versi animenya, karena waktu pertama nonton itu aku masih SD. Nontonnya tiap sore di SCTV. Nontonnya pun rame-rame sama adik, sepupu dan keponakan. Versi anime is the best lah pokoknya. XD > ngemeng kek gini
gegara belum nonton versi film. Tapi kata temen yang udah nonton, memang bagusan versi animenya dink. :v
Sik sik, jadi versi ketiga ini adalah final battle melawan shishio? :o Trus yang pertama dan kedua musuhnya siapa donk? @_@ Apa di film juga disebutin pedang shishio dilumuri minyak manusia? Nggilani. >_<
minum teh dalam adat Jepun itu cukup memakan waktu mbak (konklusi ngasal dari data komik Prince of Tea). Minumnya harus sambil rileks donk. Gak bisa langsung glek-glek-glek kek kita-kita. Apalagi kalo itu upacara resmi. Bisa makan waktu luamaaaaaa.
Oia nanya, apakah Takeru Sato bisa masang tampang bego ala Kenshin-pas-lagi-bego? Penasaran ekspresi versi manusia aslinya kek apa. XD
Nasibmu kurang mujur itu mbak. Duduknya kebetulan deket sama orang yang lagi kasmaran. Jadi kesannya kayak mereka nge-bete-in. Tapi buat mereka, dunia cuma milik berdua. Bioskop cuma milik berdua. Mbak Milo cuma numpang, atau mungkin malah cuma dianggap
sebagai obat nyamuk kali. XD
Coba nanti kalo ternyata suamimu sendiri kek gitu gimana mbak? Suka ngemeng sendiri pas nonton film, gimana coba? Hayooo loh. Wakakaka *dikeplak*
Dan aku jadi su'udzon: itu si mbak yang dijelasin panjang lebar sama pasangannya itu, jangan-jangan nggak nyimak banget-banget sama penjelasannya. Jangan-jangan si mbak terpaksa mau nonton film genre kek gitu, gegara dibujukin sama pasangannya tadi. Buktinya, pas nonton musti dijelasin panjang kali lebar kali tinggi. XD
betewe, komen kali ini kepanjangan lagi ternyata. wkwkwkwk XD
aku terharu karna enha sering meluangkan waktu buat komen panjang di postinganku :'(
HapusUdah kelar UTS nya. Makanya balas dendam, nonton. Biar lupa ama soal UTS yang sadis -_-
bukan penggemar setia Kenshin kok. sering selingkuh ama film kartun yang lain.
Sanosuke nya emang nggak keren. Tapi lumayan lucu di film.
Nggak pernah demo besar ato kecil soalnya kami emang dilarang ikutan demo. Mau demo, aksi, long march, gak boleh. Tapi, dulu pernah ikut protes di kampus sekali, tapi ya gak kaya demo juga sih. Itu aja udah ketar ketir kena DO :D
Udah pernah nyasar pas pertama ke Blitz. AMpe naik turun escalator, muter2 nyari lift ke bioskopnya. Ini yang kedua, jadi udah rada2 tau lah posisi bioskop di mana. Aku sih udah muka tebel kalo jalan sendirian. Jadi gak ngerasa kalo dilihatin :D Nggak enaknya ngebolang sendirian itu kalo nyasar ato gak tahu jalan. Gak enak banget -_-
Aku juga rada2 lupa. Tapi gegara baca manganya jadi rasa inget lagi. Susah ya kalo bandingin anime ama film nya. Kalo aku sih suka dua2nya :D Dan kata orang2 di 9gag so far ini film adaptasi dari anime/kartun yang paling oke, dibanding ama Dragon Ball ama The Last Airbender (referensine kok ya 9gag..)
Yang pertama musuhnya Kenshin yang di manga volume dua. Yang mbantai orang dan ngaku2 Battosai. Yang nyulik Kaoru. Yang kedua musuhnya ya Shishio, tapi ceritanya dibagi dua film. Kayanya gak diceritain deh kalo pedangnya dilumuri minyak manusia. Eh, apa di film kedua diceritain ya? Lupa. Aku ingetnya cuma pedangnya bisa nyala kebakar gitu.
Minum teh lama kan kalo upacara minum teh doang yak. Kalo minum sante di sore hari emang lama juga?
Gak sebego Kenshin dan gak seunyu Kenshin sih. Lagian gimana bisa dia pasang ekspresi mata belo sebelo-belonya kaya Kenshin pas bilang "Oro"..
Huum. Duduk sebelahan sama orang kasmaran yang sotoy. Padahal dulu pernah duduk sebelahan sama orang pacaran dan ngobrol, tapi gak sebete ini. Mungkin karna dulu mereka ngobrolnya hal lain, bukan sok njelasin soal filmnya.
Masa suamiku ntar kaya gitu. Yang ada ntar aku yang sotoy nyeritain film ke dia :D :D :D
Itu mah emang dasar cowoknya aja yang sotoy. Ceweknya sepanjang film gak banyak nanya kok sama dia. Dianya aja yang gatel pengen cerita.
berisik kalau ada orang yang cerita di bioskop ya
BalasHapusHahaha detilnya nggak nahan. Temen-temenku semua nonton Kenshin, aku nggak mudeng Mbak. Tapi melihat itu yang main Masaharu Fukuyama yang ganteng itu kok tertarik yaaaa nontonnn...
BalasHapusDetil yang mana nih? Detil cerita perginya apa filmnya?
HapusAyok, Una, nontooon!