Sabtu, 01 November 2014

Nonton Lagi!

Hari ini aku menonton film Rurouni Kenshin: The Legend Ends di Blitz Grand Indonesia. Dengan siapa? Sendirian, dooong! Aku berangkat dari Otista dengan bus TransJakarta ke Harmoni. Seperti biasa, bus jurusan PGC-Harmoni kalau sedang ditunggu-tunggu malah tidak muncul-muncul. Begitu muncul, penuh. Aku pun tidak bisa naik. Saking senewennya, aku pun ngomel di Twitter sambil mention Twitter @BLUTransJakarta. Eh, baru saja nge-twit, muncullah bus PGC-Harmoni yang gandeng dan lega, meskipun tetap saja aku tidak dapat tempat duduk. Sepertinya kali lain aku perlu nge-twit untuk summon bus TransJakarta.

Setelah sampai di Harmoni aku lanjut naik bis jurusan Blok M. Sebelumnya aku pernah turun di halte Tosari dan kali ini aku ingin iseng turun di halte Sarinah. Dan ternyata ... jauuuh! Aku harus berjalan kaki jauh untuk ke GI. Tapi ada hikmahnya jalan kaki jauh. Aku jadi bisa melihat orang demonstrasi. Ada yang konvoi yang diikuti beberapa mobil polisi. Seru euy! Maklum, aku termasuk anak baik-baik (pencitraan) yang tidak pernah ikutan demo besar-besaran, jadi penasaran melihat demo.

Setelah berjalan agak jauh, aku pun sampai di GI. Pintu masuk yang kulihat adalah pintu masuk East Mall padahal Blitz ada di West Mall. Tapi, berhubung aku bingung, aku tetap masuk ke situ dan membuntuti orang lain yang juga masuk ke situ. Ternyata mereka mau naik lift. Aku ikut-ikutan naik lift. Di lantai satu, aku keluar dan ngucluk seperti anak hilang. Sewaktu melihat papan petunjuk arah yang ada tulisan West Mall, aku pun mengikuti arahnya. Dan tahu-tahu aku sudah di West Mall. Aku tahu aku sudah di West Mall karena ada papan petunjuk yang menunjukkan lift untuk menuju cinema alias bioskop. Awalnya aku bingung karena setahuku dari East Mall ke West Mall harus menyeberang jalan dulu. Setelah dipikir-pikir baru sadar kalau aku hanya perlu menyeberang kalau lewat lantai bawah (kalau tidak salah Lower Ground) sedangkan kalau lewat lantai atas bangunannya kan sudah tersambung. Pokoknya begitu, lah.

Sampai di Blitz aku langsung memesan tiket. Waktu itu masih belum banyak yang memesan tiket jadi masih banyak kursi kosong dan si mbak yang melayani pembelian tiket pun memilihkan kursi best view. Oh, ya. Aku baru tahu kalau di Blitz di GI ada musholla-nya juga. Biarpun sempit, tapi lumayan nyaman. Mukenanya juga banyak. Iya, ini OOT.

Film dibuka dengan adegan Kenshin kecil yang menguburkan banyak mayat. Saat itu orang-yang-kelak-menjadi-gurunya menanyakan siapa namanya. Dia pun menjawab, “Shinta.” Orang-yang-kelak-menjadi-gurunya itu berkata bahwa mulai saat itu namanya “Kenshin”. Ternyata itu adegan di mimpi Kenshin yang pingsan setelah terjun demi menolong Kaoru. Rupanya setelah terjun ke laut, Kenshin terdampar dan ditolong oleh gurunya. Setelah siuman, Kenshin pun berniat mencari Kaoru. Tapi, gurunya – Hiko Seijuro – mengatakan bahwa itu percuma karena tiga hari sudah berlalu dan tidak ada yang bisa bertahan hidup di lautan selama tiga hari.

Kenshin kemudian meminta gurunya mengajari jurus terbaik agar bisa mengalahkan Makoto Shishio. Daaan ... aku lupa kenapa mereka ujug-ujug berduel. Sepertinya untuk menentukan apakah Kenshin pantas diajari jurus terbaik. Atau mungkin juga gurunya ingin menguji apa yang bisa dilakukan Kenshin dengan pedang bodohnya (sakabatou) dan prinsipnya yang menganggap bahwa pedang bukan untuk membunuh melainkan untuk melindungi. Entahlah. Yang jelas Masaharu Fukuyama – yang memerankan guru Kenshin – di sini terlihat keren. Nggak nyangka Taketo yang playboy bisa jadi samurai keren. Halah! Si guru itu juga menyuruh Kenshin memikirkan kekurangannya agar dia bisa mempelajari jurus terbaik. Tapi, Kenshin tidak bisa menemukan kekurangannya. Setelah kembali berduel (lagi) dengan gurunya, Kenshin bertarung dengan lebih baik ketika dia berpikir bahwa dia tidak boleh mati. Gurunya pun memberitahu bahwa itulah rahasianya: keinginan untuk tetap hidup. Dia menasihati Kenshin bahwa “nyawamu sama berharganya dengan nyawa orang lain”. Mengorbankan nyawa demi melindungi orang lain hanya akan membuat orang yang dilindungi sedih. Intinya mah lo boleh ngelindungin orang lain tapi lo juga kudu tetep idup. Gitu kali yak? Dan kata si guru lagi, “Don't throw your life away for nothing” alias jangan menyia-nyiakan hidupmu (jangan tanya Bahasa Jepangnya bagaimana). Yah, kira-kira begitulah ceritanya. Gitu doang? Iye, gitu doang. Gue males ceritain ampe kelar.

Entah kenapa menonton film ketiga ini tidak sepuas ketika menonton film kedua. Mungkin karena aku berharap menonton pertarungan satu lawan satu antara Kenshin dan Shishio. Tapi, ternyata Kenshin dibantu Sanosuke, Saito, dan Aoshi. Keroyokan. Cemen (ini mah ngajak berantem fans Kenshin). Bikin film keempat. Tambahin musuh baru: Enishi. Tarung satu lawan satu kaya di manga! Hihihi, seenaknya request film keempat. Macam kakek kau aja yang bikin film!

Kalau soal scoring, teuteup ya ... bikin battle-nya berasa heboh, terutama kalau Kenshin sedang melawan orang banyak. Wuih! Musik itu dari film pertama sampai film ketiga dipakai terus, dan tetep pas sih untuk adegan battle.

Eh, eh, eh, kembali ke film. Ada adegan yang aneh menurutku. Sewaktu Kenshin kembali ke dojo, dia ditawari teh oleh Megumi tapi menolak karena dia harus melanjutkan perjalanan untuk menemui Shishio. Kemudian Megumi mengambilkan baju yang sering dipakai Kenshin (yang warna merah ituuu). Dan ... Kenshin sempat-sempatnya ganti baju lalu memberi salam ke dojo. Nggak sempat minum teh tapi sempat ganti baju. Kok bisa? Apakah minum teh di Jepang makan waktu jauuuh lebih lama dibanding ganti baju? Kalau aku minum teh sih tinggal glek glek glek. Dan di akhir film Kenshin memberikan Kaoru daun (sepertinya daun maple yang warnanya sudah memerah). Maseee, di mana-mana cowok ngasih kembang ke ceweknya. Kok situ malah ngasih daun? Masih mending ngajak momiji. Ah, jadi rewel, deh. Yah, biarpun banyak protesnya, aku tetap suka trilogi Rurouni Kenshin ini. Tetap cinta sama Takeru Sato. Siap-siap cari bajakannya buat menonton ulang, hehehe.

Oh, ya. Gara-gara menonton ini aku jadi menemukan tipe orang yang paling menyebalkan (sampai saat ini) saat menonton di bioskop. Orang itu adalah cowok yang datang dengan pasangannya dan mencoba membuat pasangannya terkesan dengan menjelaskan jalan cerita. Dan betenya, pasangan itu duduk di sebelahku. Sewaktu adegan Sanosuke bertarung dia bilang, "Itu mereka sama gaya bertarungnya." Dia beberapa kali bercerita ini begini, begitu. Dan saat menonton adegan di akhir cerita si cewek sepertinya terkesan dengan ending-nya dan dia pun bilang, "Iya, itu mereka nantinya nikah." Berisik. Kalau mau membuat pasangan terkesan kan bisa menunggu sampai film selesai. Ceritanya sewaktu makan berdua kek, jalan berdua kek. Mau cerita sampai mulut berbusa juga terserah. Silakan mau pamer pengetahuanmu tentang cerita Kenshin dari manga, anime, ataupun OVA-nya. Silakan ceritakan pertarungan Kenshin melawan Shishio yang di manga. Silakan ceritakan tentang pertarungan Kenshin lawan Enishi. Silakan ceritakan tentang Tomoe. Hihi, aku malah jadi ingin lebih pamer ke dia dan berkata, "Ape aje sih yang lo tau soal Rurouni Kenshin? Gue lebih tau!" Padahal aku juga membaca manga dan menonton animenya cuma setengah-setengah. Ah, sudahlah.

15 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya, Kak. Lagi gak di Aceh. Sementara lagi di Jakarta.

      Hapus
  2. wah seru juga resensinya nih. Hmmmm nonton filmnya nda ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu mah bukan resensi yak. cuma cerita doang pas nonton kaya gimana.

      Hapus
  3. Dengan siapa? sendiri dooonggg! Jebleb tersindir nih aku yang pernah bikin tulisan bahwa gak PD bgt kalau nonton sendiri, hihihi..

    Bioskop khusus film jepang gitu ada ya Mil? Ga tau aku.. Ga gaol nih :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang lebih seru sih kalo ada temen nonton. Tapi, kalo udah pengen mah nonton sendirian juga dijabanin. Demiiii...

      Bukan bioskop khusus film Jepang sih. Kayanya semua film yang diputer di 21 diputer juga Blitz. Tapi, bioskop itu juga dapet lisensi buat menayangkan film Jepang. Aku juga baru tahu belakangan gegara pengen nonton Kenshin.

      Hapus
    2. yups, aku jg biasa ngucluk kesana kemari sendiri.. kecuali nonton di bioskop.. sekalinya mau nekat nonton sendirian eh di sebelah pasangan yg mesra bnget.. kalau beda jenis sih bs dimaklumi lha ini sejenis haha.. kapok :p

      Hapus
    3. jadiii, sebelahan ama sepasang cowok? err.. horor.

      Hapus
  4. Udah selesai UTS nya mbak? :v

    Byuuuuhhh, mbak Milo penggemar setia Kenshin ya? *yaiyalah, udah ketahuan dari Profil picturenya keleus*.Aku aja belum nonton film yang pertama lho. Nggak nanya dink ya.

    Melihat pemeran Sanosuke aja jadi agak bete karena kupikir Sanosuke versi film nggak sekeren versi anime! T_T Tapi nanti kalo nemu versi donlotan paling juga diembat buat nonton #edisi pelit gak mau buang kuota buat donlot film. :v

    Nggak pernah ikut demo besar-besaran, tapi jangan2 ikut demo kecil-kecilan?! Sama aja donk mbak. :p Pas masih jadi mahasiswa semester awal, aku juga seneng kalo diajak demo. Tapi demo yang kuikuti bukan demo rusuh donk. Cuma macam munashoroh gitu kok. Damai, adem-ayem. Saking damainya (dimulai dg jalan pelan-pelan kayak longmarch), sampe belang-belang nih kulit. Kenapa demonya harus dilakukan di siang bolong sih ya? XD

    Huahaha, itu ngucluk sendirian di dalam mall? Kalo aku pasti tersesat! Soalnya jarang nge-mall *ndeso* Ngebolang sendiri kadang ada enaknya, kadang ada nggak enaknya. Dulu itu pernah ngucluk ke salah satu objek wisata di kotaku, rencananya buat liputan bikin tugas berita feature sejarah. Perginya pas hari Sabtu. Hari yang sangat tidak pas untuk pergi ke sebuah objek wisata seorang diri. Jadilah waktu itu mirip banget kayak orang ilang.

    Enaknya, bisa menikmati me time only sepuas-puasnya tanpa ada yang mengganggu. Gak enaknya, beneran kayak orang hilang, karena Waktu jalan dilihatin orang lain -khususnya orang yang lagi jualan di area objek wisata- dg ekspresi gimanaaaa gitu. Akukan jadi risih :v

    Kembali ke Kenshin. Aku lupa cerita rinci Samurai X versi animenya, karena waktu pertama nonton itu aku masih SD. Nontonnya tiap sore di SCTV. Nontonnya pun rame-rame sama adik, sepupu dan keponakan. Versi anime is the best lah pokoknya. XD > ngemeng kek gini
    gegara belum nonton versi film. Tapi kata temen yang udah nonton, memang bagusan versi animenya dink. :v

    Sik sik, jadi versi ketiga ini adalah final battle melawan shishio? :o Trus yang pertama dan kedua musuhnya siapa donk? @_@ Apa di film juga disebutin pedang shishio dilumuri minyak manusia? Nggilani. >_<

    minum teh dalam adat Jepun itu cukup memakan waktu mbak (konklusi ngasal dari data komik Prince of Tea). Minumnya harus sambil rileks donk. Gak bisa langsung glek-glek-glek kek kita-kita. Apalagi kalo itu upacara resmi. Bisa makan waktu luamaaaaaa.

    Oia nanya, apakah Takeru Sato bisa masang tampang bego ala Kenshin-pas-lagi-bego? Penasaran ekspresi versi manusia aslinya kek apa. XD

    Nasibmu kurang mujur itu mbak. Duduknya kebetulan deket sama orang yang lagi kasmaran. Jadi kesannya kayak mereka nge-bete-in. Tapi buat mereka, dunia cuma milik berdua. Bioskop cuma milik berdua. Mbak Milo cuma numpang, atau mungkin malah cuma dianggap
    sebagai obat nyamuk kali. XD

    Coba nanti kalo ternyata suamimu sendiri kek gitu gimana mbak? Suka ngemeng sendiri pas nonton film, gimana coba? Hayooo loh. Wakakaka *dikeplak*

    Dan aku jadi su'udzon: itu si mbak yang dijelasin panjang lebar sama pasangannya itu, jangan-jangan nggak nyimak banget-banget sama penjelasannya. Jangan-jangan si mbak terpaksa mau nonton film genre kek gitu, gegara dibujukin sama pasangannya tadi. Buktinya, pas nonton musti dijelasin panjang kali lebar kali tinggi. XD

    betewe, komen kali ini kepanjangan lagi ternyata. wkwkwkwk XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku terharu karna enha sering meluangkan waktu buat komen panjang di postinganku :'(

      Udah kelar UTS nya. Makanya balas dendam, nonton. Biar lupa ama soal UTS yang sadis -_-

      bukan penggemar setia Kenshin kok. sering selingkuh ama film kartun yang lain.

      Sanosuke nya emang nggak keren. Tapi lumayan lucu di film.

      Nggak pernah demo besar ato kecil soalnya kami emang dilarang ikutan demo. Mau demo, aksi, long march, gak boleh. Tapi, dulu pernah ikut protes di kampus sekali, tapi ya gak kaya demo juga sih. Itu aja udah ketar ketir kena DO :D

      Udah pernah nyasar pas pertama ke Blitz. AMpe naik turun escalator, muter2 nyari lift ke bioskopnya. Ini yang kedua, jadi udah rada2 tau lah posisi bioskop di mana. Aku sih udah muka tebel kalo jalan sendirian. Jadi gak ngerasa kalo dilihatin :D Nggak enaknya ngebolang sendirian itu kalo nyasar ato gak tahu jalan. Gak enak banget -_-

      Aku juga rada2 lupa. Tapi gegara baca manganya jadi rasa inget lagi. Susah ya kalo bandingin anime ama film nya. Kalo aku sih suka dua2nya :D Dan kata orang2 di 9gag so far ini film adaptasi dari anime/kartun yang paling oke, dibanding ama Dragon Ball ama The Last Airbender (referensine kok ya 9gag..)

      Yang pertama musuhnya Kenshin yang di manga volume dua. Yang mbantai orang dan ngaku2 Battosai. Yang nyulik Kaoru. Yang kedua musuhnya ya Shishio, tapi ceritanya dibagi dua film. Kayanya gak diceritain deh kalo pedangnya dilumuri minyak manusia. Eh, apa di film kedua diceritain ya? Lupa. Aku ingetnya cuma pedangnya bisa nyala kebakar gitu.

      Minum teh lama kan kalo upacara minum teh doang yak. Kalo minum sante di sore hari emang lama juga?

      Gak sebego Kenshin dan gak seunyu Kenshin sih. Lagian gimana bisa dia pasang ekspresi mata belo sebelo-belonya kaya Kenshin pas bilang "Oro"..

      Huum. Duduk sebelahan sama orang kasmaran yang sotoy. Padahal dulu pernah duduk sebelahan sama orang pacaran dan ngobrol, tapi gak sebete ini. Mungkin karna dulu mereka ngobrolnya hal lain, bukan sok njelasin soal filmnya.

      Masa suamiku ntar kaya gitu. Yang ada ntar aku yang sotoy nyeritain film ke dia :D :D :D

      Itu mah emang dasar cowoknya aja yang sotoy. Ceweknya sepanjang film gak banyak nanya kok sama dia. Dianya aja yang gatel pengen cerita.

      Hapus
  5. berisik kalau ada orang yang cerita di bioskop ya

    BalasHapus
  6. Hahaha detilnya nggak nahan. Temen-temenku semua nonton Kenshin, aku nggak mudeng Mbak. Tapi melihat itu yang main Masaharu Fukuyama yang ganteng itu kok tertarik yaaaa nontonnn...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Detil yang mana nih? Detil cerita perginya apa filmnya?
      Ayok, Una, nontooon!

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!