Rabu, 09 Juli 2014

Akhirnya Saya Memilih

Terlalu semangat nyelupin jari ke tinta, sampai hitam


Setelah sekian lama malas ikut pileg, pilpres, pilkada, dan pil-pil yang lain, hari ini aku kembali ke jalan yang entah-benar-entah-tidak: menggunakan hakku untuk memilih. Alasan utamaku, sih, agar surat suaraku tidak disalahgunakan oknum yang tidak bertanggung jawab. Bukannya tidak percaya pada petugas KPPS. Tapi kan kejahatan bisa terjadi karena ada kesempatan, dan hak pilih yang tidak digunakan bisa jadi kesempatan bagi para oknum untuk menyalahgunakan surat suara yang “nganggur” tersebut. Selain itu, aku juga lumayan terpengaruh kampanye teman-teman di media sosial dan kampanye para wartawan di portal berita. Apa? Yang di portal berita bukan kampanye? Yakin itu bukan kampanye? Amacacih? Pokoknya, selamat bagi kalian yang sudah rajin berkampanye karena berhasil membuatku yang selama ini golput jadi ikutan memilih. You de real MVP (deuh, serasa di 9GAG).

Berhubung aku adalah perantau, aku tidak yakin namaku terdaftar dalam DPT. Untungnya anak ibu kos, sebut saja Si Kakak adalah anggota KIP (Komisi Independen Pemilihan), yaitu semacam KPU tapi di Aceh istilahnya berbeda. Tanggal 8 kemarin aku bertanya padanya apa bisa aku memilih hanya membawa KTP saja. Dia pun menjawab kalau aku harus mendapatkan kartu A5 terlebih dahulu untuk pindah TPS (semacam itulah). Dia meminta KTP-ku agar bisa membuatkan kartu A5 untukku. Padahal menurut kawanku kami bisa memilih dengan membawa KTP dan KK (seperti pengalamannya sewaktu pileg yang lalu) karena KTP kami sudah KTP Aceh Barat Daya. Tapi, aku tidak paham aturan yang sebenarnya, jadi kuberikan KTP-ku. Dan pagi tadi ketika aku meminta kartu A5, Si Kakak sudah pergi. Dan adiknya menyerahkan KTP-ku tanpa memberikan A5. Sepertinya kemarin Si Kakak mengira KTP-ku bukan KTP kabupaten sini jadi mengatakan bahwa aku membutuhkan A5. Setelah tahu KTP-ku kabupaten sini, dia cuma mendaftarkan namaku saja. Sepertinya begitu.

Selasa, 01 Juli 2014

Belajar Bahasa Inggris dari Sherlock (3): The Blind Banker


The Empty Hearse sudah. The Sign of Three sudah. Sekarang giliran mencatat kata-kata, frasa, dan idiom dari episode The Blind Banker (Sherlock season 1 episode 2). Yuk, mareee!

You took your time (Sherlock, to John)
take one’s time = to go as slow as one needs to, to use as much time as is required; to take more time to do something than is considered acceptable
Arti yang pertama biasanya digunakan untuk menyatakan bahwa orang-yang-dibicarakan tidak perlu terburu-buru mengerjakan sesuatu. Adapun arti kedua menyatakan bahwa orang-yang-dibicarakan terlalu lama dalam mengerjakan sesuatu. Untuk arti pertama menurutku lebih pas digunakan apabila suatu pekerjaan belum atau sedang dikerjakan. Sedangkan dalam adegan Sherlock itu John sudah selesai berbelanja. Jadi, arti pertama kurang sesuai. Ditambah lagi nada bicara Sherlock seperti orang yang protes atau mengeluh. Jadi, kalimat “You took your time” yang diucapkan Sherlock maksudnya John terlalu lama berbelanja.

Yeah, I didn’t get the shopping (John, to Sherlock)
get = to gain or have understanding of
Itu adalah salah satu dari sekian banyak arti kata “get”. Jadi, kalimat “I didn’t get the shopping” maksudnya John tidak paham soal berbelanja (makanya belanjanya lama).

Because I had a row in the shop with a chip and PIN machine (John, to Sherlock)
row = a boisterous disturbance or quarrel; a brawl
Jadi, maksud kalimat “I had a row in the shop with a chip and PIN machine” adalah John bertengkar dengan chip dan kartu PIN di tempat belanja. Bertengkar? Iya. Had a row = quarrel = bertengkar. Yang sudah menonton pasti tahu adegan John berteriak-teriak pada mesin pembaca barcode dan pembaca kartu pembayaran.