Setiap manusia di dunia pasti punya kesalahan
Tapi hanya yang pemberani yang mau mengakui
Setiap manusia di dunia pasti pernah sakit hati
Hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan
Bagi orang yang tidak terlalu gengsi-an, meminta maaf itu bukanlah hal berat. Tapi, bagi orang yang paling tidak gengsi-an pun, memaafkan bisa jadi hal yang amat sulit. Ini bukan hanya tentang gengsi, tapi masalah hati. Time can heal every wound, but the scar would remain. Setelah beberapa hari, minggu, bulan, atau tahun, mungkin rasa sakit yang ditimbulkan akibat kesalahan seseorang mungkin bisa hilang. Namun, tetap saja kenangan buruk akan membekas. Sulit untuk dilupakan dalam waktu singkat. Kadang, hal itulah yang menghalangi untuk memaafkan.
Memaafkan adalah salah satu sikap mulia. Aku tahu itu. Namun, ternyata aku masih belum bisa mengaplikasikannya dalam hidupku. Rasa marah, rasa benci, rasa sakit di hati, semuanya membuatku enggan memaafkan seseorang. Sebuah pikiran, "Gue salah apa sama elo sampe elo sejahat itu sama gue?" membuatku begitu sakit hati, membuatku begitu membenci seseorang. Dan akhirnya, aku pun menjadi musuh yang teramat kejam bagi seseorang. Aku bukan seseorang yang berusaha selalu bersikap manis. Meskipun begitu, aku juga tak ingin bersikap kejam pada orang yang tak layak diperlakukan secara kejam. Dan anomali pun terjadi. Aku menjadi monster yang sangat kejam, judes, gemar mem-bully seseorang baik secara fisik maupun lisan dengan sepenuh hati. Memikirkannya pun sudah membuat begitu marah, apalagi melihat wajahnya.
Kalau aku mau berbesar hati, mungkin aku bisa bersikap lebih baik padanya. Tapi, rasa sakit sudah membuat hatiku tertutup. Semoga waktu akan menghapus kenangan burukku tentangnya sehingga aku bisa berhenti membencinya. Aku pun tak ingin hidup dalam rasa benci dan dendam. Itu hanya akan membuatku menderita. Aku pun tak ingin selamanya menjadi manusia kejam. Itu hanya akan membuatku sama buruknya dengannya. Aku tak ingin jadi manusia yang tak punya hati.