Kamis, 02 Februari 2012

Yang Aneh tentang Pacaran dan Jomblo

Pembicaraan dengan adik kos pada suatu hari..
X = Yah, siapa tahu pacar Kakak mau main ke kos..
Me = Aku gak punya pacar, kok..
X = Halah, gak mungkin orang kaya Kakak gak punya pacar.
Me = Emang gak punya, kok. Aku kan gak boleh pacaran sama ibuku.

Pertanyaan yang mengganggu (sebenarnya tidak terlalu mengganggu, sih) pikiranku adalah "Apakah tidak mempunyai pacar adalah sesuatu yang salah?". Satu pertanyaan lagi, "Apakah punya pacar adalah hal yang wajib bagi mereka yang belum menikah?". Sepertinya sangat aneh bila aku mengaku bahwa aku tidak pernah pacaran.

Jujur, aku merasa bersyukur karena selama sekolah ibuku melarangku untuk pacaran. Aku juga bersyukur karena setiap kali aku suka pada kawan laki-lakiku selalu bertepuk sebelah tangan sehingga aku tidak perlu menjalani proses yang bernama pacaran. Memang, sih, beberapa waktu lalu aku sempat dekat dengan seseorang dan nyaris seperti HTS. Tapi, itu yang pertama dan semoga yang terakhir. No more pacaran ataupun yang mendekati hal itu. Tak ada untungnya pacaran. Yang ada justru rugi. Baru sekadar pedekate saja sudah banyak ruginya: rugi pulsa, rugi waktu, dan pastinya rugi perasaan.



Jangan berpikir bahwa keputusanku untuk tidak pacaran karena penyimpangan orientasiku. I'm straight, fellas... Aku punya alasan untuk tidak pacaran. Apa alasannya? Ya, itu, tidak ada untungnya. Dan untuk alasan yang lebih religius, silakan tanya pada orang-orang yang kerap membuat posting-an ataupun menerbitkan buku tentang pacaran setelah menikah.

Kenapa tiba-tiba menulis tentang pacaran? Umm, sebenarnya aku agak kesal melihat status kawan-kawanku di Facebook yang sering menunjukkan bahwa menjadi jomblo adalah sesuatu yang tidak enak, sengsara, kesepian. Bahkan, ada kawanku yang membuat status bahwa dia ingin menghilangkan malam Minggu. Helloooo! Malam Minggu itu malam keramat, termasuk bagi jomblo sepertiku. Bukan berarti aku termasuk kaum yang memuliakan hari Sabbat, lho, ya! Bagiku, malam Minggu adalah malam paling mantap, tidak terlalu capek karena Sabtu paginya aku tak perlu ke kantor, dan malam Minggu berarti aku bisa begadang karena tak perlu khawatir bangun terlambat atau mengantuk besoknya. Sebegitu menderitanyakah menjadi jomblo? Ada lagi statusnya yang mengatakan dia patah hati sampai menjomblo selama dua tahun. Dua tahun saja, kok, sombong? Aku yang sudah 25 tahun menjomblo saja tidak pamer, hahaha!

Jomblo bukan alasan untuk galau. Yang pernah membaca posting-an galau-ku di blog lamaku mungkin akan bilang, "Halah, kamu juga dulu sering galau karena jomblo". Eits, dulu aku galau bukan karena jomblo melainkan karena patah hati dan jujur saja menyesal sudah menjurus ke arah HTS dengan seseorang yang ternyata tidak serius untuk menikah denganku. Jadi, bukan galau karena jomblo, lho, yaaaaa... Eh, kok jadi melantur begini?

Well, intinya menjadi jomblo bukanlah hal buruk. Tidak punya pacar itu berarti bisa punya banyak waktu untuk lebih memperhatikan orang tua, lebih banyak waktu untuk belajar. Dan bagi yang belum menikah, melajang juga bukan hal buruk. Alasanku tetap nyaman dengan status lajangku adalah: aku masih belum menikah karena aku memang belum menemukan orang yang tepat, belum dipinang oleh orang yang tepat, bukan karena aku menolak seseorang yang baik untukku, bukan juga karena aku terlalu meninggikan kriteria. Jadi, kuanggap statusku yang masih lajang adalah takdir. Karena itu takdir, maka jalani saja, nikmati saja.

Ah, sudahlah. Sepertinya sudah terlalu banyak melantur. Intinya jomblo < > galau *bagi yang sering menulis code program pasti tahu kalau < > itu artinya "tidak sama dengan"*

20 komentar:

  1. Wahai engkau yg tengah di sapa cinta...

    Jika sejumput rasa itu blm sharusnya ada..
    Jangan pernah izinkan tersemai menjadi mimpi...
    ... Kawal rasamu ketat terjaga.
    Agar tiada kecewa dan airmata.
    Agar tiada iman menguap sia-sia.

    Sesungguhnya jomblo itu msh lbh baik jika halal blm mampu kau gapai.

    Assalamualaikum milatti-chan...
    Masihkah kau dlm usahamu utk istiqomah?
    ^____^

    http://kaitokidd.blogspot.com/2011/12/pacaran-after-married-hikmah.html dulu pernah bahas seperti itu juga :D semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Tulisan kali ini berasa baca tulisan anak SMA. :P

    BalasHapus
  3. apa jadi nya ya kalau pacran d wajib kan ?

    BalasHapus
  4. malam minggu malam bebas dong bisa begadang...hehehe..:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, bebas begadang sampai pagi buat nonton film ato drama ato anime :D

      Hapus
  5. ga pacaran bukan berati sendirian kan hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul betul betul! Masih banyak teman meskipun gak punya pacar :)

      Hapus
  6. Sendirian (baca: single, jomblo, belum punya pacar) lebih bebas.
    Lebih baik, pacaran dengan orang 'pas', daripada pacaran diwaktu yang 'kurang pas'. :D
    salam kenal, ya! :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayanya pernah punya pacar yang gak pas nih :p

      Hapus
  7. Hmmm..........tulisan ini membuatku tersenyum,

    BalasHapus
  8. wakakaka... rekorku ternyata belum ada apa2nya jika dibandingkan dengan rekormu mbak. Karena Mbak Milo lebih tua dariku XD
    > seumur2 belum pernah pacaran -kecuali dengan Portgas D. Ace *dan kemudian dikeplak fansnya Ace*

    BalasHapus
    Balasan
    1. keren kaaaan? *jomblo tapi sombong*

      Ace itu temennya Luffy? * ngasal tapi soktau*

      Hapus
  9. i'm single n still happy.
    Kadang juga agak sedikit terganggu dg perkataan orang-orang yg nanya kapan nikah, si fulan udah nikah, si fulen udah punya baby.
    Jodoh itu sudah ditetapkan oleh Tuhan dan terus istiqomah. Nantinya juga pasti indah pada waktunya.
    D'masiv bilang : Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik.

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!