Pernah datang terlambat ke sekolah? Jarang? Sering? Atau
malah tidak pernah? Aku pernah terlambat beberapa kali. Kali pertama aku datang
terlambat adalah saat SD kelas 6. Saat itu aku mengikuti upacara di tempat lain
dan tidak izin dahulu pada guruku. Jadi, ketika datang ke sekolah aku dianggap
terlambat.
Kali kedua aku terlambat ketika aku kelas 2 SMP. Saat itu
aku sebenarnya sudah datang ke sekolah. Namun, karena buku Matematikaku ketinggalan,
aku pun pulang ke rumah dulu. Untuk pulang ke rumah aku harus naik angkutan
umum. Sampai di sekolah lagi sekitar pukul 7.10 WIB. Terlambat sepuluh menit. Hari
itu pelajaran pertama Matematika. Kesepakatan kami dengan guru Matematika
adalah murid yang datang terlambat akan dihukum berdiri di depan kelas sesuai
lama terlambatnya. Karena aku terlambat sepuluh menit, aku pun harus berdiri di
depan kelas selama sepuluh menit.
Kali ketiga, aku terlambat sewaktu kelas 1 SMA. Aku lupa
kenapa terlambat. Yang jelas, hari itu aku tidak ikut upacara, tapi
Alhamdulillah masih sempat ikut ulangan Matematika (kalau tidak salah).
Nah, kali keempat ini yang spektakuler. Waktu itu aku kelas
2 SMA. Aku terlambat mandi karena didahului entah siapa. Ujung-ujungnya aku
yang bisanya pukul 6.15 sudah keluar rumah, saat itu masih belum beranjak juga.
Sebenarnya terlambatnya cuma sebentar. Tapi, saat itu, terlambat lima menit
saja sudah fatal: ketinggalan angkutan ‘khusus’. Aku pun menangis karena takut
terlambat. Untungnya ibuku langsung tanggap ‘ngeneng-ngenengi’ dan menyuruhku
segera berangkat. Hari itu aku dugaanku benar: ketinggalan angkutan langganan.
Biasanya di terminal ada angkutan yang ‘dicarter’ anak-anak yang bersekolah di
daerah Slerok, seperti SMA 1 Tegal, SMK, dan sebagainya. Angkutan ini tidak
melewati jalur biasa melainkan langsung menuju daerah Slerok. Dan hari itu aku
terlambat sedikit jadi terpaksa naik angkutan umum dengan rute biasa, lewat
pasar. Nah, seperti biasa, kalau di pasar angkot akan ngetem menunggu ibu-ibu
pulang. Hmm, makin terlambat, lah. Untungnya sampai sekolah tidak dihukum.
Yang kali kelima juga tidak kalah spektakuler. Waktu itu aku
kuliah tingkat 4. Hari itu sebenarnya jadwal kuliahnya siang. Tapi, ternyata
ada jam pengganti untuk mata kuliah Pemrograman Web. Biasanya ada pengumuman lewat
jarkom SMS tapi kali itu tidak ada pemberitahuan. Sekretaris kelasku cuma
mengumumkan secara lisan dan katanya menulis di papan tulis (tapi aku tidak
ingat). Ketika temanku bertanya kenapa aku tidak masuk, aku pun langsung kaget.
Memangnya ada kuliah? Dan parahnya, si teman ini bertanya setelah satu jam
berlalu dari waktu kuliah dimulai. Itu artinya aku sudah terlambat satu jam.
Perasaanku campur aduk waktu itu. Dan aku cuma bisa menangis
sekencang-kencangnya. Masuk kuliah dan terlambat satu jam adalah hal yang
sangat memalukan. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak kuliah. Bolos. Daripada
terlambat, lebih baik tidak usah datang. Sesuai pepatah better never than late. Bukan better late then never, hahaha!
Menangis karena terlambat, mungkin kedengarannya aneh. Namun,
bagi makhluk yang jarang terlambat seperti diriku kala itu, datang terlambat
adalah hal yang memalukan. Yang membuatku tidak tahan adalah menjadi pusat
perhatian seluruh kelas karena datang terlambat. Tidak enak, malu, deg-deg-an, takut, pokoknya campur aduk. Mungkin bagi
mereka yang biasa terlambat, hal itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja.
Selain malu, aku menganggap datang tepat waktu sebagai salah
satu cara menghormati seseorang. Bila seseorang terlambat menghadiri kuliah
tanpa merasa bersalah, menurutku dia sangat-sangat tidak menghargai dosen yang
mengajar kala itu. Pernah ada kawanku yang datang terlambat, lalu masuk
selonong begitu saja. Ketika dosen kami menagih perjanjian kami bahwa yang
terlambat akan dihukum, dia malah cengar-cengir menjawab sambil bercanda. Tidak
ada rasa bersalah sama sekali di wajahnya. Memang, sih, dosen kami waktu itu
juga berkata dengan nada bercanda. Tapi, namanya terlambat, seharusnya tetap
merasa bahwa tindakannya datang terlambat itu salah meskipun dosen tidak
kelihatan marah (bisa jadi marah tapi ditutupi).
Kalau aku datang terlambat, entah ke acara atau janjian
dengan teman, dan merasa santai-santai saja, berarti aku memang sedikit
menyepelekan acara tersebut. Tapi, kasus seperti ini jarang. Kalaupun terlambat,
aku tetap merasa tidak enak dan memberitahu yang kuajak janjian bahwa aku akan
datang terlambat jadi dia tidak terlalu kesal.
Mungkin banyak yang berpikir, “Ngapain on time, yang lain
juga ngaret.” Hmm, kalau semua orang berpikir seperti itu, semua acara akan
dimulai terlambat. Bahkan, ada satu kebiasaan buruk. Kalau dibilang acaranya
pukul 8.00, berarti sebenarnya acara akau dimulai pukul 9.00. Ckckck! Padahal tak ada ruginya datang tepat waktu. Kalau semua orang berusaha datang tepat waktu, jadi lebih cepat dimulai, dan tentunya lebih cepat selesai, kan? Bisa mengalokasikan waktu setelahnya untuk kegiatan lain.
Dan hati-hati! Sikap ngaret ini menular. Dulu aku berusaha
datang tepat waktu. Namun, ada senior yang berkata, “Ngapain rajin-rajin kali
jam 8 udah di kantor?” Aku pun sedikit terpengaruh. Kemudian, ketika kantor
pindah, aku tidak bisa ke kantor dengan jalan kaki. Aku pun terpaksa nebeng
kawanku itu. Dan bisa ditebak, aku jadi ikutan ngaret. Biarpun pukul 7.45 aku
sudah rapi, tetap saja yang menjemput datangnya pukul 8 lewat.
Ah, sudahlah. Cukup curhat tentang ngaret ini. Semoga aku
bisa jadi orang yang tepat waktu, termasuk dalam hal yang sangat jarang
dilakukan tepat waktu: SHOLAT.
biasanya yang ada "punishment" tertentu datangnya tepat waktu mbak, contoh, wawancara kerja, tes snmptn, ato meeting dengan perusahaan lain.
BalasHapusAndai Sholat langsung punishmentnya saat itu juga, waw... *belum bisa bayangin.
Wah, kalo telat sholat trus langsung dapet punishment mah ngeri..
Hapuskalo terlambat pas masuknya, kayaknya gak pernah; saya masih ingat betapa ibuk selalu mengingatkan. tap kalo terlambat masuk setelah jam istirahat, hehehe.... agak sering dulu ketika pas madrasah ibtidaiyah; gara2nya main sama teman2 ke sawah yang tidak jauh dari sekolah, kadang cari telur bebek yang tertinggal di sela2 jerami...
BalasHapushmmm...., benar sekali; betapa tepat waktu itu penting sekali.
Wah, dulu jaman SMP saya juga sering telat kalo habis olahraga. Ganti baju trus jajan di kantin, eh, lupa kalo udah jam masuk :D
Hapussaya pernah terlambat ikut rapat, eh, malah dikasih hadiah buku: Indahnya Manajemen Waktu. Isi bukunya bagus, sejak itu malu sendiri kalau datang terlambat.
BalasHapuswah, mau lah kalo terlambat malah dikasih buku :p
HapusSD, SMP, SMA, semua pernah gue alami dg keterlambatan! Paling gedeg kalo dihukum berdiri hormat di bawah tiang bendera. Paling seneng, kalo gerbang dikunci trus disuruh pulang! Bhahaha
BalasHapusCkckck! Mesti sengaja biar dateng pas gerbang udah ditutup trus disuruh pulang :p
HapusJadio teringat waktu sekolah suka banget telat, jadi terkenal sama guru dan dosennya nih hehehehe
BalasHapusWah, ada yang master terlambat rupanya :p
HapusMbuh... :D
BalasHapusWelhaaa! Balas dendam :p
Hapus