Selasa, 02 Agustus 2016

Tentang Kamu

Barusan aku melihat di page tentang Bahasa Korea ada yang bertanya bagaimana menyebut "you" dalam Bahasa Korea. Aku ingin menjawab pertanyannya. Namun, karena takut meyesatkan, aku membahasnya di sini saja. Biasanya dalam bahasa tersebut kata ganti orang kedua dalam pembicaraan (lawan bicara, atau "kamu") tidak digunakan. Ada sih, kata ganti orang kedua, misalnya (neo, biasanya digunakan saat bicara dengan teman atau kepada yang lebih muda), 당신 (dangsin, biasanya hanya digunakan oleh pasangan (spouse) atau dalam kondisi marah), 그대 (geudae, hanya digunakan dalam puisi atau lagu). Yang kuingat cuma itu. 

Ketiga kata itu tidak digunakan untuk menyebut orang yang tidak akrab dengan pembicara (orang pertama), orang yang lebih tua, atau lebih tinggi posisinya. Kalau terpaksa harus menggunakan kata ganti orang kedua, biasanya menggunakan nama orang kedua dengan menambahkan suffix, misalnya Millati-ssi. Kalimat "Kamu sudah makan?" diganti menjadi "Millati sudah makan?". Contoh perbandingan dalam Bahasa Indonesia seperti itu. Meskipun kalau dalam Bahasa Korea sendiri, seperti yang disebutkan di awal, justru lebih sering tidak menyebutkan lawan bicara dan cuma berkata, "Sudah makan?" Eh, tapi ada yang mengatakan bahwa suffix -ssi ini juga tidak bisa digunakan untuk orang yang lebih tua atau kedudukannya lebih tinggi. Padahal di drama Korea Gentleman's Dignity Seo Yi Su memanggil Kim Do Jin yang lebih tua dengan sebutan Kim Do Jin-ssi. Ah, embuh. Selain suffix -ssi, bisa juga menyebut kedudukan atau profesinya, misalnya 선생님 (seonsaengnim, guru/dokter) dan 사장님 (sajangnim, kepala perusahaan). Contohnya 김-사장님 (Kim-sajangnim, bos Kim). Kadang juga cukup menyebutkan kedudukan atau profesinya.

Dalam Bahasa Jepang juga sepertinya sama. Kata ganti orang kedua jarang digunakan. Sepertinya begituuu. Kalau nggak salah ya! Ada beberapa kata untuk kata ganti orang kedua, misalnya あなた (anata), (kimi), お前 (omae), dan entah apa lagi. Namun, ketiga kata ini tidak sopan bila digunakan pada orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. Untuk kata anata, biasanya juga digunakan sebagai panggilan dari istri ke suaminya. Kata Untuk menyebut lawan bicara, biasanya dengan menyebutkan namanya dengan suffix. Yang paling aman sepertinya suffix -san, misalnya Millati-san. Selain suffix -san, bisa juga menyebut kedudukan atau profesinya, misalnya 社長 (shachou, CEO). Kadang juga cukup menyebutkan kedudukan atau profesinya. *copas paragraf sebelumnya doang, nggak kreatif* Jadi, tidak perlu menyebut dengan lengkap misalnya Samejima-shachou, tapi cukup shachou. *korban Sekamuzu, korban keunyuan Samejima Reiji* Tapi, katanya sih ini hanya untuk kedudukan tertentu. Entah bagaimana aturan tepatnya.

Mengingat tentang kata ganti ini, aku jadi teringat kasus seorang dosen yang tidak berkenan dengan sms mahasiswa bimbingannya. Dari kalimatnya, sih, aku mengira dia tidak berkenan karena muridnya memanggilnya Anda. Jangan-jangan dosen itu sudah lama tinggal di Jepang atau Korea, jadi tidak terbiasa dipanggil dengan kata ganti kedua. Mungkin dia sudah terbiasa dipanggil sensei atau seonsaengnim atau pak dosen atau Pak X. Mungkin dia sudah terbiasa dengan budaya (culture) yang menganggap menggunakan kata ganti orang kedua kepada orang yang lebih tua atau lebih superior itu tidak sopan. Mungkin dia lupa kalau kata Anda itu sudah termasuk sopan untuk ukuran Indonesia. Mungkiiin.

Saat kasus itu heboh aku teringat artikel yang kubaca di majalah Intisari zaman dahulu (jangan tanya edisi berapa). Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa guru tidak boleh langsung marah ketika ada murid yang memanggilnya "kamu". Alasannya? Bisa jadi murid tersebut di rumahnya terbiasa menggunakan Bahasa Inggris atau Bahasa Belanda dan biasa menggunakan kata "you" atau "jij". Dalam kedua bahasa tersebut memang sopan kan menyebut orang lain (tidak peduli usia atau kedudukannya) dengan "you" atau "jij"? Jadi, mungkin murid itu mengira kata "kamu" juga sopan untuk digunakan dalam memanggil lawan bicara, tidak peduli usia atau kedudukannya.

Standar kesopanan menurutku memang abu-abu. Sesuatu yang dianggap sopan (baik bahasa lisan maupun bahasa tubuh (gesture)) di satu tempat, bisa jadi dianggap tidak sopan di tempat lain. Ada orang yang menganggap suatu panggilan sudah cukup sopan padahal bagi orang lain itu termasuk tidak sopan. Salah satu dosenku dulu ada yang terbiasa ber-gue-elo dengan mahasiswanya. Saat mahasiswanya berkata, "Pak, file-nya udah gue kirim ke email lo," dia biasa saja. Woles. Kalau di kampusku yang sebelumnya ada yang berkata seperti itu mungkin sudah kena poin. Mungkin. Ibuku pernah beberapa kali menegur ketika aku memanggil mbakku "kowen (kamu, biasanya cuma digunakan di daerah Tegal, Brebes, dan sekitarnya)" karena sepertinya itu cuma boleh digunakan pada orang yang seumuran atau lebih muda. Padahal, di daerah lain biasa saja memanggil orang yang lebih tua dengan "kowe (kamu)". Di satu daerah mungkin biasa saja memanggil orang tuanya dengan kata "kau". Di daerah lain bisa-bisa langsung ditabok.

Jadi, tulisan ini sebenarnya mau membahas bahasa atau kesopanan? Sebenarnya tulisan ini mau membahas tentang kamu. Iyaaa, kamuuu!

sontekan:
http://nihonshock.com/2012/07/saying-you-in-japanese/
http://maggiesensei.com/2011/09/05/is-%E3%81%82%E3%81%AA%E3%81%9Fanata-ok-to-use-2nd-person-pronouns-nicknames/
http://wiseinit.com/%EB%8B%B9%EC%8B%A0%EA%B7%B8%EB%8C%80%EC%9E%90%EB%84%A4%EB%84%88%EC%9E%90%EA%B8%B0%EC%94%A8-korean-grammar-vs-grammar-30 

8 komentar:

  1. Ada lagi, di Jepun pake 'kisama', Mil. Tapi kuasaarr, hahaha... Di Kab Bungo, kab tetangga, nyebut orang tua pake 'kamu' justru dianggap yang paling sopan. Orang asli sana jarang nyebut pake nama, kakak, ibu, bapak, dsb. Kaget dengernya pas awal2. Hahah. Memang culture beda2...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hoo, ada yang malah jarang manggil bapak ibu gitu?

      Hapus
  2. Beda rumah pun culture-nya juga beda ya. Di rumah nenekku, anak-anaknya kalau manggil nenekku 'kowe'. Kalau di tempat lain mana boleh, hahaha...
    Aku jadi inget di kelas Bahasa Jepang, ada orang Taiwan ngomong sama guru pakenya 'anata', aku cuma senyum-senyum aja hihihihi... saking orang Jepang jarang nyebut 'anata', aku sempet kaget di penginepan di Jepang yang punya bilang 'kamar kamu' 'anata no heya'. Mungkin maksudnya sopan dan ngga tahu namaku juga jadi nyebutnya anata~

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, cuma beda rumah pun udah beda culture kan?

      iya kali, mungkin gak tahu nama dan gak bisa ngilangin kata ganti jadinya pake anata.

      Hapus
  3. AKu sama suamiku ngobrolnya elo-gue sish...
    Tapi kalo lagi berantem malah jadi kamu-saya bhahaha...

    Kalo di drama Faith, Lee Min Ho jadi Jendral Choi Young manggil ceweknya Imja sih...dulu aku pikir itu sejenis 'kamu' juga...
    Setelah di gugel ternyata semacam : lady/madam gitu..

    Duh, jadi pengen re-run Faith deh :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. bisa gitu ya pas berantem jadi lebih sopan :D

      eh, Im Ja katanya bisa diterjemahin jadi darling juga tuh.

      Hapus
  4. Oiya, あなた itu juga lebih banyak dipakai sebagai pengganti 'darling', panggilan mesra istri pada suaminya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oiya, emang banyak yang nyebutin anata sering dipake buat panggilan dari istri ke suami. Tadinya mau kutambahin tapi maleees :D Kalo udah jelasin soal anata kan jadi berasa perlu jelasin kata yang lain.

      Misleading kah tulisannya, kalo gak ditambahin poin itu?

      Ya udah deh, kutambahin.

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!