Sabtu, 14 September 2013

Jatuh Itu Biasa



Bagi pengendara motor, yang namanya jatuh pasti sudah biasa. Apalagi bagi yang baru belajar mengendarai sepeda motor. Aku sendiri sudah beberapa kali mengalami accident, baik yang sangat ringan maupun yang agak parah. Semoga tidak akan pernah mengalami yang parah. Ngeri, bok!

Waktu baru awal-awal memiliki sepeda motor, aku beberapa kali menjatuhkan sepeda motorku. Kenapa aku menggunakan kata ‘menjatuhkan’? Karena yang jatuh memang hanya sepeda motorku sedangkan aku sendiri tetap berdiri, tidak ikut terjatuh. Aku juga tidak tahu kenapa bisa begitu. Mungkin refleks aku langsung melepaskan pegangan pada stang motor sehingga ketika motor jatuh aku tidak ikut jatuh. Aku juga pernah menabrak pagar di kos. Untungnya cuma pagar kayu yang tidak kokoh. Coba kalau pagarnya besi atau tembok. Bisa hancur aku dan sepeda motorku.

Itu tadi yang ringan. Yang agak parah? Ada. Waktu itu aku baru beberapa kali ke kantor naik sepeda motor. Dan tentunya aku belum mahir keluar masuk tempat parkir yang ada di belakang kantor. Jalan masuk ke tempat parkir itu menurun, belok kanan, dan agak susah bagi yang belum terbiasa. Saat keluar dari tempat parkir, aku menarik gas kuat-kuat karena jalannya menanjak. Karena terlalu kuat menarik gas, aku jadi tidak bisa mengendalikan sepeda motorku, yang seharusnya belok kanan justru tetap lurus dan menabrak tanah yang posisinya lebih tinggi dari jalan kemudian terguling dari situ dengan suksesnya. Alhamdulillah aku memakai helm dan jaket jadi lecetnya tidak parah. Lecet dan biru-biru, sih. Tapi, tidak sampai patah tulang atau luka yang parah. Alhamdulillah. Yang parah malah sepeda motor Yamaha Mio yang kunamai Honey Bunny Black Sweetie.

Pernah juga aku jatuh gara-gara kaget. Lokasinya masih di jalan keluar tempat parkir. Waktu belok kiri, aku melihat sekitar empat meter di depanku ada mobil yang mengantarkan air isi ulang. Aku kaget dan agak panik jadi langsung mengerem. Dan tiba-tiba motorku sudah jatuh dan aku terlempar ke dinding kaca. Untungnya tidak sampai menabrak dinding dengan keras. Eh, keras atau tidak, ya, nabraknya? Yang jelas, aku merasa menabrak lalu melorot sampai kakiku menginjak pinggiran selokan, dan untungnya masih sempat berpegangan di besi entah-apa-sih-namanya yang ada di dinding kaca. Jadinya aku masih berdiri, tidak sampai jatuh duduk atau terguling. Yang kasihan si Jupe. Spion kirinya sampai pecah. Untung cuma spion kiri. Kalau spion kanan yang pecah, bisa susah.

Itu masih kecelakaan tunggal. Kalau kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain ada juga. Kali ini aku mengendarai Jupe, alias Yamaha Jupiter MX, sepeda motor dinas. Waktu itu aku buru-buru mengejar agar tidak terlambat ke kantor. Jadi, aku memacu motor lumayan kencang, sampai 70 km/jam. Kemudian di dekat SMP aku melihat ada mobil yang mau menyeberang ke SMP. Aku mengurangi kecepatan menjadi 40 km/jam dan sedikit menginjak rem. Mestinya aman, kan, ya? Tapi, entah kenapa tiba-tiba aku menabrak mobil itu sampai penyok. Penyok, Sodara-sodarah! Dan seperti biasa, motorku yang jatuh dan aku masih berdiri. Kalau ditanya apa yang terjadi saat itu jujur aku tidak tahu. Sepertinya saking kagetnya aku sampai tidak ingat bagaimana kejadiannya. Aku Cuma ingat bagian mengurangi kecepatan dan menginjak rem lalu motorku sudah menabrak mobil. ‘Adegan’ menabraknya aku lupa sama sekali. Mungkin rasa kaget yang luar biasa ‘menghapus’ memori jangka pendekku. Dan saking kagetnya aku sampai menangis. Benar-benar kaget. Aku dan bapak yang mengendarai mobil akhirnya sepakat membagi dua biaya perbaikan mobil yang penyok. Alhamdulillah, aku juga tidak terluka parah. Nah, gara-gara kejadian itu aku sempat takut mengendarai sepeda motor di jalan raya sehingga aku berusaha selalu lewat jalan kecil. Gara-gara kejadian itu pula aku jarang memacu sepeda motor dengan kecepatan lebih dari 50 km/jam. Kecuali kepepet, hehehe!

Dan sore tadi, aku kembali menjatuhkan sepeda motorku (maksudnya sepeda motor dinas yang dipinjamkan padaku). Dan kali ini aku juga ikut jatuh. Aku pergi ke Lembah Sabil untuk menghadiri meuduek. Pulangnya aku memacu sepeda motor dengan kecepatan 60-80 km/jam. Jadi, aku jatuh karena ngebut? Bukan, Sodara-sodarah. Aku sampai kos dengan selamat. Tapi, ketika hendak turun dari sepeda motor, tiba-tiba sepeda motornya jatuh. Aku pun ikut jatuh, tapi aku lupa aku tertimpa sepeda motor atau tidak. Yang jelas aku langsung berdiri dan mencoba memberdirikan kembali sepeda motor itu. Ternyata berat! Untungnya berhasil. Setelah sepeda motornya kembali berdiri, anak ibu kos muncul. Ah, terlambat sekali dia datang. Mestinya tadi waktu aku keberatan ‘mengangkat’ sepeda motor. Oh, iya. Aku belum memberitahu penyebab sepeda motorku jatuh, kan? Penyebabnya adalah: aku lupa menurunkan standar makanya ketika sepeda motor kumiringkan ke kiri sepeda motornya malah jatuh. Nggak keren blas! Tapi, bukan berarti juga aku mengharapkan accident yang keren, ya! Semoga, sih, seterusnya tidak ada kejadian jatuh, nabrak, atau apapun itu.


19 komentar:

  1. berarti rika anu sakti, yu...
    aku kalo jatuh malah orangnya, motornya masih ngadeg nyangsang di pager...

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti kelempar dari motor dong? saya pernah juga kelempar sampe nabrak dinding kaca di kantor :D lupa diceritain di sini. Alhamdulillah nggak sampe luka parah.

      Hapus
  2. yen sing terakhir iku, baru seru tibone ndah hahaha...

    BalasHapus
  3. hehe.... yang terakhir keren Milo... belum pernah kebayang dibenakku, ada yang jatuh karena lupa nurunin standar... hati-hati ya Milo...:)

    BalasHapus
  4. Wahhh... harus lebih hati-hati nih... Jangan jadi langganan.
    Kok bisa yang sampai lupa nurunin standar... apa gara2 anak ibu kos?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, bukan, lah. Wong sebelum jatuh saya nggak tahu ada anaknya ibu kos. Tahunya setelah jatuh dan bangun lagi :D

      Hapus
  5. kl sy belajar motor tiap kali jatoh gak kuat ngangkat sendiri. Malu juga dibantuin sm org terus. Lama2 kapok hehehe

    BalasHapus
  6. yang terakhir itu, bener2 nggak keren mbak
    XD

    Kalo jatuhku, nggak keren blas. Aku jatuh gegara suka kebut2an & ugal2an. :v
    Waktu latihan, langsung suka ngebut > nabrak kambing orang :(
    Pernah berangkat buru2, senggolan ma motor roda 3. Stang motorku mpe nyantol di bagian depan sebuah minibis XD. Terakhir, gegara mo cepetan nyalip mobil yang jalannya lelet, aku malah nabrak sepeda motor lain yg mo belok. Haddaaah.
    #kapok

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengalamanmu terlalu emejing -__-

      btw, emang di tempatmu banyak kambing juga? kirain cuma di Blangpidie yang banyak kambing berkeliaran di jalan raya -_-

      Hapus
    2. waktu nabrak kambing, aku ngebutnya di jalan pedesaan
      :v

      -____-"
      kalo ingat, sungguh aku jadi nggak enak hati

      Hapus
    3. gak usah ngerasa gak enak hati. udah takdir si kambing ditabrak sama kamu.

      Hapus
  7. aku jatuh 4 kali dari motor, dan syukur ga apa-apa,

    BalasHapus
  8. huks aku jatuh 6 kali,,karena baru bisa pakai sepeda motor jadi aku ngerasa sepeda itu beraaaaaaat banget,, waktu parkir jatoh, waktu kaget jatoh, di pegang temen lebih parah lagii~,, aku sempet galau dan merasa bahwa aku yang paling payah di sini tetapi setelah baca ini aku merasa bahwa jatuh dari sepeda bagi pemula itu biasa, thanks udah share ceritanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *pukpuk* kalo udah sering naik motor, lama-lama mahir kok

      Hapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!