Kau tahu aku rindu
Aku tahu kau lebih rindu
Rindu kita berbeda
Rinduku seperti rinai hujan
menitik, menderas, lalu reda
Rindumu seperti sinar matahari
meski kadang tertutup gelap, sesungguhnya rindumu tetap ada
kau hanya menyimpannya
agar rindu itu tak menyilaukanku
Dulu, katamu aku boleh pulang ketika hari rembang petang
Kini, hari belum lagi petang
Tapi, rindu ini telah menderas
sederas hujan di bulan Desember
dan aku takut rindu ini akan segera mereda
hingga aku lupa pada rinduku sendiri
bahkan, mungkin lupa padamu
Rindu yang menderas ini
sungguh membuatku ingin menjadi air
lalu menguap
naik ke atas
terus ke atas
mengembun
menjadi awan
lalu terbang ke atas rumahmu
menjadi hujan
dan perlahan menitik padamu
Entah di mana aku akan menitik
Di rambutmu yang memutih kah?
Di kulit tanganmu yang kian keriput kah?
Ah, lebih baik aku menitik di hatimu
bersembunyi di sana
dan tak pernah pergi lagi
bolehkah?
Aku tahu kau lebih rindu
Rindu kita berbeda
Rinduku seperti rinai hujan
menitik, menderas, lalu reda
Rindumu seperti sinar matahari
meski kadang tertutup gelap, sesungguhnya rindumu tetap ada
kau hanya menyimpannya
agar rindu itu tak menyilaukanku
Dulu, katamu aku boleh pulang ketika hari rembang petang
Kini, hari belum lagi petang
Tapi, rindu ini telah menderas
sederas hujan di bulan Desember
dan aku takut rindu ini akan segera mereda
hingga aku lupa pada rinduku sendiri
bahkan, mungkin lupa padamu
Rindu yang menderas ini
sungguh membuatku ingin menjadi air
lalu menguap
naik ke atas
terus ke atas
mengembun
menjadi awan
lalu terbang ke atas rumahmu
menjadi hujan
dan perlahan menitik padamu
Entah di mana aku akan menitik
Di rambutmu yang memutih kah?
Di kulit tanganmu yang kian keriput kah?
Ah, lebih baik aku menitik di hatimu
bersembunyi di sana
dan tak pernah pergi lagi
bolehkah?
kalo puisi gini popoknya no comment, keren banget sih puisinya:}
BalasHapussama, saya juga kalo baca puisi bingung mau komen apa.
Hapusbagus puisinya, artinya apa ya? :)
BalasHapusartinya pengendalian diri :p
Hapusrindu itu seperti matahari, bulan, atau mungkin bintang
BalasHapusyang keberadaan nyata namun terkadang menghilang, meskipun akan kembali lagi karena kesetiaannya pada hari-hari
hehe..
semoga menang giveaway-nya mbak :)
eh, malah nyambung berpuisi :p
Hapusternyata lomba yah semoga tambah sukses lombanya GA tersebut
BalasHapusiya, lomba.
Hapusaku jadi pengen ikut GA juga...
BalasHapusAh, nambah2in saingan aja :p
Hapushahahaha..
HapusBiar seru, aku juga ikutan ah :D
BalasHapusjriiiit! ini puisi paling keren ttg hujan yang pernah saya baca!
BalasHapusbener-bener mengungkapkan rindu dalam hujan.. :)
@ Selvia Sari: silakaaan
BalasHapus@ Arif Chasan: hadeuh, ini muji apa maki? pake kata jrit :p
hai makasih udah ikutan GA nya
BalasHapustunggu pengumumannya tanggal 1 Januari 2013 ya ;)
Cieee menang, selamat ya jeng...
BalasHapus@ Penanti Hujan Perindu Pelangi: sama2
BalasHapus@ Untje van Wiebs: untung Una komen, aku jadi tahu kalo menang :D :D :D makasih udah ngasih tahu ya, Na :)
apa guwe bilang, puisi ini memang bagus kok Milo, layak untuk jadi pemenang,,, :)
HapusSejak kapan Nurin pake kata guwe???
BalasHapusmau tahu apa mau tahu banget?
Hapuskasih tahu gak ya? hehe, selamat ya milo, :)
wah.. bagus benar puisinya.. layak menang...
BalasHapusselamat mbak ^_
@ Nurin Ainistikmalia & Arif Khumaidi: makasih :)
BalasHapus