“Eksaaaaak!!! Pinjem gitar, dong!” teriak
Milla sambil menggedor-gedor pintu kamar Eksak.
Tanpa membuka pintu kamar, Eksak balas
berteriak, “Ogah gue pinjemin gitar buat dedemit kaya elo!”
Brak! Milla langsung menendang pintu
kamar Eksak. “Dasar! Kesemek medhit! Eh, enggak, ding! Elo bukan kesemek. Kalo
kesemek, kan, putih, pake bedak. Nggak kaya elo, udah item, jelek, idup lagi!”
Jleb! Eksak tertegun. Ejekan Milla sangat
menohok di ulu hatinya. Kenapa mesti mengungkit-ungkit masalah “hitam”??? Dia
pun teringat pertanyaan yang kerap diajukan kawan-kawannya. “Serius kalian
kembar? Dia putih gitu kaya Cina, elo item kaya tikus kecemplung got gitu. Mana
mungkin kembar???” Kalau Milla sedang murka padanya, biasanya dia akan ‘pura-pura
polos’ bertanya pada Mama, “Ma, dulu waktu kami bayi, ada pembangunan jalan
aspal di komplek rumah nggak, sih?” Setelah Mama balik bertanya “Emangnya
kenapa?”, dia akan mengeluarkan kartu AS-nya. “Yah, sapa tahu ada pembangunan
jalan, trus pas Mama jalan-jalan gendong Eksak, nggak sengaja Eksak kecemplung
ke drum aspal, makanya item,” katanya sambil melirik Eksak penuh kemenangan.
Dan sayangnya, ejekan tersebut diperparah oleh jawaban Mamanya. “Eksak nggak
item, kok. Cuman coklat pekat. Eh, ngomong-ngomong soal coklat, kayaknya, sih, Eksak
coklat karena dulu Mama ngidam lapis legit. Kan, lapis legit itu warnanya
kuning ama coklat, tuh! Kuningnya buat Milla, trus coklatnya buat Eksak!”
“Mamaaaaaa!!!” sebuah teriakan
membuyarkan lamunan Eksak. Teriakan siapa? Yah, siapa lagi kalau bukan Milla.
Sang Mama pun tergopoh-gopoh mendatangi
putrinya yang ternyata langsung mengadu dengan manja, “Eksak peliiit... Masa
Milla pinjem gitar nggak boleh?”
Sang Mama langsung mengetuk pintu kamar
Eksak demi membujuk Eksak agar meminjamkan gitarnya pada Milla. Tapi, Eksak
keukeuh tidak mau meminjamkan. “Minggu depan band Eksak mau manggung, Ma. Eksak
harus latihan,” begitu alasannya.
“Eh, Ubur-ubur! Jangan ngarang, lo! Kalo
mau manggung mah latihannya bareng-bareng sama temen-temen band lo di studio,”
sembur Milla.
“Lagian ngapain, sih, lo pinjem gitar
gue? Bisa mainnya juga enggak?” tanya Eksak setengah mengejek.
“Gue mau belajar main gitar. Soalnya
gebetan gue katanya suka sama cewek yang jago nyanyi sambil main gitar.”
“Hahahaha! Lo mah nggak ada bakat main
alat musik. Lo main perkusi aja fals.”
Sang Mama yang merasa dikacangin oleh dua
begundal biang onar kesayangannya, langsung mengambil gitar yang sedang
dipegang Eksak.
“Gitarnya mau diapain, Ma? Jangan dikasih
ke si Kuda Nil itu!!!” protes Eksak.
Milla yang semula sudah ge’er akan
mendapatkan yang diinginkan mendadak lemas mendengar jawaban Mama. “Daripada
gitar ini bikin kalian ribut, mending gitarnya mau Mama kasih ke Papa aja biar
Papa nyanyiin lagu romantis buat Mama. Itung-itung nostalgia jaman pacaran,”
jawab Mama sambil berlalu meninggalkan dua preman yang cuma bisa melongo.
***
Pagi itu Mama yang selama ini santai kaya
di pantai mendadak jadi ibu yang sangat serius. Rupanya Mama sudah bosan
menyaksikan ‘perang’ panas (bukan perang dingin) kedua anak kembarnya. Semua gaya
ceramah mulai dari gaya Mamah Dedeh, gaya Uje, sampai gaya Ustadz Jama’aaaaaaah,
tidak ada yang mempan untuk menasihati mereka agar mau akur. Selalu saja saling
mengganggu. Puncaknya ketika Milla diam-diam masuk ke kamar Eksak dan sengaja mencoba
‘mengembangbiakkan’ kecoa di lemari baju Eksak. Alhasil, semua baju Eksak di-grigit-i
kecoa. Bajunya pun jadi apek minta ampun. Eksak pun membalasnya dengan menaburkan
setoples bawang goreng di lemari baju Milla. Melihat banyaknya bawang goreng di
atas baju-bajunya, Milla pun langsung murka. Dia memang sangat tidak suka
bawang goreng. Perang pun dimulai. Biarpun yang berperang cuma dua ekor
begundal, ternyata efeknya sangat parah. Teriakan-teriakan dua ekor begundal
itu ternyata berhasil menembus telinga Mama yang sebenarnya sudah disumpal
headset.
“Kalian itu saudara. Kembar pula. Masa
nggak bisa, sih, akur? Mama capek lihat kalian berantem, teriak-teriak,
lempar-lemparan kaos kaki bau. Sehariiiii aja, Mama pengen lihat kalian akur kaya
saudara-saudara yang normal,” Mama menasihati dengan nada yang hampir seperti
iklan mobil: nyaris tak terdengar.
“Nanti, kalau kalian udah jauh-jauhan,
baru nyesel. Kangen,” lanjut Mama.
“Nggak mungkiiiiin!!!” sela Milla, masih
belum sadar betapa seriusnya Mama.
“Eksak bakal lebih rela kangen sama pohon
jambu depan rumah daripada kangen sama si Kuda Nil itu!” ternyata Eksak juga
masih belum menyadari keseriusan Mama.
Mendengar kedua begundalnya ngeyel, Mama
pun berlalu. Capek hati.
***
Beberapa bulan berlalu. Peperangan demi peperangan
terus berlanjut. Tapi, bedanya, Mama lebih sering mendiamkan mereka dan
membiarkan mereka menyelesaikan perseteruan mereka sendiri. Mendamaikan mereka
adalah hal mustahil menurut Mama. Bahkan, setelah mengadukannya pada Papa pun,
ternyata Papa juga angkat tangan. Sampai kemudian mereka lolos SNMPTN. Eksak
diterima di universitas Semarang dan Milla diterima di universitas di Surabaya.
Sampai sehari sebelum ‘minggat’ ke kota tujuan masing-masing pun mereka masih
hobi perang.
Dan setelah merantau selama tiga bulan di
kota orang, mereka pun pulang demi memenuhi keinginan Mama dan Papa untuk
merayakan ulang tahun mereka. “Aneh bener. Dulu, waktu masih ngejogrog di
rumah, nggak pernah ulang tahun gue dirayain. Sekarang, pas udah jauh, malah
disuruh pulang buat dirayain,” bisik Milla dalam hati.
Dan sore itu, setiba Milla di rumah, dia
melihat Eksak sudah duduk pahit (bukan duduk manis) sambil memainkan gitar. “Eh,
Ubur-ubur! Masih idup lo?” teriaknya membuat Eksak bersiap-siap memukulnya
dengan gitar.
“Eh, eh, eh... Anak gadis Mama udah
pulang,” Mama yang tadinya masih sibuk di dapur segera ke ruang tamu demi
mendengar teriakan Milla.
“Kamu tuh... Dateng-dateng bukannya bilang
‘Assalamu’alaikum’ malah teriak kaya gitu,” lanjut Mama. Yang dinasihati cuma
cengengesan.
Malamnya, mereka menyantap makanan
kesukaan si kembar: nasi kuning. Yah, biarpun hampir selalu bertengkar,
ternyata mereka punya kesamaan juga. Mereka sama-sama suka nasi kuning dan
sama-sama lebih suka nyolot daripada
bersikap manis. Itu sebabnya mereka sering bertengkar, karena sama-sama nyolot.
Usai makan, Eksak dan Milla duduk di
teras sambil memandangi langit malam yang bertabur bintang. Iya, satu lagi
kesamaan mereka. Sama-sama suka memandang langit di malam hari. Dan lagi-lagi,
kesamaan ini pernah membuat mereka dulu bertengkar meributkan mana yang namanya
bintang pagi. Iya, bintang pagi. Aneh, kan? Malam-malam, kok, melihat bintang
pagi? Sudah sama-sama bodoh, sama-sama nyolot pula!
Eksak melemparkan semacam kado tapi cuma
dibungkus koran pada Milla. Milla pun membukanya. Sebuah buku berjudul “Menjadi
Muslimah yang Baik”. Buku yang sudah lama diidam-idamkannya.
“Sengaja gue beliin buat elo, biar elo
insap, kagak kaya preman lagi,” kata Eksak.
“Dasar Ubur-ubur!!!”
Milla pun kemudian melempar, atau lebih
tepatnya menimpuk, Eksak dengan sebuah benda semacam kado yang dibungkus koran.
Iya, mereka memang sama-sama pelit, tidak mau keluar modal untuk membeli kertas
kado.
Eksak terkejut saat membukanya. Ternyata sebuah
buku tentang pemrograman yang sudah sangat langka. Di perpustakaan universitas
dan fakultas pun tak ada. “Dapet dari mana lo?”ntanya Eksak heran.
“Nemu di pasar loak,” jawab Milla enteng.
“Pas gue lihat tuh buku, langsung gue
inget ma elo. Kan, elo gak pinter, jadi perlu buku begono buat belajar,” lanjut
Milla.
“Dasar Kuda Nil!!!”
“Ubur-ubur!”
“Kuda Nil!”
“Ubur-ubuuuuuuuuuuur!!!”
“Kuda Niiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil!!!”
Serempak mereka pun tertawa. Lucu. Tak
pernah disangka, setelah berjauhan, mereka baru menyadari betapa mereka
merindukan “panggilan buruk” itu. Dan tak pernah mereka sangka, tanpa mereka
sadari, sejauh apapun jarak memisahkan, mereka masih saling mengingat, hati
mereka masih terikat.
Mereka saling berpandangan dan berbisik
dalam hati mereka, “Darah memang lebih kental daripada air".
Cerita ini diikutsertain dalam 'Giveaway Buku Bekas Gue'
karna 'eksak' lagi ulang tahun
wihiii.. eksak dan milla ni ye... @.@
BalasHapusending yang menyentuh ya :D
Ah, biasa aja. Aku nggak tersentuh bacanya :p
HapusAlhamdulillah .. akhirnya bisa komen juga ... :D
HapusBerkali2 saya ke blog ini tak bisa komen lho ...
Ini ikutan GA kan? Mdh2an bisa menang, habis isinya bukannya ngebaik2in Eksak malah ..... :P
Alhamdulillah, kalo udah bisa komen. Jadi terharu Ka Mugniar berkali-kali nyoba komen di sini. Makasih :)
HapusMungkin masalah di jaringan internet. Saya juga sering gagal komen kalo bewe. Apalagi kalo pake Nama/URL. *kok, saya jadi curhat, ya?*
Iya, ini ikut GA-nya Eksak. Dia ikhlas, kok, dihina-hina. Jadi, insya Alloh saya menang. *overpede*
wahaha.. *pede y
Hapusmenurut aku ini mah gak buli-buli, malah kok sepertinya romantis ya kakak-adiknya, ada perasaan warming tersendiri @.@ *hemmm
Wiiih, kok, pake istilah romantis?
Hapusoh, salah y mbak pilihan katanya, aku ralat deh, >.< bukan romantis sih.. pokoknya ada rasa "kekeluargannya" not buli-buli ini, masih wajar didalam keluarga yang harmonis @.@
HapusNah, itu baru pas, "kekeluargaan".
HapusBhahahaha, gak nyangka elo bisa bikin kegokilan kayak gini, Mil!! Dasar kuda nil!! bhahaha, ngakak gue seharian baca ini. Unik dan original pastinya! gak perlu reperensi dari gugling, kan??
BalasHapus@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Sip! dah stempel tanda keikutsertaan elo! keliatan gak stempelnya? gak ya? bhahahha, kuda nil!!!!
Yah, pada dasarnya diriku ini memang memiliki bakat gila yang terpendam, hehehe...
HapusStempelmu nggak bagus. Dasar Ubur-ubur!!! :p
segera ke dokter sebelum muncul ke permukaan! bhahahaha
HapusGak mauuuu! Aku gak mau ke dokter! Aku gak mau sembuh! *eh?*
Hapusgokil abis...:)
BalasHapusHehehe :D
HapusSenyum senyum sendiri bacanya ^^
BalasHapusAlhamdulillaah, ada yang senyum baca tulisan ini :p
HapusUbur-ubur dan kuda nil yg gak akur tapi saling menyayangi. Khas kebayankan hubungan sodara yg umurnya gak beda dan masih tinggal erumah...sering berantem tp sebentr kemudian akur lagi..berantem lagi...sukses utk GAnya yeeeaahhh
BalasHapusHehe, seperti kata orang tua, "Saudara itu kalau dekat bau t*i, kalau jauh bau wangi." :p
HapusCoklat-hitam tapi kan manis... asikkk..!
BalasHapusaku suka tuh yg hitam, kopi maksudnya :)
Kopi kalo ga pake gula, kan, pahit :p
Hapuswih, kans buat menangnya gede neh. si eksak mpe ngakak guling2 cak itu.
BalasHapusyg akur ya kuda nill.. ubur2.. :)
Eh, Eksak guling-guling? Kok, gak kelihatan, yak?
HapusEhemm... ada apa dengan eksak dan milla yah hahhahaha...
BalasHapusKuda nil sama ubur2 sama2 hidup di air ya? jadi kudu akur hehehe...
Bagus ndah ceritanya, lucu...
Hihihi, senengnya banyak yang bilang cerita ini lucu :)
Hapusrame...
BalasHapusso, lewat aja deh
enak aja main lewat-lewat aja :(
Hapushuuuuu, eksak ke enakan tuh hihihiy, okey deh mba, semoga sukses GA nya :p
BalasHapusUdah dihina-hina gitu masih dibilang keenakan? Ckckck.. Mesti sekejam apa saiah?
Hapushahahah lucu banget, ketawa mulu nih :)), sukses yaa GA nya
BalasHapusLucu, ya? Kaya yang punya blog dong. Manis, imut, lucu, ngegemesin :p
Hapuscerita ini seperti ungkapan : ketika dekat bau kotoran, tapi ketika jauh bau wangi. Seringkali ketemu menjadikan mudah bosan, tapi ketika jauh malah selalu dirindukan. Begitu saudara.
BalasHapusYup, setuju. Kalo udah dekat malah bawaannya berantem mulu.
HapusHihi, nama eksak eksak ini lagi pamor yah...
BalasHapussukses untuk GAnya mbak Mil :)
Iya, neh. Gara-gara GA jadi populer tuh nama :p
Hapusbenr juga ya terkadang nama panggilan itu sering membuat geli dan ngangenin kelak nanti,,btw kalo yg nama kuda nil identiknya gemuk dunk,, hehe..
BalasHapusKhusus yang satu ini kuda nil nya ga gendut :p
Hapusceritanya seruuu...bikin meleleh di akhir..
BalasHapusWaduh, ati-ati kalo meleleh. Buruan masuk kulkas gih biar beku lagi :p
Hapusini bukan kembar identik ya jadi tidak mirip
BalasHapusIdentik, kok. Cuma yang satu keracunan tinta ubur-ubur jadinya item dan jelek :p
HapusWeeeeh romantis tenan lho mbak. :P
BalasHapusSemoga menang ya...
Ckckck, nambah satu lagi yang bilang ini romantis -____-"
Hapuspembangunan aspal. kasian ama tu exac.. heheh.
BalasHapusEksak, bukan exac :p
Hapuswah ternyata eksak sam mba millati kembar.... 0_o
BalasHapus:P
Ini fiksi, Nuel, FIKSI!!! :p :p :p
Hapuscerita yang menarik Mil... keren. semoga menang yaaa... :)
BalasHapusAamiiin :)
Hapuswah gudlak ya mbak Mil..
BalasHapusmakasih :)
Hapussukses ya buat kontesnya
BalasHapusmakasih :)
Hapus