Bread, Love, and Dream adalah salah satu
drama Korea yang sudah agak jadul. Beberapa bulan lalu sudah pernah ditayangkan
di Ind*s**r. Saat menonton di televisi pun aku tak tahu judulnya. Awalnya aku
tak tertarik menontonnya karena saat aku menonton kebetulan pas adegan di mana
tokoh utama memandang tokoh antagonis (sebenarnya saat itu aku tidak tahu dia
tokoh antagonis) dengan tatapan berkaca-kaca seperti ‘maho’. Otomatiiiiis! Aku
menganggap drama itu kurang oke karena tokoh utama yang kelihatannya lembek.
Beberapa hari kemudian, aku
mengorek-ngorek isi harddisk eksternal. Seperti biasa... Kalau sedang kumat,
aku tergoda untuk begadang nonton di malam hari. Ada satu judul yang
(seingatku) belum pernah kutonton. Judulnya Bread, Love, and Dream. Aku pun
menontonnya dan masih belum ‘ngeh’ kalau itu serial yang beberapa hari
sebelumnya kutonton.
Cerita awalnya sangat menarik bagiku.
Tentang seorang wanita yang sedang berjuang untuk melahirkan di rumah sakit. Juga
digambarkan seorang nenek sedang berdoa di depan kuil. Ketika anaknya lahir,
wanita tadi pun bertanya pada perawat tentang jenis kelamin anaknya. Adegan pun
berpindah setting. Digambarkan seorang eksekutif muda berbincang dengan
asistennya. Sang asisten mengabarkan mengenai kondisi istri sang eksekutif muda
yang hendak melahirkan. Ternyata sang eksekutif ini adalah suami dari perempuan
yang digambarkan melahirkan tadi. Dan sang eksmud ini lebih memilih untuk
bertemu klien atau kolega apa lah itu daripada menemani istri yang sedang
berjuang untuk melahirkan anak mereka. Ckckck! Laki-laki macam apa ituhh?!? Adegan
berpindah lagi ke rumah sakit. Perawat memberitahukan bahwa anak yang
dilahirkan adalah perempuan. Sang wanita tadi pun menampakkan raut wajah
kecewa. Kemudian datang sang nenek yang tadi berdoa di kuil – yang ternyata ibu
mertua wanita tadi. Ketika tahu bahwa cucunya perempuan, dia pun berkata bahwa
anaknya akan sangat marah (mungkin lebih tepatnya kecewa).
Lalu cerita pun berlanjut. Sang wanita
tadi menemui seseorang, sepertinya, sih, peramal. Dia ingin menanyakan
bagaimana caranya agar dia bisa memiliki anak laki-laki. Sang peramal pun
mengatakan bahwa wanita tadi dan suaminya tidak akan bisa memiliki anak
laki-laki. Dia juga menyebutkan bahwa sang wanita itu serakah. Ingin
mendapatkan apa yang tidak bisa didapatkan adalah serakah, begitu katanya. Lalu
dia pun mengatakan bila dengan orang lain wanita itu bisa memiliki anak
laki-laki, tapi sebelumnya sang suami akan memiliki anak laki-laki dari
perempuan lain. Nah, lho!
Setelah pulang ke rumah, sang wanita ini
mendapati perawat (atau baby sitter?) di rumahnya sedang muntah-muntah.
Ternyata sang perawat ini hamil setelah melakukan tindakan terlarang dengan sang
eksmud. Sudah bisa dibayangkan bagaimana reaksi si istri eksmud ini mengetahui
suaminya selerong (selingkuh dan serong) dengan perawatnya. Dan yang lebih
membuatku sebal adalah si ibu mertua yang mengetahui anaknya melakukan tindakan
terlarang dengan perawatnya tapi tidak menghalangi malah membiarkan. Ibu macam
apa ituhh? Mertua macam apa ituhh??? Kemudian, sang istri eksmud malah
berselingkuh dengan asisten suaminya. Hadeuh!
Kemudian masing-masing wanita itu punya
anak laki-laki. Sang perawat memiliki anak yang diberi nama Kim Tak Gu dan
istri eksmud memiliki anak yang diberi nama Gu Ma Jun. Dalam serial ini
sepertinya diarahkan bahwa tokoh protagonisnya adalah Tak Gu dan antagonisnya
adalah Ma Jun. Tapi, aku justru jatuh cinta pada Ma Jun. Kenapa? Karena aku
merasa nasib Ma Jun jauh lebih mengenaskan dari nasib Tak Gu. Dari kecil Tak Gu
harus kehilangan ibunya yang diculik orang seseorang yang bertato kincir di
tangannya dan dia pun harus hidup menggelandang sambil terus mencari ibunya.
Tapi, menurutku nasib Tak Gu ini tak terlalu malang. Setidaknya dia punya ibu
yang menyayanginya dan ayahnya juga lebih menyayangi dia dibandingkan Ma Jun.
Sedangkan Ma Jun? Di usia yang masih kecil, dia sudah melihat ibunya
berselingkuh dengan asisten ayahnya (atau orang yang dia anggap ayah) lalu
harus mengetahui kenyataan bahwa dia bukan anak kandung ayahnya. Kala itu dia
juga harus melihat neneknya sekarat karena tidak sengaja terdorong oleh ibunya
tanpa bisa menolongnya. Sejak kecil dia juga sepertinya tidak merasakan kasih
sayang ayahnya. Singkat kata, Ma Jun adalah orang yang tumbuh dewasa tanpa pernah
merasakan dicintai. Hingga dia tumbuh menjadi orang yang dingin. Kadang, orang
yang terlihat jahat justru lebih malang. Kehidupan yang pahit seakan ‘memaksa’
mereka menjadi sosok yang dingin dan kejam.
Dalam drama ini, yang paling kuanggap
antagonis adalah si ibu mertua dan si eksmud. Jelas, sikap si ibu mertua yang
menuntut menantunya untuk memberikan cucu laki-laki adalah hal yang kejam dan
tidak masuk akal. Bagaimanapun, jenis kelamin adalah hak prerogatif Tuhan.
Bagaimanapun manusia berusaha agar memiliki anak laki-laki, bila Tuhan
berkehendak memberi anak perempuan, mau apa? Si eksmud ini juga menurutku
antagonis. Meskipun dalam drama ini dia digambarkan sebagai seorang yang baik,
tapi bagiku dia jahat. Tahu, kan, untuk menilai laki-laki kita harus melihat
sikapnya pada keluarganya. Sedangkan sikapnya pada istrinya tidak terlalu baik.
Kalaupun sikap istrinya juga tidak baik, tugasnyalah untuk mendidik dan
meluruskan istrinya. Dia juga membuat Ma Jun merasa tidak disayang. Dan itu
adalah hal yang sangat kejam. Perasaan disayangi dan dicintai adalah hal yang
sangat penting seorang anak. Selain itu, ada satu adegan yang membuatku kesal
yaitu ketika si eksmud ini berbicara dengan ibunya tentang rencana
pernikahannya dengan seorang wanita yang akan menanamkan saham di perusahaan
keluarga mereka (kalau tidak salah begitu adegannya). Wanita itulah yang
kemudian menjadi istrinya yang tidak bisa memberikan anak laki-laki. Ia menikah
dengan wanita yang tidak dia cintai. Mungkin itu sebabnya sikapnya pada istrinya
tidak terlalu hangat. Yaelaaah, kalau tidak cinta kenapa menikahinya? Dan kalau
sudah menikahinya, bukankah harus berusaha mencintainya? Hhh, rumit.
Drama ini mengajarkanku tentang sebab
akibat. Seseorang melakukan tindakan buruk seringkali karena suatu alasan.
Seseorang bersikap jahat, bisa jadi karena dia juga diperlakukan dengan jahat.
Seperti ibu Ma Jun, si istri eksmud. Dia berselingkuh karena berada dalam
tekanan untuk memberikan anak laki-laki padahal sesuai ramalan ia tidak akan
mendapatkan anak laki-laki dari suaminya. Dia melakukan tindakan jahat karena
ibu mertuanya bersikap jahat padanya, merendahkan dia hanya karena tidak bisa
memberikan keturunan laki-laki. Bukan berarti perselingkuhan adalah hal yang
dibenarkan. Juga Ma Jun. Dia bersikap jahat dan dingin karena dia korban
keserakahan orang tuanya. Tumbuh dalam lingkungan yang sangat tidak kondusif,
jauh dari rasa cinta, dengan kenangan buruk, satu hal yang wajar bila dia
menjadi orang yang dingin. Dia bahkan tidak bisa menunjukkan rasa cintanya pada
wanita yang dia cintai. Dia menikahinya dengan cara merebutnya dari Tak Gu dan
mengancamnya. Dia juga menikahi wanita yang dibenci oleh ibunya untuk balas
dendam pada ibunya. Kejam memang. Tapi, tetap saja menyedihkan melihat
ekspresinya yang menahan perasaan, mungkin rasa sakit yang harus ditanggungnya
selama belasan tahun. Tapi, untunglah di akhir cerita Ma Jun bisa berbahagia
dengan istrinya.
Nilai moral dari drama ini antara lain
mensyukuri apa yang kita miliki, salah satunya keturunan. Kalau diberi anak
perempuan saja atau laki-laki saja, ya, tetaplah bersyukur. Jangan serakah.
Nilai moral lainnya, nikahilah seseorang yang kita cintai, kalau tidak bisa
menikahi orang yang kita cintai, maka cintailah orang yang kita nikahi. Nilai
moral lainnya, bisa jadi sikap seseorang yang jahat memiliki alasan yang kuat,
dan bisa jadi kita penyebab orang itu berbuat jahat. Waspadalah!!! Dan satu
lagi nilai moral yang harus diingat: JANGAN PERCAYA PADA RAMALAN! Tindakan
bodoh ibu Ma Jun dalam drama ini karena dia tersugesti oleh ramalan. Jangan
ditiru!
:::)
BalasHapusApa itu arti emoticon-nya?
HapusSebab akibat, kalo suaminya selingkuh, istrinya juga selingkuh ya ndah :D
BalasHapusHahaha, gitu ya? Balas dendam gituh?
Hapussaya suka sekali drama ini ^^
BalasHapusapalagi sama tak gu
Saya mah sukanya Ma Jun :p
Hapusehhh chika juga suka banget pilm ini :D
BalasHapushehehe, ada yang suka juga ternyata.
Hapusyour post is nice.. :)
BalasHapuskeep share yaa, ^^
di tunggu postingan-postingan yang lainnya..
jangan lupa juga kunjungi website dunia bola kami..
terima kasih.. :)
Hehehe, saya udah pernah berkunjung, kok. Cuma nggak meninggalkan komentar. Saya nggak suka bola. Nggak lucu kan kalo saya komentar yang terlalu OOT di sana :D
Hapus