Laman

Rabu, 02 November 2011

Kembali Merangkai Mimpi

Mimpi hari ini adalah kenyataan esok hari. Begitu kata orang.
Maka, bermimpilah. Dan berjuanglah mewujudkan mimpi itu.
Bagiku, sungguh sangat jarang mimpi terwujud dalam waktu singkat. Tapi, aku percaya, bila aku berjuang, mimpiku akan jadi nyata.

Robbii.. Dulu, aku telah membuang semua mimpiku. Dulu, aku menutup semua lembaran cerita mengenai semua yang kudamba. Tapi, hari ini, izinkan aku kembali membukanya. Izinkan aku kembali merangkai mimpi.

Aku masih ingat beberapa daftar mimpi yang pernah kucatat di buku harianku sewaktu tingkat tiga dan direvisi sewaktu tingkat empat.
- jadi programmer.
- jadi ahli bahasa yang menguasai beberapa bahasa asing (Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, dll)
- kuliah di Jepang.
- jadi dosen Statistik Matematika, Matematika Diskrit, Analisis Multivariate
- punya perkebunan organik
Muluk? Mungkin iya. Dengan kemampuan otak yang "sepertinya" terbatas, semua itu tidak mungkin terwujud. Tapi, aku harus selalu ingat apa yang dikatakan Pak Firdaus, kita semua dilahirkan dengan jumlah sel otak yang sama. Kita, bisa sama hebatnya dengan Einstein. Lalu, apa yang membedakan aku dengan Einstein? USAHA. Ya, usaha. Aku kurang berusaha, oh sepertinya malah tidak berusaha sama sekali mewujudkan mimpiku. Aku bahkan mengubur semua mimpiku dalam-dalam. Tapi, hari ini, aku harus berubah. Aku harus kembali mengejar mimpiku. Saatnya belajar. Jangan malas. Bagaimana mau jadi programmer bila belajar membuat program saja tidak pernah? Bisa-bisa ilmu yang didapat sewaktu skripsi dulu hilang tak berbekas. Bagaimana mau jadi ahli bahasa kalau belajar saja tidak pernah? Bagaimana mau menguasai suatu bahasa bila belajar grammar dan kosakata saja malas? Bagaimana mau jadi dosen suatu mata kuliah bila mata kuliah itu saja tak kukuasai? Bagaimana mau punya perkebunan bila uang untuk modal saja tak ada? Semuanya butuh usaha!

Oh, ya. Sepertinya aku perlu merevisi kembali mimpiku yang kuliah di Jepang dan jadi dosen. Tak apa kuliah selain di Jepang, asal ilmu bertambah sama seperti mereka yang kuliah di Jepang. Tak apa tak jadi dosen, asal ilmuku bisa menyamai dosen. Dan untuk meraih semua itu, aku harus belajar. Dan satu lagi, aku harus konsisten. Tidak boleh berhenti di tengah jalan. Hari ini aku memulai, besok lusa dan seterusnya, aku harus terus melanjutkan usah meraih mimpiku. Berjuang!

9 komentar:

  1. dulu aku pernah loh mbak daftar STIS, dan... ngak ketrima :(

    Mbak lulusan STIS ya?

    BalasHapus
  2. @yan Muhtadi Arba:
    Alhamdulillah gak lulus STIS, jadi masuk STAN to?
    Iya, saya lulusan STIS. Salam kenal.

    BalasHapus
  3. iya.. alhamdulillah... tapii ini lagi nganggur, belum ada panggilan magang. Mbak Millati/Indah (manggile biasane apa ya?) lulusan STIS thn berapa?, aku punya kakak kelas loh yang kuliah di STIS.
    sama satu lagi, mbak sekarang di tempatkan dimana?

    salam kenal juga Mbak :)

    BalasHapus
  4. @Yan Muhtadi Arba:
    Millati aja, kalo Indah banyak yang nyamain.
    Aku lulus 2009. Siapa ya kakaknya? Temen seangkatanku bukan?
    Sekarang penempatan di Aceh Barat Daya.

    BalasHapus
  5. Namanya diah klo ngak salah, dia masuk stis berarti tahun 2008. bukan temen seangkatan mbak Millati berarti.

    wuiihh jauh bener ya mbak, ngak tau nih ntr aku ditempatin dimana, entikong mungkin :D

    BalasHapus
  6. @Yan Muhtadi Arba:
    Wah, jauh di bawahku tuh angkatannya.
    Mungkin kamu ntar ditempatin di Manokwari. Mau?

    BalasHapus
  7. Tetep semangat ya mbak~
    Oiya mbak, caranya pasang banner kopi aja kodenya ke tulisann mbak, tapi pasang di html mode. Kalo pas nulis post ada pilihannya di compose dan html, klik yang html. Hehehe~ ayo ikutan :)

    BalasHapus
  8. semangaaattt, wujudkan mimpimu.... ^_^

    BalasHapus
  9. @Sitti Rasuna W & catatanburungpelatuk:
    Makasih..

    BalasHapus

Silakan meninggalkan jejak berupa komentar sebagai tanda bahwa teman-teman sudah membaca tulisan ini.. Tapi, tolong jangan menggunakan identitas Anonim (Anonymous), ya.. Dan juga, tolong jangan nge-SPAM!!!